[4]

701 123 2
                                    

Seorang perempuan bekerja di keahlian teknik adalah hal yang tabu bagi sebagian orang, apalagi para orang tua. 'Ngapain? Capek. Mending kerja di bank atau jadi ibu rumah tangga', begitu pola pikir mereka.

Bagiku, asalkan pekerjaan itu tidak merugikan orang dan halal, kenapa enggak?

Justru dengan aku bekerja di bidang keahlian teknik aku mampu memenuhi kebutuhan hidupku beserta anak kembarku. Gajiku tidak jauh berbeda dengan gaji PNS. Walaupun lebih besar sedikit, setidaknya dari gajiku itu aku mampu membeli rumah kecil sederhana tempatku berteduh dari panas dan hujan.

Sebagai warga dengan golongan ekonomi menengah, aku masih memiliki sejumlah hutang material kepada beberapa orang. Maka dari itu, aku sedang gencar menabung untuk melunasi semua hutangku.

Selain kerja pokok, aku juga sambilan dengan menjual jajanan pasar pada hari sabtu dan minggu. Sibuk dan sangat menguras tenaga. Namun aku ikhlas, karena aku melakukannya demi kebahagiaan anak-anakku. Walaupun konsekuensinya harus kehilangan waktu kumpul.

Salah satu cara mengakali konsekuensi tersebut adalah dengan menerapkan aturan dimana setiap makan malam semua anggota keluarga harus lengkap. Tak bedanya dengan malam ini, aku menatap lembut sepasang anak kembarku. Lelahku hilang ketika senyum terpatri di wajah polos mereka.

Aku sebenarnya tidak tega mereka tumbuh tanpa sosok ayah. Selama ini aku merangkap dua peran sekaligus. Tapi itu masih tidak cukup, mereka tetap perlu seorang pria yang bisa menjadi ayah bagi mereka.

Aku keluarkan smartphoneku. Ku buka galeri dan menekan sebuah thumbnail foto seorang pria sehingga foto tersebut menjadi selayar penuh. Jemari gendutku yang pendek mengelus layar tempat wajah pria tersebut. Aku terlalu memandang nanar foto tersebut sampai tak menyadari bahwa kedua anakku sudah berada disampingku.

 Aku terlalu memandang nanar foto tersebut sampai tak menyadari bahwa kedua anakku sudah berada disampingku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mama itu siapa? Kok sampe dielus-elus gitu wajahnya?", tanya anak kembarku yang perempuan.

"Kamu masih ingetkan waktu mama bilang kalo papa kamu itu dulu kapten tim voli?", tanyaku tanpa melepas pandangan dari foto tersebut.

"Jadi itu fotonya papa?", tanya anak kembarku yang laki-laki.

"Iya, ini papa kalian nak. Ganteng yah? Ini satu-satunya foto papa yang mama punya. Itupun mama ngefotonya pas papamu lagi tanding", tanpa sadar satu tetes air mataku jatuh ke layar smartphone.

Sontak, anak kembarku menatapku khawatir.

"mama kok tau-tau nangis?"

"mama kenapa?"

Belum sempat aku menjawab, smartphoneku berdering tanda panggilan masuk. Tertera nama kontak Aone Takanobu. Dahiku mengrenyit. 'Tumben sekali dia nelpon. Ada apa kah gerangan? Dapat nomorku dari mana?'

Seketika itu juga aku baru ingat kalau aku masih tergabung di grup chat angkatan. Aku memutuskan untuk mengabaikan panggilan tersebut. Mengira itu hanya salah sambung semata. Setelah tiga kali berdering dengan nama yang sama, akhirnya aku angkat panggilan tersebut.

"Halo?", setelah aku jawab terdengar suara grasak grusuk di seberang sana. Aku memberi jeda sebentar, mungkin Aone-san sedang merapikan sesuatu sehingga belum menjawab sapaanku.

"Halo, Aone-san?", ucapku sesopan mungkin.

Terjadi lagi jeda yang kali ini agak lama. Aku mulai merasa khawatir kalau aku sedang dikerjai, "Aone-san, sebenernya ada perlu apa sampai telpon mal-"

"(Name)." Ucapanku terhenti seketika. Suara yang barusan aku dengar sangat-sangat familiar ditelingaku. Bahkan aku yakin kalau itu bukan suara Aone-san.

"M-ma-maaf, ini s-siapa ya?", tanyaku terbata-bata. Takut jika aku beneran dikerjain.

"Akhirnya, kita bisa saling bicara setelah sekian lama. Bagaimana kabarmu?"

Aku mematung. Menghiraukan anak-anakku yang dari tadi menatapku kebingungan. Aku mengenali pemiliki suara berat yang sedang bicara padaku. Suaranya yang bahkan nyaris tidak berubah semenjak terakhir bertemu.

Satu nama meluncur indah dari bibirku, "...Kenji."

---------------------------

TBC

Chubby Series #1 || Kali KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang