Chapter 14 [The other ghost inside the toilet]

1.4K 196 0
                                    

"Andara, aku... tidak bermaksud-" harry menutup mulutnya, andara tidak bodoh, ia tidak akan percaya dengan kebohongannya, sekeras apapun usahanya untuk mengelak, gadis itu tidak akan berhenti.

"Kau adalah keturunan voldemort." tukas harry cepat.

Andara mengernyit tak percaya, sesaat kemudian menundukkan wajahnya. Tidak mungkin, harry pasti bohong, tidak mungkin ia keturunan dari makhluk sebengis dan sekeji itu. Orang yang telah menumpahkan banyak air mata, orang yang telah menjadi penyebab terbunuhnya cedric.

Kedua lututnya serasa lemas, ia terjatuh di lantai. Ini adalah hal yang ia takutkan, ternyata benar tebakannya, orang yang kata slughorn mirip dengannya adalah tom riddle.

Harry berlutut, menatap gadis itu. "Dumbledore yang memberitahuku, aku sangat tidak menyangka." ia mendekap gadis itu, membiarkan gadis itu menangis di dalam dekapannya.

"Apakah cedric juga?" tanya andara seraya menyapu air mata yang mengalir di pipinya.

"Tidak," jawab harry ragu.

Seperti ada petir yang menyambar otaknya, ia menatap wajah harry kemudian, "Jadi aku bukan anak keluarga diggory?" tanyanya.

Anggukan kecil dari harry yang menjawab pertanyaan itu. "Dumbledore yang memberitahuku." bisiknya.

"Tinggalkan aku sendiri." pintanya setenang mungkin. "Aku sedang ingin sendiri."

⚡⚡⚡⚡

Hai ayah

Maaf aku baru bisa menjawab suratnya sekarang. Pelajaran tidak terlalu sulit, hanya saja aku baru saja mengetahui sesuatu yang mengejutkan.

Yeah, memang sangat mengejutkan bagiku karena orang-orang menyembunyikan rahasia besar ini dariku.

Aku tahu bahwa aku bukan anak kandungmu, tapi aku tidak tahu siapa orang tua asliku, bisakah kau memberitahuku?

Tidak penting aku mengetahui semua ini darimana.

Andara

Ps:aku suka gelang yang kau beri.

Setelah selesai mengirim surat, ia pun keluar dari owlery. Tidak banyak yang berubah sejak ia mengetahui bahwa ia adalah keturunan voldemort. Namun, hanya ada satu hal yang ia takutkan, ia takut berita ini akan menyebar.

Ia menaiki tangga, berpura-pura seakan ia baik-baik saja. Tetapi langkahnya terhenti saat mendengar tangisan myrtle dari toilet cewek, dan ia memutuskan untuk masuk ke dalam sana.

"Myrtle, kau membuat beberapa anak kesal!" tegur andara.

"Kau! Mau apa kau kesini?" sahut myrtle. "Kau dan temanmu yang telah membuatnya terluka! Dan kau mirip sekali dengan orang yang telah membuatku terbunuh, kau mirip...."

"Tom riddle, aku tahu," potong andara, "Aku hanya ingin kau berhenti."

"Yeah, suaramu membuat telingaku sakit, walaupun aku tidak lagi merasakan sakit." ujar seorang hantu anak laki-laki yang tiba-tiba melayang menembus dinding.

Kedua bola mata andara terus mengikuti hantu asing itu, bertanya-tanya siapakah hantu itu, karena selama ini ia belum pernah melihatnya.

Hantu itu berhenti di sebelah kanan andara kemudian melipat kedua tangannya di dada. "Kau gadis yang memeluk si pirang di toilet cowok kan?" ujarnya dengan nada mencemooh, "Tentu saja kau tidak mengenalku," kemudian ia mulai melayang, "Namaku duncan ashe, aku menempati toilet cowok, tapi aku tidak seperti myrtle yang sering mencari sensasi dengan menangis sekeras-kerasnya. Sebaliknya, aku lebih memilih tidak ada yang mengetahui tentangku."

"Jika kau menempati toilet cowok, berarti kau tahu apa yang terjadi pada draco?"

"Tentu saja iya," duncan menyeringai puas kemudian meluncur melewati dinding.

Andara menghela nafasnya. Putus asa. Melangkahkan kakinya kembali ke asramanya. Ia tidak dapat berhenti memikirkan duncan ashe, hantu yang baru saja ia temui.

Baru beberapa langkah ia masuk ke dalam ruang rekreasi gryffindor, langkahnya dicegat oleh harry, yang menatapnya canggung.

Ia tersenyum, berusaha untuk menunjukkan bahwa ia baik-baik saja. Walaupun sebenarnya sia-sia, karena sorot matanya tak dapat berbohong.

"Hai harry," ujarnya ceria, "Aku baru saja pergi ke owlery untuk mengirim surat kepada ayah... dan sekarang aku bosan, kau mau kan menemaniku ke danau?"

"Y-Yeah, tentu saja." jawab harry, andara mengambil tangannya kemudian mereka berdua berjalan ke danau.

⚡⚡⚡⚡

  Mereka sampai di danau. Hembusan angin segera menerpa wajah mereka berdua, andara tersenyum, semua ini membuatnya merasa lebih... hidup.

"Gelang yang indah." ucap harry saat melihat pergelangan tangan andara yang ditutupi oleh sebuah gelang yang terbuat dari logam berwarna putih dengan sebuah permata kecil.

"Ayahku yang memberikannya, untuk menjaga emosiku," andara memutar-mutar gelang itu dipergelangannya.

"Maksudmu?" tanya harry bingung dengan maksud dari "Menjaga emosi" dari perkataan andara.

"Jadi aku mengirim surat kepada ayah bahwa belakangan ini aku sering tidak bisa menjaga emosiku, lalu ia mengirimkan gelang ini, ayah bilang dia tidak ingin sampai aku kehilangan gelang ini, dan masalahnya gelang ini akan semakin melonggar setiap kali aku marah dan kemungkinan besar gelang ini akan terlepas dari tanganku." terang andara.

"Baiklah, aku mengerti sekarang." ujar harry.

"Jadi... " ujar andara seraya memanjat pohon di dekat danau sementara harry duduk dibawah pohon tersebut. "Ceritakan aku sesuatu."

Harry mengernyit, "A-Apa?" tanyanya salting, ia mendongak kepada andara yang sedang terkekeh di atas sana.

"Sudahlah harry, kalian berdua saling mencintai, aku mendukungmu." ucap andara, "Jika kau mau aku bisa mengurus ron."

"Sudahlah andara, ron tidak akan setuju." jawab harry.

  Andara berdecak, "Kau ini," ia melompat ke bawah pohon -ia memang sering melakukan hal ini bersama cedric- yang tentunya mengejutkan harry. "Mudah menyerah, seharusnya jika kau benar-benar menyukai, menyayangi, ataupun mencintai ginny, kau harus tetap memperjuangkannya." ia terdiam, kata-kata yang baru saja ia katakan membuatnya teringat pada malfoy.

"Kau kenapa?" tanya harry, ia menyadari perubahan di wajah andara.

"Tidak ada apa-apa, aku hanya membayangkan akan lahir seorang anak berambut merah yang mirip denganmu." jawab andara seraya tertawa. "Pasti menggemaskan."

Harry memutar bola matanya lalu berjalan mendekati gadis itu, ia merindukan gadis itu, ia sangat merindukan sahabatnya yang telah menjauhinya belakangan ini.

Dan yang lebih mengejutkan adalah gadis itu memeluk harry, pelukan seorang sahabat lama yang sangat dirindukan, kemudian berbisik, "Aku merindukanmu."




LegilimensTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang