10. not a right time

160 39 3
                                    

"adaraaaa!!!"


adara langsung menutup telinganya sesaat lengkingan suara armin menggema di seisi kelas. anak itu baru sampai sehabis dari kantin dengan se-plastik besar berisi siomay pesanan anak kelas.


"apaan sih?? gue kan gak pesen siomay di lo." protes adara sebab armin datang tiba-tiba ke mejanya —mengganggu adara yang tengah melanjutkan tugas rangkuman-nya.

"ihh bukan!!" heboh armin jadi duduk berlutut sembari mencengkram meja adara.

"gini.. tadi kan gue abis dari kantin tuh. ramee banget buset dehh. membuat benih-benih kepo gue muncul seketika. terus gue hampirin deh itu kerumunan fans. ternyata oh ternyata.. kak galih dan squad UI-nya cOOYYY MANTAP PANTESAN RAME!!"



adara menipiskan bibir seraya menaikkan kedua alis. "ya terus??" tanya adara sarkas.


"gua gabung di situ, ikut ngobrol lah membahas UI. terus kak galih nyuruh gue manggilin elo." lanjut armin.


"gue? kak galih nyuruh gue kesana?" tanya adara panik seraya menunjuk dirinya sendiri.


"yep." jawab armin seraya bangkit berdiri.
hendak pergi dari situ. tapi, adara segera menahan tangannya.

"nape lagi?" tanya armin malas.


"temenin ke kantin." pinta adara. "yaaaa." bujuknya lagi seraya menggoyang-goyangkan lengan armin.

"dih males, sendiri aja bisa kali."



"gua jajanin seblak."



"siyap! kuy berangkat!"




























"sampe sini aja deh ya. perjanjian kan anterin ke kantin doang nggak sampe mejanya kak galih."


"ehhh, ar!! —dasar ekor cicak!"




armin sialan. memang sih adara tidak meminta diantar sampai meja berisikan teman-teman galih itu. tapi nggak begini juga.

adara segera menyembunyikan diri di balik tiang besar yang ada di situ. membuat beberapa siswa-siswi yang melewatinya jadi terheran bingung menatap tingkah adara.

masih bersembunyi. gadis itu mengintip pada meja di tengah kantin yang berisikan orang-orang ber-almamater kuning tersebut.


adara masih memperhatikan dari kejauhan. mencari-cari keberadaan galih di meja itu. tapi, entah mata adara yang mulai merabun atau memang galih yang tidak ada disitu? adara tidak dapat melihat galih sama sekali.



"ngapain?"



adara terlonjak kaget. perlahan ia memutar tubuh sembari mengelus dada berusaha tenang.



"astaga, juna. bisa ga sih gausah ngagetin?" sebal adara seraya meng-headlock juna. walaupun ia harus berjinjit supaya tingginya jadi setara dengan juna.



"iya, iya, maaf. tapi, lo ngapain ngintip-ngintip gitu disini?" tanya juna membuat adara segera menjauhkan tangannya dari leher juna.

adara tidak menjawab. juna jadi kepo. pemuda itu segera menoleh pada kerumunan almamater kuning yang menjadi fokus adara tadi.

tapi belum sempat juna memperhatikan lebih jelas, adara telah lebih dulu memutar tubuhnya seraya mengajak juna pergi dari situ.


"nggak papa, udah ayok ke kelas—"



sial.


adara terhenti seketika. menatap lurus pada sosok yang kini berdiri tepat di depannya.



"hai, ra?"

juna jadi terbingung sebab adara yang jadi mematung seketika. dengan segera juna menoleh —menatap objek yang membuat adara jadi terdiam seperti itu.


"oh, hai juga juna!"


galih raka pradhana. dengan almamater kuningnya dan senyum manisnya yang selama ini selalu adara ingin lupakan dari memorinya.

kenapa dia ada disini?

kenapa dia datang di saat yang tidak tepat?

dan kenapa dia kembali lagi disaat adara mulai berusaha untuk melupakan?


"bisa bicara sebentar, ra?"




















//

armin herlangga, kang minhee

armin herlangga, kang minhee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




kak galih, hwang yunseong

kak galih, hwang yunseong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
fluktuasi glukosa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang