Chapter 1

5.5K 384 16
                                    

  Untuk kesekian kalinya sejak dua tahun yang lalu, ia terbangun dalam keadaan terengah. Bagaimana tidak? Ia kembali memimpikan cedric diggory, kakaknya yang meninggal pada saat turnamen triwizard karena dibunuh oleh pettigrew atas perintah voldemort.

  Ia menyapu keringat yang telah membasahi dahinya setelah itu dengan perlahan keluar melewati lukisan nyonya gemuk. Ia terus berjalan melewati koridor yang gelap hingga ia sampai di menara astronomi tanpa diketahui oleh satu pun guru atau prefek yang sedang berjaga atau berpatroli.

  Di amatinya bintang-bintang yang memancarkan gemerlap cahaya indah dan bulan yang ia yakin sekali pasti memantulkan cahayanya ke danau. Danau, ia kembali mengingat kakaknya yang saat itu menyelam ke dalam danau untuk menyelesaikan tantangan kedua. Sialan, mengapa ingatan-ingatan itu terus berputar tanpa membiarkannya beristirahat dengan tenang.

  Sayup-sayup ia dapat mendengar langkah kaki yang datang mendekat ke arahnya. Jantungnya berdegup kencang tapi kakinya sama sekali tidak dapat di gerakan. Ia panik. Jangan sampai ia mendapatkan detensi karena berkeliaran pada malam hari.

"Apa yang kau lakukan di sini diggory?"

Perlahan ia memutar tubuhnya ke arah laki-laki berambut pirang yang sedang menatapnya dengan tatapan heran karena tidak biasanya ia menemukan ada perempuan yang berani berkeliaran sendirian pada malam hari seperti ini.

"A-Aku…aku hanya tidak bisa tidur." jawabnya kemudian langsung merutuki dirinya sendiri karena jawaban konyol yang baru saja ia ucapkan.

  Sebuah seringai kecil terukir di wajah laki-laki tersebut. Ia berjalan mendekati gadis yang sedang berdiri ketakutan di hadapannya. Andara, itulah nama gadis itu. Andara yang berarti cahaya kesempurnaan dan kecantikan memang tepat untuk gadis secantik dirinya. Amos memang beruntung karena memiliki anak setampan cedric dan secantik andara.

"Alasan yang kurang tepat diggory," ucap laki-laki itu"Kau tidak harus berkeliaran jika tidak bisa tidur."

Andara menatap mata laki-laki itu setelah ia merasa bahwa keberaniannya yang sempat hilang telah kembali.

"Lakukanlah apa yang kau inginkan, malfoy." ujarnya"Aku tak peduli jika aku harus menjalani detensi karena hal ini."

"Dengar diggory. Aku tidak akan melaporkanmu karena suasana hatiku sedang baik, dan menurutku sikapmu itu sangat tidak pantas karena aku telah membantumu." malfoy membalas tatapan gadis itu. Ia berbohong, sebenarnya ia tidak akan melaporkan andara bukan karena suasana hatinya sedang baik, melainkan karena ia sangat menyukai gadis itu.

"Sekarang aku akan mengantarmu kembali ke asramamu." ujar malfoy seraya menarik tangan andara yang hanya bisa pasrah karena genggaman tangan malfoy yang terlalu kuat untuk ia lawan, mungkin laki-laki itu benar-benar tidak mau ia berkeliaran.

Malfoy meninggalkan andara tepat di depan lukisan nyonya gemuk. Gadis itu mengatakan kata kunci lalu masuk ke dalam asrama gryffindor walau ia sempat mendapatkan omelan dari nyonya gemuk yang merasa terganggu.

  Setelah memastikan semuanya aman, ia pun masuk ke dalam kamar dan membaringkan tubuhnya di atas kasur. Menarik selimutnya hingga menutupi dada dan-

"Kau masih belum tidur andara?" tanya hermione yang sedikit terbangun.

Andara menggeleng pelan seraya mengerling kepada hermione"Aku akan segera tidur, lebih baik kau lanjutkan tidurmu." jawabnya lembut dan temannya itu kembali melanjutkan tidurnya. Ia tersenyum menatap hermione yang sedang tertidur dengan damai tanpa takut di hantui oleh memori-memori yang selalu membayangi seperti andara.

