Bonus chapter #2

1.6K 190 5
                                    

  Kejadian di malfoy manor memang tidak dapat ia lupakan. Rasa sakit akibat kutukan cruciatus itu benar-benar membuatnya bergidik setiap kali mengingatnya.

  Tetapi semua itu telah berlalu, dan sekarang mereka berempat telah sampai di hogwarts. Harry sedang pergi bersama luna untuk mencari diadem milik rowena ravenclaw, hermione dan ron sedang pergi ke kamar rahasia untuk menghancurkan piala milik helga hufflepuff, sementara ia... diminta untuk menemani filch untuk mengunci anak-anak slytherin di dungeon.

"Keluarkan kami kau squib kotor!" protes pansy.

  Andara mengerling kepada filch, "Pergilah, aku yang akan menjaga," ucapnya, "Lagipula aku sedang tidak ada urusan lain."

  Filch mengangguk kemudian pergi meninggalkan mereka semua. Andara menyandarkan tubuhnya di dinding, matanya yang abu-abu terus menatap kerumunan anak slytherin yang sejak terus melontarkan umpatan.

"Tenanglah!" ujar andara, "Aku tidak akan melakukan ini jika tidak di suruh."

"Kalau begitu lepaskan kami!" teriak blaise zabini.

"Jika aku bisa, pasti akan kulakukan, tapi masalahnya aku tidak bisa, coba saja pansy tidak melakukan provokasi tadi, kalian semua tidak akan berada di sini." ujarnya santai, tiba-tiba ia mendengar sesuatu dari lantai di atasnya.

  Ia mengikuti arah suara dentuman itu dan tiba-tiba. Dibelakangnya, seseorang telah membukakan pintu untuk anak-anak slytherin. Mereka semua berlari dan ada seseorang yang ia lihat, dan ia yakini sebagai penyebabnya.

"Sialan kau draco." umpatnya pelan kemudian ia berlari untuk mengejar draco, goyle, dan crabbe. Mereka masuk ke dalam kamar kebutuhan, perlahan-lahan andara mengikuti mereka namun ia tidak ikut masuk, ia hanya menunggu di depan ruangan saat seorang pelahap maut datang kepadanya.

"Hai." sapanya pada pelahap maut tersebut, ia berusaha untuk tidak terlihat takut. "Mau membunuhku?"

Pelahap maut itu tersenyum kemudian, "Av- "

"Expelliarmus!" seru andara, "menyeramkan ya?" ejeknya.

"Cru-"

"Stupefy!" kata seseorang dari arah belakangnya, pelahap maut itu tumbang dan ia menoleh kebelakang.

"Oliver!" serunya senang melihat sepupunya dari pihak ibunya itu, "Terima kasih, kutukan itu sangat mengerikan."

Oliver wood tersenyum, "Memangnya kau pernah merasakannya?"

"Pernah, karena si lestrange." jawabnya muram.

"Aku minta maaf." ucap wood.

"Hey tenang saja, aku tidak apa-apa, bagaimana jika kau...hmm..."

"Iya, aku baru saja akan pergi, ingat jaga dirimu." ia mengacak rambut cokelat andara kemudian pergi.

"Semua anak slytherin kabur, harry." ujar andara saat harry, ron dan hermione keluar dari ruang kebutuhan dengan wajah yang kotor, tetapi ia terpekik saat melihat crabbe. "Apakah dia telah?"

  Andara sangat membenci melihat kematian. Rasanya seperti teringat akan kakaknya lagi. Ia menatap malfoy sekilas, kemudian kembali menatap harry.

"Bagaimana jika aku membawa mereka untuk di obati?" usul andara.

"Yeah, bawa mereka bertiga, obati yang terluka dan... " harry terdiam menatap sekilas pada tubuh crabbe.

"Aku mengerti harry." ujarnya kemudian meminta malfoy dan goyle untuk membawa tubuh crabbe bagaimana pun juga.

  Mereka meletakan tubuh crabbe di tempat yang telah di sediakan. Kemudian andara meminta seseorang untuk mengobati goyle, sementara ia yang akan mengobati malfoy.

"Kerja yang bagus," ucap andara kepda malfoy, "Pasti kau yang mengeluarkan anak-anak slytherin, kan."

  Malfoy mengangguk. Masih melihat tubuh crabbe yang tergeletak tanpa nyawa, ia tahu lelaki itu sedang sedih.

"Aku turut berduka cita," ucap andara seraya menggenggam tangan malfoy, berusaha untuk memberikan ketenangan kepada lelaki itu.

"Aku juga minta maaf karena aku tidak dapat berbuat apa-apa saat itu." ujar lelaki itu.

"Saat itu?" andara mengernyit bingung, ia terus memperhatikan wajah malfoy dengan resah.

"Saat bellatrix menyerangmu dengan kutukan cruciatus, saat itu aku benar-benar merasa tidak berguna, melihatmu kesakitan seperti itu, aku tetap tidak melakukan apa-apa walaupun sebenarnya aku tahu apa yang dapat kulakukan untuk menolongmu, hanya saja... aku tidak memiliki keberanian yang cukup untuk itu.'

"Tidak apa-apa, draco, mungkin aku akan melakukan hal yang sama jika ada di posisimu."

"Tidak andara, kau menolongku, saat di pesta slughorn, walaupun ada harry disana, kau tetap menolongku."

"Lupakan, draco, sekarang yang terpenting adalah aku tidak ingin kehilangan siapapun lagi." baru beberapa detik ia berhenti berbicara, sebuah ledakan terdengar. Dengan segera, ia pun menghampiri lokasi tersebut dan betapa terkejutnya ia saat melihat fred weasley terkena ledakan tersebut.

"Tidak mungkin." ucapnya. Ia menatap tubuh fred dengan mata berkaca-kaca. Kemudian saat ia mengedarkan pandangannya, ia melihat oliver wood sedang berdiri di dekat tubuh colin creevey.

"Colin?" ia mendekati tubuh anak itu kemudian bertekuk lutut disampingnya, "Dia anak yang pemberani, aku selalu menyukainya sejak ia baru dalam tahun pertamanya, saat ia selalu mendekati harry, ia sangat lucu... tapi sayang dia harus pergi secepat ini, maksudku dia masih sangat muda." ceracau andara. Menumpahkan segala kesedihannya atas kepergian orang-orang yang ia kenal.

  Andara sendiri bahkan tidak yakin apakah sosoknya yang humoris akan tetap bertahan setelah perang ini berakhir, atau mungkin ia yang tidak akan selamat dalam perang ini.

"Tenanglah." malfoy memegang bahu andara, menyandarkan gadis itu ketubuhnya. "Semuanya akan baik-baik saja... untukmu."










LegilimensTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang