galih menaruh ponselnya di saku jaket. menatap gemas adara yang masih duduk berjongkok di depan kedai es krim.
"ihh kak, aku tuh udah antri satu jam-an loh. mana diserobot bocah-bocah, pas giliran aku, eh mba-nya bilang es krimnya udah habis." sebal adara seraya bangkit berdiri.
galih tertawa pelan. pemuda itu tidak banyak bicara sedari tadi. dia hanya diam memperhatikan adara yang sibuk mengantri hanya demi satu scoop es krim rasa strawberry.
gadis itu memang berbeda. dan galih baru menyadarinya sekarang.
"ya udah biarin aja kali, ra. kita cari yang lain aja, yuk." ucap galih seraya menarik lengan adara pergi dari kedai itu. adara masih merengek tidak terima.
"tapi, kak—"
"udah, ayoo."
naya nggak habis pikir. waktu itu adara bilang nggak akan mau lagi bertemu apalagi bicara dengan galih. nyatanya, mereka baru saja selesai dengan 'kencan pertama' mereka. adara bilang sih, galih hanya mengajak adara berkunjung ke kampusnya. nyatanya, hal itu hanya dijadikan alasan kenapa mereka berujung jadi menghabiskan waktu bersama.
"yaudeh sih, nay. urusan orang nape lu yang sibuk?" sungut elang masih fokus bermain game, sebal melihat naya yang tiada hentinya mengomel pasal adara dan galih.
"ya gue bingung aja gitu. kan kasiaan juna. padahal gue kira mereka bakal jadian, malah—"
elang menjauhkan hape dari wajahnya. menatap naya panik. "arjuna yang anak paskib itu?"
naya menggelengkan kepala. "bukan, dia mah pramuka."
"ya kan sama aja." balas elang.
"ya beda tolol!" seru naya lagi tidak mau disalahkan.
"nah, kok ngegas si lu, anying!"
naya segera melempar sekotak tisu ke wajah elang. membuat wajah menyebalkan elang seketika memerah sebab naya melemparnya dengan kekuatan penuh.
"lo bilang gitu, memangnya mereka saling suka?" tanya elang pelan. "ih anjay, ngomong apa sih gua, menye banget." lanjutnya lagi sambil memukul mulutnya pelan.
naya menoleh menatap elang. "ya gak tau sih. tapi juna tuh treat her like the way he treat his girlfriend, gitu lang. ngerti gak lo?"
"siapa tau dia begitu ke semua orang."
"hah, it can't be. i know him for like two years, juna tuh tipikal yang kalo suka sama orang, ya diem-diem aja. tapi bakalan manis banget kalo udah berurusan sama orang yang dia suka. dia tuh kayak pelopor gerakan bawah tanah gitu. gue aja gak tau sejak kapan juna deket sama adara."
"yaelah emangnya dia ngapain aja sih?" sahut elang nggak percaya dengan apa yang baru saja naya katakan.
"lagipula ya nay, kalo dia beneran suka. he won't let the girl he liked being with another boy. trust me, if he do, that means she's not just a friend of him. that means she's the special one."
naya jadi speechless, baru kali ini omongan yang keluar dari mulut elang tuh berbobot.
"yaampun arjuna-ku lagi galau, kamu kenapa sih sayang?"
juna langsung meringis ngeri mendengar perkataan yohan barusan. dia segera duduk menjauh dari yohan. memang nggak beres sih anak satu itu.
"lo ditolak ya?" ledek yohan, masih sibuk scrool instagram, ngeliatin instastory orang-orang.
"ditolak apaan sih? gue ngomong juga belum."
yohan hanya menganggukan kepala paham. lalu lanjut ngepoin instagram orang lagi.
"beuh, oknum galih anak fk ini memang lancar jaya ya hidupnya." seru yohan pada layar ponselnya.
juna melirik. mau kepo. kok yohan bisa kenal? cuma gengsi, yakali.
"eh, ini adara cewe lu kan ya, jun?"
"apasih, bang? cewek gue apaan? cuma sekelas doang." sahut juna berusaha tidak peduli.
tapi, yohan malah menunjukkan ponselnya memperlihatkan instastory akun instagram galih —pada juna.
beneran adara.
wow, juna tidak marah. karena dia juga tidak berhak. tapi sebal rasanya. seolah kamu tidak dianggap apa-apa setelah apa yang sudah kamu lakukan untuknya.
"cuma temen katanya, tapi muka lu sepet gitu langsung bete."
KAMU SEDANG MEMBACA
fluktuasi glukosa
Fanfictionabout something that is too sweet, it hurts your teeth, and eventually hurt yourself