"Ayolah andara, kau juga harus tidur." ucap andara kepada dirinya sendiri sesaat sebelum ia menutup matanya dan mulai terlelap.

⚡⚡⚡⚡

  Keesokan harinya, andara berjalan sendirian menuju ke kelas ramuan. Jujur ia masih mengantuk gara-gara terbangun semalam. beberapa kali ia menguap, berharap ia bisa mendapatkan waktu untuk tidur lagi sekarang.

  Ia terus berjalan hingga seseorang menabraknya dari belakang hingga ia terjatuh. Andara menghela nafas. Berusaha untuk mengatur emosi yang mulai menggebu di dalam dadanya. Ia bangkit lalu menatap orang yang menabraknya dengan tatapan menantang.

Pansy parkinson, gadis itu tersenyum puas karena berhasil membuat andara kesal. Ia melipat kedua lengannya di depan dada dan ia berjalan mendekati andara.

"Kau kesal diggory?" cibirnya

Andara memutar bola matanya. Ia sama sekali tidak merasa terintimidasi oleh pansy, malahan sebenarnya pansy-lah yang mulai merasa terintimidasi oleh tatapan dan wajah andara yang tenang namun mengancam.

"Untuk apa aku kesal hanya karena orang yang bahkan keberadaannya tidak pernah kurasakan? kau bodoh pansy, sungguh-sungguh bodoh. Kau berusaha untuk mencari masalah denganku, kau berusaha untuk mencari masalah dengan orang yang tak pernah mempunyai sedikit pun fikiran untuk untuk berurusan denganmu." ucap andara dengan nada suara yang tenang seakan-akan tidak terjadi apa-apa.

"Kita memang mempunyai masalah, dan masalah itu muncul karena kau telah…."

"Apa yang kau lakukan di sini pansy?" potong malfoy seraya berjalan ke tempat pansy dan andara berdiri"Kelas akan dimulai sebentar lagi, jangan sampai slytherin harus kehilangan poin karena ada yang terlambat."

Pansy mengangguk. Ia menarik tangan malfoy yang langsung melepaskan pegangan tangannya. Mengernyit kesal kepada malfoy sebelum benar-benar meninggalkan malfoy dan andara berdua.

  Andara menatap malfoy dari atas hingga bawah lalu kembali lagi menatap wajah laki-laki itu. Ia tidak habis fikir kenapa sejak kejadian tadi malam, ia menjadi lebih sering bertemu dengan malfoy.

"Jangan menatapku seperti itu, andara." malfoy tersenyum kecil

  Seperti ada sesuatu yang aneh saat malfoy menyebut namanya dengan nama depannya. Tidak biasanya malfoy memanggil orang lain dengan nama depannya, laki-laki ini benar-benar membuatnya kebingungan.

  Tanpa ia sadari, ia membalas senyuman malfoy. Walaupun ia adalah teman dekat harry, sebenarnya ia tidak membenci malfoy seperti harry, ron, dan hermione. Mungkin terkadang ia merasa kesal, tapi ia memang tidak terlalu mudah membenci seseorang.

"Lebih baik kita ke kelas sekarang!" ajaknya tanpa mempedulikan ekspresi bingung yang tergambar di wajah andara.

"Uhm…draco," ucap andara pelan"Bukankah aneh jika gryffindor dan slytherin berjalan bersama?, lagipula aku adalah teman dekat harry, walaupun sebenarnya aku tidak mempunyai masalah dengan mu."

Malfoy mendengus pelan, kekesalan terukir jelas di wajahnya. Andara bahkan tak tahu mengapamalfoy tampak sekesal ini, atau mungkin…ah, ia menyesal telah mengucapkan hal seperti itu. Malfoy pasti merasa tersinggung sesalnya dalam hati.

"Maafkan aku." gumam andara tanpa menatap malfoy.

"Tidak perlu meminta maaf, lagipula itu memang benar." sahut malfoy"Tapi masalahnya, saat ini aku sedang tidak peduli dengan semua itu.

A/N
Holaaaaaaaaaaaaaa
Jangan lupa vote yakkk

LegilimensTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang