WHAT SHOULD I DO?

453 43 7
                                    

Vote guys sebelum membacanya :)
.
.
.
.

Cuaca yang sangat damai di sore hari. Membuat manusia pun terus menerus berlalu lalang menikmati sore hari ini.

Angin berhembus begitu syahdu di sekitar taman kota yang terlihat menenangkan duduk di bawah pohon rimbun. hingga membuat kedua human  tersebut enggan ada yang berbicara satupun selama 1 jam lamanya berdiam menutup mulut.

"kakak..." panggil anak kecil berumuran 6 tahun itu.

Soobin yang mendengarnyapun berjongkok mensejajarkan dirinya dengan bocah itu.

"iya? Ada apa adek manis?" tanya soobin sambil mengelus pipi gembul boca itu.

"bisa kakak bantu aku?"

Soobin tersenyum lebar,"bisa sayang. Mau minta bantuan apa?"

"aku punya dua permen. Yang mana harus aku kasih ke anak perempuan seumuranku juga? Apa rasa coklat atau strawbarry?" tanya boca lucu itu sambil nunjukkan kedua permennya.

Jisoo yang merhatikannya ikutan tersenyum senang melihatnya.

"ah dengar, wanita itu identik suka yang manis-manis. Maupun di sebuah perasaan cintanya ataupun perasaan yang ada di dalam setiap makanan. Jadi, kakak kasih tau kalau wanita itu suka yang rasa manis seperti coklat! Apalagi yang seumuran sepertimu pasti suka coklat kan kamunya?"_soobin

Anak itu mengangguk sebagai jawaban iya.

"nah kalau begitu, berikan kepada teman perempuan mu yang rasa coklat. Dan lebih baik anak laki-laki mengalah dari anak perempuan. Kamu faham?" tanya soobin.

"iya aku faham kak. Terima kasih aku pergi dulu! Bye kakak cantik dan ganteng..." ucap selamat tinggal bocah itu dan membuat pipi jisoo merona akan perkataannya.

"kok pipi loe merah?" tanya soobin ketika tahu kalau pipi jisoo memerah.

"a-aah nggak... Ng-nggak kok! Perasaan loe aja gitu!" jawab malu-malu jisoo.

Soobin natapin jisoo lekat banget membuat yang di tatapin merasa malu dan risih sendiri.

"gak usah liatin aku mulu entar jatuh cinta baru tahu!"

"emang dah jatu cinta duluan. Lebih dalam lagi malahan kalau terus melihat wajah kamu terus-menerus!" kata soobin sambil tersenyum hangat.

Jisoo bisa meleleh terus kalau di senyumin kek gituan sama soobin. Gak tahan tuh dia liat yang senyum manis-manis.

"a-apaan sih? Gaje kamu!" ucap jisoo pura-pura main ponselnya.

"kok jadi aku-kamuan anjir lah. Gua tuh gak bisa di giniin :(" batin jisoo.

Soobin terus-menerus terkiki melihat tingkah jisoo yang canggung dan pemalu. Apalagi melihat jisoo yang pura-pura bermain ponsel, soobin malahan semakin menahan tawanya sendiri. Pasalnya, tuh layar ponsel gak keliatan hidupnya. Alias layar ponsel hitam semua.

Jisoo ngelihat ke samping kanan duduknya.

"ih apaan sih kamu? Jangan cekikikan mulu ih sooooobbiiinnn!"

"HAHAAAHAHAHAHAHAAAA...."

"BYE!"

Soobin segera menarik lengan kecil jisoo kembali lagi duduk. Dan kali ini lebih dekat dengan dirinya.

Chup...

Otak jisoo hilang.
Otak jisoo lari-lari.
Jantung jisoo mau keluar.
Mata jisoo mau keluar juga.
Pikiran jisoo ngeblank.
Soobin mencium kening jisoo.

Love Cousin SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang