[10]

448 74 2
                                    

Entah kerasukan setan apa, tiba-tiba Futakuchi ngajak aku buat belanja bulanan.

Semua bermula beberapa hari lalu, ketika dia membuka kulkas dirumahku dan terkejut terheran-heran melihat isinya yang kosong. Habis itu, dia marah-marah ke aku. Katanya gini, 'kulkasmu kosong kok gak bilang aku!? Terus kalo akhir bulan kalian makan apa!?'

Ya aku jawab aja kalo akhir bulan biasanya makan tempe sama tahu. Kadang harus rela puasa asalkan anak-anak tetep bisa kenyang.

Denger itu dia nangis dong.

Dia ngeluh kenapa selama ini aku diem aja. Gak pernah mau cerita apapun ke dia. Andai dia tau dari dulu, gak akan gini kejadiannya.

Jujur, aku bingung gimana cara nenangin Futakuchi. Ngadepin anak kecil nangis udah biasa, nah ini pria jangkung berumur 26 tahun yang nangis. Akhirnya aku cuma diem aja plongah-plongoh sambil ngeliatin dia ngapus air mata diwajahnya.

Kembali ke fokus cerita

Hari ini, mumpung lagi libur katanya, Futakuchi memaksa aku buat ikut dia belanja bulanan, bersama si kembar tentu saja.

Si kembar ada di gendongan Futakuchi, sedangkan aku mendorong troli belanjaan. Awalnya cuma satu, tapi karena Futakuchi belinya borongan, kami pun berakhir membawa dua troli dengan belanjaan yang bisa dibilang menggunung di kedua troli tersebut.

Aku protes tentu saja. Uangku mana cukup. Mau dibayar pake apa barang segini banyak? Daun? Andaikan dapet duit semudah metik daun, kubeli dah setoko-tokonya. Sekaryawannya kalo perlu.

Dengan entengnya Futakuchi bilang, "tenang, gausah khawatir. Aku kan suamimu. Uangku masih sisa banyak buat bayar."

Hmm.. suami ya? 'Calon' kali ah.

Mas yang satu ini emang ya gak ada akhlak. Udah mulai main klaim sepihak aja. Yaudah, suka-suka Tuan Futakuchi aja lah. Yang penting dibayarin.

Selama belanja, ku liat si kembar anteng banget di gendongan ayahnya. Futakuchi juga sabar banget ngeladeni mereka yang berceloteh tentang ini itu. Si kembar mau ini, langsung dimasukin ke troli. Si kembar mau itu, langsung dijabanin. Bahkan ketika si kembar minta diajak keliling mall, tanpa pikir dua kali Futakuchi langsung mengiyakan.

Aku sempat menawarkan untuk menggendong salah satu dari mereka, tapi ia menolak. Katanya dia masih kuat dan akan selalu kuat demi si kembar. Demi keluarga kecilnya. Aku terharu. Sudah sesayang itu Futakuchi sama kami bertiga.

Awalnya, aku berpikir kisahku akan seperti drama-drama di TV dimana si pria akan menolak keberadaan si wanita dan anaknya. Atau parahnya, si pria hanya mengakui si anak tanpa mau mengakui ibunya.

Namun semua prasangka dan pradugaku tersebut ditepis keras-keras sama Futakuchi. Pria jangkung itu membuktikan padaku bahwa ia bukan lagi laki-laki yang masih ingin hidup bebas. Melainkan seorang pria yang siap menjadi nahkoda dalam bahtera bernama 'rumah tangga'.

Dalam hati aku membatin, mungkin sudah saatnya kami harus bersatu. Sebagai sebuah keluarga yang utuh. Tinggal di satu atap yang sama dan bercengkrama tiap malam.

Ahh... membayangkannya saja membuat hatiku nyaman. Semoga tak hanya sekedar harapku.

-----------------------------

TBC

Chubby Series #1 || Kali KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang