[14]

456 62 7
                                    

Ahh... pasar malam~

Sudah lama sekali rasanya. Aku bahkan lupa kapan terakhir kali berkunjung ke tempat kayak gini.

Mumpung malam minggu, kami memutuskan untuk menghabiskan waktu berdua. Iya, aku sama Kenji. Katanya, ada yang pengen diobrolin empat mata sama aku. Dia bahkan minta si kembar buat dititipin ke neneknya buat sementara.

Berhubung di desa sebelah lagi ngadain pasar malem, maka disanalah kami memutuskan untuk bicara.

Sekalian kencan, dia bilang.

Setibanya di pasar malam, hampir semua jenis jajanan aku beli. Maklum, godaan terbesarku berupa makanan. Tak heran kalo isi dompetku banyak yang dikeluarkan untuk beli makanan. Apalagi kalo beli makanannya dibayarin. Beuh, makin kalap diri ini.

Kenji sendiri juga gak keberatan. Malah dia yang borong lebih banyak makanan daripada aku. Ditambah, Kenji juga beli mainan buat si kembar. Alhasil, kedua tangan kami penuh dengan plastik berisi makanan dan mainan. Supaya gak kerepotan, kami menyimpan jajanan kami di mobil lalu kembali lagi.

Tidak banyak wahana yang kami coba. Karena memang wahana di sini mayoritas diperuntukkan bagi anak kecil sampai remaja. Satu yang sepertinya cocok untuk semua kalangan usia. Apalagi kalau bukan biang lala.

Walaupun bukan sekelas taman hiburan, biang lala di pasar malam ini gak bisa dipandang sebelah mata. Ku kira ukurannya bakal kecil dan muternya cepet. Ternyata enggak. Biang lalanya agak tinggi dan muternya pelan. Jadi, bisa menikmati pemandangan lebih lama dan gak bikin pusing.

Sejauh ini pembicaraan kami masih santai-santai aja. Namun, semua berubah ketika dia mulai tanya-tanya soal orang tuaku. Terus terang, aku belum bilang ke ibu soal Kenji. Yang ibuku tau, ayah biologis si kembar pergi ke luar kota buat meniti karir.

Kenji sempet nyinggung masalah ini sebelumnya. Soal gimana reaksi ibuku setelah tau kalo dia ayah biologis si kembar. Laki-laki yang selama ini bertanggung jawab penuh atas "kecelakaan" yang menimpa kami.

Jujur, aku gak pernah sebut nama Kenji di depan ibu. Karena emang dari akunya sendiri yang gak mau. Waktu itu aku terlalu bucin sama Kenji sampe segitunya aku ngelindungi dia.

Apakah beliau akan marah? Benci? Kecewa hingga tak memberi restu?

Aku cuma bisa bilang ke Kenji kayak gini, "Ibu tau kalo ayah biologis si kembar udah balik, mau tanggung jawab, dan mau nebus kesalahan. Ibu juga bilang kalo dia minta ketemu sama kamu walau gak tau siapa kamu. Temuin aja dulu."

Setelah aku ngomong gitu, topik pembicaraan makin serius. Pas aku nengok ke jendela, posisi kami hampir di puncak biang lala. Kenji bilang, dia akan coba ketemu ibu sekalian jemput si kembar. Dengan syarat, aku harus nemenin dia.

Aku setuju. Dari aku sendiri pun, sudah tak kuasa lagi untuk menyembunyikan Kenji dari ibu. Cepat atau lambat, ibu harus tau.

Tepat di puncak, Kenji ngeluarin kotak beludru merah dari kantongnya. Aku yang ngeliat itu udah kaget. Deg-degan gak karuan. Semua hipotesisku selama ini bener. Kesinilah semua akan bermuara.

Tanpa sadar, pandanganku mengabur seiring air mata yang menggenang di pelupuk mata.

"Aku gak tau gimana reaksi ibumu nanti", suara bariton Kenji menggema.

"Yang aku tau, aku gak akan ninggalin kamu lagi", tangan kekar Kenji meraih tangan chubbyku yang lebih kecil dari punya dia. Diciumnya punggung tanganku. Seraya ditatapnya dalam mataku.

"Apapun yang terjadi, aku bakal terus perjuangin kamu dan anak kita."

Satu tangan Kenji terulur, menghapus air mata yang mengalir di pipi bulat ku.

"Kalau ibumu nanti menolakku, aku akan berusaha keras supaya ibumu mau menerimaku."

Entah sejak kapan aku sudah ada di dekapan hangat Futakuchi. Aku bahkan baru sadar kalo aku sudah menenggelamkan wajahku di dada bidangnya setelah aroma parfum maskulinnya menyeruak ke indra penciumanku.

"Aku bener-bener gak mau kehilangan kamu lagi", Kenji sedikit melonggarkan pelukannya. Netra coklatnya menatapku dalam. Membiusku dalam pesonanya yang makin tampan diterpa cahaya lampu pasar malam.

"So, will you marry me?"

---------------------

TBC

Chubby Series #1 || Kali KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang