"Kau kehilangan satu batu lagi." ujar cedric seraya mengacak rambut andara, gadis itu mendengus kesal karena ia memang tak pandai dalam bermain gobstones, dan sekarang untuk kesekian kalinya ia kalah dari kakaknya.
"Aku tidak ingin disemprot lagi, ced." rengek andara.
"Baiklah, kita berhenti sampai disini, ayo tidur, besok kita akan menonton piala dunia quidditch." ia merapikan gobstones yang baru saja mereka mainkan.
Beberapa saat kemudian, semuanya menjadi gelap. Tetapi tak lama kemudian, mulai terlihat kobaran api dan teriakan dari seluruh penjuru.
Gadis itu terjatuh, menatap sekitar lalu melihat harry, ia berusaha untuk mengejarnya tetapi tangannya ditarik oleh cedric yang langsung membawanya ke portkey bersama dengan amos.
Cedric merangkul andara sepanjang perjalanan pulang seakan jika ia melepaskan andara, adiknya itu akan terluka atau diserang oleh para pelahap maut.
"Terima kasih, ced." ucap andara pelan. "Apakah menurutmu voldemort kembali?"
Cedric mengernyit kemudian menepuk bahu andara, "Aku tidak tahu, tapi apapun yang terjadi, jangan membahayakan dirimu sendiri tahun ini." senyuman yang ia berikan pada akhir kalimat membuat andara tenang.
"Aku tidak bisa janji." jawab andara, "Kau yang seharusnya tidak membahayakan dirimu sendiri, aku kan sudah berhasil melewati bahaya selama tiga tahun berturut-turut." gadis itu tersenyum jahil.
"Terserah kau saja, kau, harry, ron, dan hermione memang tidak dapat dipisahkan."
Andara mengangguk pelan kemudian semua itu tergantikan dengan semua orang berlari kepada mayat seorang lelaki, ayahnya memeluk tubuh itu, tubuh cedric.
Dan ia terbangun, terbangun dengan keringat di dahinya. Dengan cepat ia mengambil sesuatu di bawah kasurnya kemudian mengucapkan mantra lumos untuk menerangi foto yang sedang ia pegang.
Kebahagiaan terpancar dengan jelas dari wajah cedric, tak ada yang menyangka bahwa tahun itu akan menjadi tahun terakhirnya di hogwarts, atau lebih parahnya lagi di dunia ini.
⚡⚡⚡⚡
"Maafkan aku," ucap andara tepat saat air matanya mulai mengalir deras di dalam pelukan harry. "Aku mencintai malfoy, tapi aku tidak pernah mengira hal itu akan terjadi, maafkan aku, aku memang bodoh, aku lebih memilihnya dibandingkan kalian."
Tangan harry mengusap rambut hitam andara yang perlahan kembali berubah menjadi cokelat. Ada rasa sesak di dadanya saat gadis itu menangis, ia tak tega, ia telah melupakan semua kesalahan andara.
Ia tak ingin gadis itu menghukum dirinya sendiri, "Sudahlah andara, tidak apa-apa." ucap harry lembut.
"Tapi-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Legilimens
FanfictionSelama ini ia tidak pernah mengira bahwa ia akan mencintai musuh bebuyutan sahabat sekaligus mantan kekasihnya sendiri. Setiap ia berada di dekat laki-laki itu, ia selalu merasakan kehangatan yang selalu ia rindukan. Namun disaat perasaannya untuk l...