4. a cup of hot choco

251 52 2
                                    

adara menatap bingung layar ponselnya. menunggu balasan dari juna. tapi sudah sepuluh menit berlalu, tidak ada tanda-tanda bahwa juna akan membalas pesannya, malah tiba-tiba lambang online itu sudah hilang dari profile juna.

adara mendesah pelan. padahal masih mau chat-an sama juna, abis gabut banget sendirian disini.

lagipula juna nggak beneran menyusul adara kesini kan?

mana mungkin sih, memangnya adara sepenting apa.

baru juga sering mengobrol dua hari yang lalu.

lagipula mereka belum sedekat itu.

adara mematikan ponselnya. menaruh benda pipih tersebut di atas meja. ia menopang dagu seraya menatap keluar jendela. memperhatikan tiap rintik hujan yang jatuh membasahi bumi.

saking tidak ada kerjaannya. adara melamun sembari mengaduk-aduk cotton candy frappucinno-nya. biarin dingin-dingin gini minum es. adara suka yang manis-manis, juga dingin.

ya seperti...



tak

adara menatap bingung secangkir coklat panas yang tiba-tiba ditaruh di mejanya. ia segera menjauhkan tangan dari dagu seraya menoleh menatap sosok yang kini tengah berkacak pinggang di hadapannya.

"udah tau dingin gini, masih aja minum es."

"loh, juna?"

tanpa dipersilahkan, pemuda itu sudah duduk di sebelah adara. lalu merebut minuman milik adara yang tersisa setengah -seraya meminumnya.

"eh, jangan diminum!"

adara belum sempat merebut kembali minumannya. tapi, juna telah lebih dulu menghabiskan minuman tersebut seraya menahan kening adara menggunakan telapak tangannya -sebab gadis itu tidak berhenti memberontak.


juna menaruh minuman adara yang sudah habis itu di meja. ia menyengir lucu tanpa rasa bersalah. padahal adara sudah cemberut sebal menatap juna di hadapannya ini.

"itu juga manis kok. hot choco. mama suka buatin gue ini pas ujan-ujan." kata juna jadi curhat.

adara mengulum bibirnya, menampakkan lesung pipinya yang membuat adara semakin terlihat lucu saat kesal seperti ini.


"nih, minum." ucap juna seraya menyodorkan secangkir coklat panas itu pada adara.

adara meraih cangkir tersebut. kemudian mulai meneguknya perlahan.

juna hanya tersenyum tipis menatapnya. membuat adara segera mengalihkan pandangan.

tapi, jika diperhatikan lagi. juna terlihat rapih kali ini. ya, walaupun saat di sekolah juga selalu rapih.

tapi, kali ini dia terlihat berbeda dengan balutan jaket kulit hitam-nya yang tidak pernah adara lihat sebelumnya.

terlihat.. keren mungkin? entahlah.

"kalo udah selesai, ayo pulang. nanti lo dicariin orang rumah pulang malem-malem."

"iyaa, junaa."


sebenarnya, apa motivasi juna datang jauh-jauh hanya untuk mengantar adara pulang?

intinya, adara tetap meyakinkan diri bahwa ia tidak boleh berharap banyak.

siapa tau juna hanya mengajak berteman?

iya, kan?

fluktuasi glukosa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang