Chapter 9 [In The Madam Malkin's]

1.4K 200 1
                                    

Andara menghentikan ciumannya. Ada rasa sedih yang mengelilingi hatinya, ia tahu malfoy mencintainya tapi mereka tak akan pernah bisa bersama. Ia memang penyihir berdarah murni, ia juga jarang beradu mulut atau bertengkar dengan malfoy, tapi ia tidak yakin jika orang tua malfoy akan menerimanya.

Ia ingat saat ia bertemu dengan narcissa di toko madam malkin saat ia sedang menemani harry membeli jubah baru disana. Dari kejadian itu, sepertinya wanita itu tidak akan menyukainya.

"Draco, orang tuamu pasti akan marah jika tahu semua ini." ucap andara parau.

Malfoy mengernyit tak mengerti"Ibuku sedikit menyukaimu" ujarnya"Ia sedikit menyukaimu saat bertemu denganmu di toko madam malkin, ia menyukaimu karena kau mencoba untuk menenangkan harry."

⚡⚡⚡⚡
Berbulan-bulan yang lalu

Harry, ron,hermione, dan andara memasuki toko kecil itu bersama-sama. Sekilas toko itu tampak kosong, namun ketika pintu terayun menutup di belakang mereka, terdengar suara yang sudah tak asing dari balik rak jubah resmi hijau dan biru berkelip-kelip.

"...bukan anak-anak lagi, kalau ibu belum memperhatikan...aku bisa belanja sendiri."

Terdengar decakan dan suara yang mereka kenali sebagai suara madam malkin berkata, "Nak, ibumu benar, tak seorang pun dari kita boleh bepergian sendiri lagi, ini tak ada hubungannya dengan soal masih anak-anak-"

"Hati-hati menusukkan jarumnya!"

Seorang remaja pria berwajah runcing, pucat, dan berambut pirang muncul dari balik rak memakai jubah keren hijau tua dengan jarum pentul berkilat-kilat di sekitar bawah dan ujung-ujung lengannya.

Dia berjalan ke cermin dan memandangi bayangan dirinya sendiri. Andara mendengus pelan, bukan karena kesal dia harus bertemu malfoy namun karena ia tidak ingin ada keributan yang tercipta di tempat ini.

"Kalau ibu bertanya-tanya bau apa ini, baru saja ada Darah-lumpur masuk." kata malfoy.

"Kurasa tak perlu bicara begitu!" kata madam malkin, bergegas dari balik rak pakaian, memegang meteran dan tongkat sihir. "Dan aku juga tak mau ada tongkat sihir dicabut dalam tokoku!" dia menambahkan buru-buru, karena ketika mengerling ke pintu dilihatnya harry dan ron berdiri dengan tongkat teracung ke arah malfoy.

Hermione yang berdiri di samping andara, berbisik, "Jangan, sungguh, tak berharga..."

"Yeah, memang kalian berani menggunakan sihir di luar sekolah," seringai malfoy"Siapa yang menghitamkan matamu, granger?aku ingin mengirimi mereka bunga."

"Sudah cukup!" kata madam malkin tajam, menoleh meminta dukungan. "Madam-tolong-"

Narcissa malfoy melangkah dari balik rak pakaian. "Singkirkan tongkat sihir kalian," katanya dingin kepada harry dan ron. "Jika kalian menyerang anakku lagi, akan kupastikan itu hal terakhir yang kalian lakukan."

"Sungguh?" kata harry seraya maju selangkah"Mau minta rekan-rekan pelahap maut untuk menangkap kami, ya?"

Andara memekik, menurutnya tidak seharusnya ia mengatakan hal itu kepada narcissa. "Harry, tak seharusnya kau mengatakan itu...singkirkan tongkat sihirmu harry."

Namun harry tidak menurunkan tongkat sihirnya. Andara pun melangkah sehingga sekarang ia berada di samping harry. Ia berbisik"Ayolah harry, Ini tidak akan ada gunanya."

Narcissa melirik kepada andara kemudian tersenyum sangar sebelum ia mulai berkata"Rupanya menjadi favorit dumbledore membuatmu gegabah merasa aman, harry potter. Tapi dumbledore tak akan selalu ada untuk melindungimu, jadi sebaiknya kau turuti saja keinginan temanmu itu."

Andara memegang lengan harry untuk mengajaknya pergi tetapi harry sama sekali tidak bergerak. Ia malah memandang ke sekeliling toko dengan gaya mengejek.

"Wow...lihat...dia tak ada disini sekarang! Jadi, kenapa kau tidak mencoba? Mereka mungkin bisa menempatkanmu dalam sel dobel bersama suamimu yang pecundang!"

Malfoy bergerak marah ke harry, namun terserimpet jubahnya yang kepanjangan. Ron tertawa keras yang langsung berhenti saat mendapat tatapan tajam dari andara yang tidak ingin keadaan menjadi semakin memburuk.

"Jangan berani-berani kau bicara kepada ibuku seperti itu, potter." bentak malfoy

"Kumohon harry, ayo kita pergi dari sini." pinta andara yang semakin resah.

Madam malkin menggigil sebentar ditempatnya, kemudian tampaknya memutuskan untuk bersikap seakan tak ada yang terjadi dengan harapan bahwa memang tak akan terjadi apa-apa. Dia membungkuk ke arah malfoy, yang masih mendelik kepada harry.

"Kurasa lengan ini perlu dinaikkan sedikit, nak, coba ku-"

"Ouch!" teriak malfoy, menampar tangan madam untuk menyingkirkannya. "Lihat-lihat kalau pasang jarum! Ibu, kurasa aku tak mau lagi jubah ini-"

Dilepasnya jubah lewat atas kepalanya dan dilemparnya ke lantai di kaki madam malkin. Hanya ada satu hal yang sebenarnya ingin sekali dilakukan andara saat melihat malfoy melakukan itu, menyerangnya dengan kutukan crucio yang di ajarkan oleh profesor moody alias barty crouch junior, mungkin. Apa yang sedang ia fikirkan, bagaimana mungkin ia memiliki fikiran untuk menggunakan kutukan tak termaafkan.

"Kau betul, draco," kata narcissa, mengerling menghina ke arah hermione, "Sekarang setelah aku tahu sampah macam apa yang berbelanja di sini...lebih baik kita belanja di Twilfitt and Tatting's." lalu mereka berdua pergi keluar dan draco sengaja menabrak ron keras-keras.

"Astaga!" kata madam malkin, memungut jubah yang jatuh dan menggerakan ujung tongkat sihirnya di atasnya seperti alat penghisap debu untuk menghilangkan debunya.

Andara membantu madam malkin meletakkan kembali jubah itu di raknya seraya mengucapkan"Maafkan kami, madam malkin." andara merasa sangat bersalah karena madam malkin kehilangan salah satu pelanggannya.

Madam malkin hanya mengangguk kemudian segera membantu harry dan ron mengepas jubah baru mereka, dan ia tampak bingung sehingga ia memberikan jubah resmi pria kepada hermione.

LegilimensTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang