chapter 3

2K 271 2
                                    


  Hari-hari setelah itu berlalu seperti biasanya. Tak ada yang curiga dengan apa alasan andara tidak ikut ke hogsmead minggu lalu, selain harry. Sebenarnya harry sempat menaruh kecurigaan pada andara karena dia dan malfoy tidak ikut ke hogsmead secara bersamaan, tetapi sudahlah lagipula tidak mungkin apa yang ia fikirkan itu benar, atau mungkinkah itu memang benar?

  Untuk kesekian kalinya andara menguap. Tak peduli seberapa keras usahanya untuk menahan kantuk, rasa kantuk itu tetap datang. Sesekali ia tertidur tetapi selalu dibangunkan oleh hermione yang tengah mencatat semua penjelasan profesor binns.

"Berapa lama lagi hermione?" tanyanya kesal kepada hermione.

  Hermione mengerling ke arahnya. Mengangkat bahu. Lalu kembali mencatat. Andara mendengus pelan, ia dapat mendengar sebuah suara siulan kecil dari arah belakang. Ia pun mencari siapa pemilik suara tersebut dan ia menemukan bahwa pemilik suara itu adalah malfoy, malfoy yang sedang berusaha untuk mengganggu harry.

  Andara memutar kedua bola matanya kemudian pandangannya beralih kepada harry dan ron. Mereka berdua tampak berusaha untuk menahan amarah, tentu saja mereka tidak ingin mendapatkan detensi karena membuat kekacauan di kelas profesor binns. Ia mencoba untuk mengajak mereka berbincang namun tanggapan yang diberikan oleh teman-temannya sangat tidak sesuai dengan yang ia harapkan hingga akhirnya andara memutuskan untuk segera beranjak saat pelajaran sejarah sihir selesai.

"Andara." harry berlari, ia mengejar andara. Gadis itu menghentikan langkahnya.

  Harry menatap gadis itu. Tatapan yang benar-benar tidak dapat ia mengerti. Andara merasa jantungnya berdebar, sebisa mungkin ia menghindari kontak mata dengan harry.

"kenapa kau tidak ikut ke hogsmead?" tanyanya langsung ke inti. Andara memutar bola matanya kemudian menyunggingkan sebuah senyuman yang lebih terlihat seperti senyum kesal.

"Sudah kukatakan berapa kali harry, aku memang sedang tidak ingin pergi ke hogsmead dan...dan aku menjadi sering memimpikan cedric, jadi aku menjadi tidak semangat, harry." jawab andara.

"Tapi malfoy juga tidak ikut ke hogsmead." tukas harry. Sepertinya ia curiga kepada gadis itu"Aku hanya tidak ingin kau dekat dengannya andara, dia akan membawa pengaruh yang buruk untukmu."

  Terlihat senyum tipis di bibir andara, ia menghela nafas sebelum ia berkata"Jadi kau fikir aku dan malfoy-" ia terkekeh pelan"Aku membuat keputusanku harry, itupun jika aku memang memutuskan untuk bersama dengannya. Lalu sekarang aku ingin bertanya, bagaimana denganmu dan cho dulu, atau kau dan ginny? Apakah sekalipun kau pernah memikirkan perasaanku? Aku tahu sekarang kau tidak lagi merasakan hal yang sama harry, aku tahu itu tapi...Kau menyukai cho saat kau masih bersama denganku, dan pada tahun berikutnya kau bersama dengannya...bersama dengan mantan kekasih kakakku...mantan kekasih cedric." andara menyapu air matanya lalu berlari meninggalkan harry yang masih termenung, memikirkan semua perkataan gadis yang-pernah menjadi orang yang-sangat ia cintai.

⚡⚡⚡⚡

  Beberapa hari kemudian, mereka tidak saling bicara. Harry merasa canggung untuk memulai pembicaraan dengan andara sementara andara, gadis itu menyesal karena tidak seharusnya ia mengatakan hal seperti itu kepada harry.

  Andara yang kebetulan adalah seorang penyihir metamorphmagus seringkali mengubah warna dan gaya rambutnya dengan gaya dan warna yang berbeda-beda untuk mengecoh hermione dan ron yang seringkali mencarinya untuk menanyakan apa yang terjadi di antaranya dan harry. Ia juga harus berpura-pura tidur lebih awal karena ranjangnya terletak di sebelah kanan ranjang milik hermione. Kali ini andara benar-benar berusaha untuk menghindari sahabat-sahabatnya itu.

  Tentu saja hal itu sering membuat mereka berdua-terutama hermione-menjadi kesal. Pada setiap jam pelajaran, ia akan lebih memilih untuk duduk dengan orang lain. Seperti neville atau yang lainnya.

  Hari ini andara memutuskan untuk duduk di sebelah sheamus yang berarti ia hanya terhalang beberapa anak dengan harry. Ia menghabiskan makan malamnya tanpa banyak bicara, sesekali ia tertawa karena lelucon yang dilontarkan oleh dean, sesekali ia menjawab pertanyaan tentang pelajaran ramuan yang di ajukan oleh neville, dan sesekali ia harus berpura-pura tidak melihat harry yang ia tahu sedang memperhatikannya.

  Ia menoleh ke belakang saat ada seorang anak hufflepuff yang ingin berbicara dengannya. Ia pun mengangguk lalu mengikuti langkah lelaki tersebut. Mereka berhenti di depan aula besar. Lelaki tersebut mengeluarkan sebuah buku harian lalu menyerahkannya kepada andara.

"Apa ini?" tanya andara bingung seraya menerima buku itu.

Lelaki itu terkekeh"Tentu saja itu adalah buku." jawabnya"Buka saja jika kau penasaran, lagipula buku itu memang telah menjadi milikmu sekarang."

  Andara mengernyit sembari membuka halaman pertama buku itu. Hati andara mencelos saat melihat nama pemilik buku tersebut. Bukan...tentu saja buku itu bukan buku harian tom riddle seperti yang pernah ginny miliki, menurutnya buku ini jauh lebih berharga, buku ini milik kakaknya...buku yang sekarang ia pegang adalah buku milik kakaknya.

"Mengapa buku ini bisa ada padamu?" andara menatap lelaki itu dengan pandangan penuh tanda tanya.

"Cedric yang menyuruhku untuk memberikannya kepadamu, ia memberikan buku itu kepadaku sehari sebelum tantangan terakhir. Ia bilang sebenarnya ia ingin memberikan buku ini saat kalian berdua telah dewasa...tetapi cedric mempunyai firasat-" ia terdiam selama beberapa saat"Jadi ia menyuruhku untuk memberikannya kepadamu. Maaf karena aku baru memberikannya sekarang...Karena tahun kemarin...kau tahu...umbridge."

  Andara tersenyum"Terima kasih justin." ucapnya kepada lelaki hufflepuff bernama justin finch-fletchley tersebut lalu ia cepat-cepat pergi ke asramanya. Ia tak sabar ingin mengetahui apa saja isi buku harian kakaknya.

LegilimensTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang