extra part

246 40 16
                                    

memang suka sama teman sekelas sendiri itu selalu meninggalkan rasa tidak nyaman. adara sebisa mungkin menghindar untuk tidak berada di dekat juna. tapi situasi berkata lain.

adara malah beberapa kali satu kelompok belajar dengan juna. terpilih sebagai ketua dan wakil kelas lagi. saat ujian akhir pun mereka jadi duduk bersebelahan sesuai nomor absen.

dan sekarang, di pekan perkemahan setelah ujian nasional berakhir pun mereka selalu saja diberi alasan agar keduanya jadi selalu tetap bersama.

"juna nggak boleh ikut hiking, kakinya belum sembuh. adara juga suhu badannya masih panas, rebahan di tenda dulu aja."

ucapan petugas pmr tadi tidak bisa dibantah. membuat atmosfir penuh kecanggungan itu berkabung di dalam tenda tersebut.

adara masih dalam posisi rebahan di atas tandu yang digunakan sebagai tempat tidur itu. ia menyemili jelly sembari membaca lembar tiap lembar novel seri ketiga harry potter yang diberikan dea tadi untuk mengurangi kejenuhannya selama di tenda.

tapi tetap saja adara nggak bakal bisa mengerti jalan ceritanya. masalahnya, juna yang tengah memejamkan mata berbaring di tandu itu —ada di sebelahnya. hanya terpisahkan oleh nakas kecil penuh tumpukan sticky notes yang ditaruh di antara mereka.

dan sebenarnya mereka bukan di tenda uks. tapi di tenda khusus barang-barang anak kelas. maka dari itu disini sumpek terlalu banyak tas dan semacamnya. lagipula kenapa situasi seperti ini bisa pas dengan tenda pmr yang tiba-tiba atapnya bocor, juga dari dua ratus anak satu angkatan, kenapa hanya adara dan juna saja yang tiba-tiba jadi sakit begini.

adara melirik sekilas. memperhatikan juna yang masih terlelap begitu tenangnya. sama sekali tidak merasa terganggu dengan kehadiran adara di situ.

adara menipiskan bibir sejenak. lalu bangun dari tidurnya. dia terduduk diam di tepi ranjang.

kemudian kakinya bergerak jadi berlutut di sebelah juna yang tengah tertidur begitu pulasnya.

adara mengibaskan tangannya di depan wajah juna. setelah memastikan bahwa juna benar-benar terlelap, adara jadi memajukkan bibir bawahnya sebal seraya menekan-nekan pelan lengan juna.

"ihh lo tuh nyebelin, jun! udah satu tahun berlalu pun gue masih sebel sama lo!" cibir adara.

tidak ada jawaban dari juna. pemuda itu masih saja memejamkan matanya, tidak terusik sama sekali.

adara jadi terdiam sembari mengulum bibirnya memandang wajah tenang juna.

tangannya terangkat jadi menyentuh poni juna yang mulai memanjang menutupi sebagian matanya.

"lo pernah denger nggak sih fakta kalau 'rasa suka hanya bertahan selama 4 bulan, jika lebih itu artinya lo udah jatuh cinta sama dia.'?" tanya adara diselingi tawa gelinya.

gadis itu masih di posisinya. memangdang tiap lekuk wajah juna membuat euforia kala itu terulang lagi. membuat jantungnya jadi berdegup tidak karuan. dan membuat pipinya jadi tersipu malu layaknya orang bodoh yang baru merasakan jatuh cinta.

"ish kenapa pipi gue jadi panas gini sih?!" keluh adara jadi memegang kedua pipinya yang memerah seperti kepiting rebus. lalu matanya jadi memicing ke arah juna.

"semua gara-gara lo, jun! pipi gue jadi kayak kelebihan blush-on ini juga gara-gara lo!" cibir adara lagi. padahal juna masih saja memejamkan matanya, sama sekali tidak terusik akan kebisingan yang adara buat.

"peka beli dimana sih? gue pengen beliin buat lo." omel adara lagi tanpa henti. gadis itu kembali mengurucutkan bibirnya sebal. kemudian meniup poninya disertai lenguhan kesalnya.

pada akhirnya, adara kembali duduk di ranjangnya. mulai berbaring disitu. menarik selimut. meraih bukunya di nakas. lalu merubah posisi tidurnya jadi membelakangi juna.

percuma saja dia berbicara seperti tadi, juna masih saja terlelap dengan begitu nyamannya.






















"kalau gitu, selama ini gue jatuh cinta sama lo?"

"WUAA!!"

adara hampir saja merobek buku yang tengah ia baca saking terkejutnya. gadis itu jadi bangun dari tidurnya —duduk menghadap juna yang entah sejak kapan sudah lebih dulu duduk di tepi ranjang dengan senyum manisnya itu yang membuat adara malah jadi makin panik.

"omong-omong, pipi lo mirip tomat rebus tuh." goda juna menujuk pipi adara.

"ihh apaan, nggak!" elak adara jadi menekan-nekan pipinya. dalam hati sudah mengumpat ratusan kali, untung saja jantungnya sudah terbiasa berdetak secepat ini

"butuh satu tahun ya buat lo bilang begitu?" tanya juna diselingi tawanya. "gue mau hampirin lo disitu, tapi kaki gue nggak bisa diajak kompromi nih." keluh juna seraya menggoyangkan pergelang kaki kanannya yang diperban.

"when i said you're the special friend. i mean you really are a 'special' friend." ucap juna membuat adara jadi mematung terdiam di tempatnya. ia tidak tau harus merespon apa selain mengaga lebar menatap juna yang tengah tersenyum manis padanya.

"gue boleh jujur kan?" tanya juna. adara menganggukan kepalanya pelan dengan wajahnya clueless-nya itu.

"i need a friend." lanjut juna membuat adara jadi mengerutkan keningnya makin bingung. "well, i actually need a girl friend."

otak adara tidak mampu mencerna situasi yang terjadi secepat ini. semuanya terlalu tiba-tiba. adara makin nggak paham dengan jalan pikiran juna. walaupun jantungnya semakin meletup-letup layaknya popcorn yang baru matang.

"lo mau coba daftar? hehe."

adara masih nggak paham.

"lo pasti langsung lolos tahap pertama." lanjut juna jadi mengalihkan mata dari tatapan bingung adara. "soalnya gue memang maunya lo, sih." timpal juna lagi dengan suara pelannya.

"ini berarti kita udah pacaran, jun?" tanya adara nggak ngerti situasi. dia menunjuk dirinya sendiri dengan wajah polosnya itu. membuat juna jadi makin malu.

"eh, secepat ini?" tanya juna.

adara mengangguk semangat. "biar cepet kelar lo ngomongnya. gue gak tahan pengen lompat ke sungai." jawab adara, memang beneran dia nggak tahan dengan situasi menggelikan namun manis seperti ini.

"yaudah, jun. gue keluar dulu." pamit adara dengan wajah tenangnya. melangkah keluar tenda.

giliran juna yang dibuat bingung begini.

namun, matanya menangkap selembar sticky notes yang menempel di tepi ranjang adara. pemuda itu dengan segera meraihnya.

kedua sudut bibir juna jadi tertarik membentuk sebuah lengkungan senyum. pemuda itu jadi tertawa gemas membaca isi dari sticky notes tersebut. saking fokusnya tadi, juna sampai tidak sadar dengan pergerakan adara.

"sama, gue juga malu banget."





juna jangan kayak gini gue nya maluuuu
≥﹏≤














Challenge no. 3: being with juna
Status: succeed ✔






//

ngihaaaa

geli bat aku ngga tahan

yey selesai beneran. aku gabisa bikin ending. jadi maaf ya kalo maksa bangetttt

anyway thankyou for all your comment+votes!!

and keep supporting our goblin uwuwuuu. junho debwhihaja!!!!

fluktuasi glukosa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang