"yaudah iya lo yang menang." ucap juna pasrah sebab adara jadi menghentakkan kakinya sebal berkata bahwa juna curang, curi start duluan. jadi, juna tidak boleh jadi pemenang, harus adara yang menang.
adara jadi menyengir lucu. membuat kedua sudut bibir juna jadi tertarik membentuk sebuah lengkungan senyum tipis.
"yaudah sini gue gendong." kata juna seraya merendahkan tubuhnya supaya adara bisa naik ke atas punggung juna.
"eh, beneran?" tanya adara bingung. masalahnya, yang pertama, adara malu. yang kedua, adara juga gugup. yang ketiga, adara nggak tahan dengan jarak yang sedekat itu dengan juna.
"iya, ayo. mau naik gak?" bujuk juna lagi sambil menunjuk punggungnya.
"tapi, jun—"
"kalo gitu lo yang gendong gue."
"ish, yaudah deh, mauu."
beruntung jam sekolah sudah selesai. keduanya tidak sadar bahwa mereka membersihkan aula hampir tiga jam pelajaran olahraga (pelajaran olahraga di jam terakhir.) sehingga adara tidak perlu mendengar celotehan naya saat ini. hanya ada adara dan juna ditengah koridor hening dan sepi. serta terpaan sinar matahari senja yang menyinari wajah bagian samping juna.
juna diam, tidak banyak bicara sedaritadi. sedangkan adara jadi meneguk ludahnya kasar. panik, gugup, malu, bercampur jadi satu.
harusnya sih adara menolak tantangan juna tadi.
sudah begini, malah dia sendiri yang gugup.
rasanya seperti ribuan kupu-kupu rapuh berterbangan di perut adara. apalagi dengan jarak sedekat ini, adara bisa mencium dengan jelas bau parfum milik juna.
seperti bau vanila dan kayu manis yang becampur jadi satu.
baunya menenangkan, membuat adara jadi tidak sadar malah menaruh dagu di bahu juna.
deg deg..
adara suka aromanya.
"aya?"
"hm."
"suara apaan ya?" tanya juna bingung.
"hah, suara apa?" adara balik bertanya dengan bingung seraya menjauhkan dagunya dari bahu juna.
"kayak suara dentuman gitu, deg.. deg.. denger nggak?"
sial, apakah jantung adara berdegup sekencang itu?
"hahh, gak ada suara apa-apa kok jun, hehe."
"ah, masa sih? padahal jelas banget."
adara menguk ludahnya kasar. kenapa dia bisa sebodoh ini sih? apakah ini tanda bahwa adara sudah mulai menaruh rasa pada juna?
tapi...
bagaimana jika ia kembali diberi harapan tinggi lalu dihempaskan begitu saja? seperti dulu, lagi.
tapi...
tidak semua orang sama, kan?
siapa tau juna tidak akan melakukan hal itu pada adara?
adara sibuk dengan pertanyaan-pertanyaan aneh di otaknya.
sampai tidak sadar bahwa juna sedaritadi tersenyum tipis tanpa adara sadari.
KAMU SEDANG MEMBACA
fluktuasi glukosa
Fanficabout something that is too sweet, it hurts your teeth, and eventually hurt yourself