LONDON

310 28 0
                                    

Harap maklum, jika masih ada typo atau kata-kata yang kurang nyambung. Nanti bakalan ada revisinya.
.
.
.
.
.
🌙🌙🌙🌙


Keesokan harinya...

Teriknya sinar matahari di siang hari, begitu gerah untuk manusia yang sedang beraktifitas ataupun yang sedang rebahan di rumah.
Apalagi untuk seorang siswa yang sedang berlajar dan mata pelajarannya adalah Fisika :) tambah mantul akan kegerahan dan pusing menjadi satu.

Khususnya di kelas 12 IPA² sekarang. Lagi mengadakan ulangan Fisika yang semua muridnya tidak hentinya berbisik tetangga dan menggaruk rambutnya padahal tidak gatal.

"ppsstt... Beomgyu... Oiii..." bisik Soobin yang duduknya besebrangan dengan Beomgyu.

Beomgyu yang emang tuli atau di pura-purakan itu, tidak menoleh sedikitpun ke arah Soobin. Soobin yang kesel daritadi gak di respon, akhirnya menjpretkan karet gelang ke arah Beomgyu.

CTAKK!

"Akhh! Sakit bodoh!" marah Beomgyu.

Soobin senyum miring, "makanya jangan sok tuli! Tuli beneran baru tau loe!"

"Iya-iya. Apa?"

"lihat nomor 5 tinggal satu lagi nih!"

"aihs!! Gua baru juga nunggu jawaban nomor 5!"

Soobin manyunkan bibirnya ke depan beberapa cm.
Kemudian dia mencolek pinggang seseorang yang duduk didepannya.

"Bang! Lihat nomor 5. Loe pasti udahkan jangan bilang belom juga loe!" kata Soobin sedikit berbisik.

Yeonjun langsung kasih kertas jawabannya ke Soobin. Cepat-cepat dia nulisnya takut keburu ketahuan.

"OKAY YANG SUDAH SELESAI BISA LETAKKAN KE MEJA SAYA!" tiba-tiba intruksi dari guru fisika tersebut membuat Soobin kalang kabut. Mana jawabannya banyak banget nomor 5.

"Soobin, udah? Cepetan ih!" bisik Yeonjun yang berada didepan Soobin.

Gresek...

"Ehh! Kurang ajar tuh bocah! Katanya belom selesai!" ujar kesal Soobin yang ngelihat Beomgyu sudah selesai duluan.

"Selamat berfikir abang hahhhaha...!" ejek Beomgyu kemudian keluar membawa tasnya juga.

"Awas loe!"

"Bin udah belom ihs!"

"iya nih sedikit lagi,"

"Nah!" sambung Soobin memberikan kertas Yeonjun.

Buru-buru mereka berdua kumpulkan jawaban ke depan. Dan keluar kelas sambil membawa tas nya masing-masing.

.
.
.
.
.

"Semuanya sudah kan sayang?"

"Sudah pa,"

"Kok kamu lesu gitu sih? Kamu gak suka sama ide papa begini? Gak sayang sama papanya lagi?"

"Bukan begitu pa!" jawab Jisoo masih kesal ke papa nya.

"Hati-hati kalian berdua disana ya!" ucap Rose terus meluk Jisoo yang akan pergi ke London.

"Gak ada lagi sahabat gila gua ini!"

"Heh! Sembarangan!" kata Jennie geplak jidat Lisa.

"Kami berdua pasti merindukan kalian. Jaga diri kalian disana! Dan cepatlah kembali," ujar Rose sedih ngeliat ke 2 sebagian sahabatnya pergi jauh ke negara orang.

Love Cousin SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang