Destiny-Fuyuki City(2)

28 1 0
                                    

Selena dan nama keluarganya adalah Anastasia. Dia merupakan penyihir berbakat yang akan ditunangkan denganku, namun pada hari itu aku lari, lari meninggalkan takdir yang harus aku terima.

Dimalam itu aku melarikan diri dan berdiam pada suatu Stadium. Aku berencana untuk bermalam disana, namun tak lama setelah duduk di Stadium itu, aku mendengar suara yang cukup keras terlebih lagi diikuti oleh bunyi ledakan.

Karena rasa ingin tau ku pada hari itu, aku memutuskan untuk mencari sumber suara dan tibalah aku pada suatu area bangku penonton dan disanalah aku melihat sosok kesatria yang memegang pedang emas nan bersinar itu, melawan sosok yang memakai armor emas dan menerbangkan senjata bagaikan senjata-senjata itu adalah proyektil misil.

Tak lama berseling ada seorang berpakaian jas hitam yang datang kesana, dia membantu kesatria dengan pedang emas itu. Pada saat bersamaan, kesal tercermin dari wajah sosok dengan armor emas. Lain dari ekspresi mereka berdua, laki-laki berjas hitam itu menatap ke arah sebuah cawan yang bersinar dengan tatapan dingin.

Pada hari itu, aku tidak tau bahwa hubungan mereka adalah antara master dan servant. Laki-laki itu menaikan tangannya dan seakan memberi perintah kepada kesatria di depannya.

Kesatria itu terkejut dan pada saat yang bersamaan pedang yang dipegangnya bersinar sangat terang dengan hanya melihatnya aku tau itu adalah kekuatan sihir yang kuat dan dialirkan ke pedang miliknya.

Kesatria itu mencoba menolak, namun seakan tak bisa mengendalikan dirinya sendiri dia mengangkat tangannya. Hari itu, sinar yang aku lihat di pedang milik kesatria itu sangatlah terang, pedang itu mengumpulkan bola-bola cahaya bak kunang-kunang dimalam hari yang masuk saat mendekati pedang itu.

Yang aku tidak tau adalah bahwa pedang itu akan membela cawan dan menyebabkan Neraka di kota itu. Energi sihir yang dikeluarkan pedang tersebut saat di ayunkan benar-benar kuat sampai cahaya nya menembus langit Stadium.

Sesaat setelah pedang itu membela cawan menjadi dua. Potongan dari cawan terhempas ke langit dan membentuk suatu lubang hitam raksasa. Sebelum aku menyadarinya lubang raksasa itu telah menumpahkan isinya dan membakar kota mulai dari Stadium tersebut.

Hari itu aku mengira bahwa aku akan mati, namun pada saat yang bersamaan kakekku muncul dan menahan tumpahan lubang tersebut. Dia memerintahkanku untuk lari, maka aku lari meninggalkan kakek yang menyelamatkanku.

Tumpahan benda itu membakar setengah dari keseluruhan kota. Aku mencoba mencari sisa keluargaku, di tempat evakuasi dan disana aku bertemu dengan Selena yang sedang memeluk Adikku yang tengah menangis di bekapannya.

Aku mencoba untuk mendekatinya dan sesaat setelah dia menyadari diriku ia langsung melepaskan pelukan Adikku dan mulai berlari ke arahku.

"Apa yang kau pikirkan! Kenapa kau melarikan diri, melakukan hal bodoh itu kau tau apa yang terjadi! Orang tuamu yang mencarimu ditemukan meninggal dengan luka bakar di seluruh tubuhnya, bahkan (snif) orang tuaku juga...mereka menghawatirkanmu karena kota Fuyuki diisi oleh banyak penyihir." Tumpahan dari lubang hitam itu membanjiri kota dengan sangat cepat sampai-sampai banyak korban yang berjatuhan termasuk orang tua Selena.

Selena seketika menciptakan sebuah pedang dari sihirnya, itu adalah kali pertama aku melihat sihirnya, ia mengarahkan pedangnya ke arahku dengan tatapan yang penuh kesedihan, kemarahan, kekesalan, ketakutan.

"Aku minta maaf Selena." tak ada hal lain yang dapat aku katakan padanya. Selena menggenggam pedang tersebut dengan tangan yang gemetaran dan pada akhirnya dia menjatuhkan pedangnya dan mulai terduduk di tanah sambil menangis.

Menurut penjelasan dari Adikku saat ia telah membaik, aku mendapat informasi tentang apa yang terjadi disaat aku melarikan diri. Ayah masih bersikeras untuk menikahkanku dengan Selena, dengan alasan supaya aku dapat belajar mengendalikan sirkuit sihirku dengan baik.

Setelah aku melarikan diri keluarga Selena menyarankan untuk mencariku karena kekhawatiran mereka akan kota Fuyuki yang ternyata lebih di dominasi oleh penyihir, baik yang memiliki keluarga, maupun tidak.

Di dalam diri manusia telah ada yang namanya mana, sebuah tenaga sihir yang besarnya tergantung dengan manusianya sendiri dan bagaimana mereka mengendalikan sirkuit sihir mereka. Maka di kota yang di dominasi oleh penyihir ini tak sedikit orang-orang yang dapat menggunakan sihir, walau tak memiliki keluarga sihir.

Namun tak ada yang mengira bahwa malam itu akan berubah menjadi neraka. Orang tua Selena ditemukan tewas dengan luka bakar disekelujur tubuhnya. Sama seperti keluargaku.

Pada hari itu aku telah menangung kematian lima orang yang peduli denganku. Setelah kejadian itu Aku, Selena dan Adikku ditemui oleh assosiasi penyihir menara jam dan diundang mereka untuk masuk ke assosiasi mereka, karena alasan untuk menanggulangi korban penyihir, akibat penyihir yang mengakibatkan bencana pada hari itu.

Fate/DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang