💙 14. Transformasi Jingga ❤

26 43 41
                                    


Holla pembaca setia 😘
I'm kambek🙆
Tentunya dengan part 14 yang kalian sudah tunggu-tunggu🙏
Selamat membaca💕



♡MeJiKuHiBiNiU♡





Jadi orang tuh sabar
Dipinggir pagar pagar nya rubuh ya ketindih:)
~

"Oh jadi gitu, tapi seengaknya mami kasih gue kisi-kisi dong. Biar Biru nggak nolak dari awal," kata Biru setelah mendengar penjelasan dari maminya dan om Green.

"Heh, lu pikir mau ujian pake kisi-kisi segala!" Merah menanggapi perkataan Biru.

"Ekhm," dehem Green.

Seperti sadar kode tersebut Merah dan Biru memandang Green dengan cengegesan.

"Kalian ini udah mau tunangan loh. Masa pake aksen nggak sopan kayak gitu. Atau Biru nggak mau tunangan ama Merah?" tanya Yellow, tante Merah.

"Eits, ya nggak mungkinlah tante aku nolak. Dan asal tante tau aku tuh dari awal maunya pake kata aku-kamuan tapi itu ponakan tante nggak mau katanya lebay, yekan Rah?" Biru membela diri, tak sadar Merah sedang melotot padanya.

"Heh upil onta! Lu dengar ya peraturan yang perlu lu tau, satu cewek itu selalu benar, dua kalau cewek salah ingat poin kesatu, tiga dalam segala sesuatu pokoknya cowok yang salah. Ngerti?"

Green dan Yellow mengangga melihat dua insan yang ada dihadapan mereka. Sampai-sampai sedotan yang seharusnya masuk ke dalam mulut Green malah masuk ke hidungnya.

Green segera menjauhkan sedotan tersebut dari hidungnya sebelum yang lain menyadarinya. Bisa ditaruh dimana mukanya ini?

"Nggak ada aturan-aturan nggak jelas kayak gitu. Yang salah tetap salah," Biru membantah peraturan yang dibuat Merah yang menurut Biru tidak masuk akal. Ya emang Merah dari dulu nggak masuk akal.

"Eh ada loh! Gue pernah liat di kiriman orang di ig kayak gitu," Merah ngotot pada pendiriannya, yang salah pokoknya harus Biru.

Seperti dunia hanya milik mereka berdua. Green, Yellow dan Vanila tidak dianggap. Dan ketiga orang tersebut hanya menatap mereka berdua seperti menonton sebuah drama.

"Nggak ada pokoknya selagi nggak dibuat dan tercantum dalam undang-undang di negara kita."

"Yaudah kalau gitu gue mau pergi ke bapak Presiden aja mau ngasih tau biar di buatin undang-undang." Merah beranjak dari kursinya, tapi ditahan oleh Biru.

"Eh, iya iya gue ngalah silakan duduk kembali tuan putri."

"Heh nama gue Merah bukan Putri!" Ketus Merah.

"Yang bilang nama lu Putri siapa?" Biru bertanya sok polos.

"Lu oon!" Merah ingin mencambak rambut Biru sekarang juga.

"Huh sabar, sabar. Orang sabar disisi pagar. Pagarnya rubuh ya ketindih," batin Merah

"Oon? Oon siapa hah? Selingkuhan lu ya?" Biru pura-pura bego. Dia sangat ingin membuat Merah kesal.

"BIRU!" Akhirnya kesabaran Merah pun habis Merah menjambak rambut Biru. Sedangkan Biru menjerit minta ampun.

"Iya iya aw, udah sakit Rah. Iya cewek selalu benar. Aw udah sekarang duduk aja."

Biru menuntun Merah untuk duduk kembali. Merah kembali duduk dengan senyum kemenangan.

"Jadi mi, tante dan om tentang tadi itu aku ngaku salah," ucap Biru sambil menatap satu persatu Vanila, Yellow dan Green tanpa teh.

Vanila tersenyum geli melihat tingkah Biru, Yellow dan Green masih mengganga sekaligus berusaha memutar otak mereka memahami apa yang sebenarnya terjadi.

Menurut mereka apakah masalah sekecil tadi, bisa menjadi masalah besar sampai kedua insan tersebut bertengkar dan berakhir Biru meminta maaf. Hanya karena siapa yang salah dalam pemanggilan saat Biru dan Merah pacaran?

"Om? Tante? Kok malah bengong? Awas kerasukan roh ayam yang dagingnya kita makan," Biru mencoba menyadarkan Green dan Yellow.

"Heh!" Merah kembali melotot pada Biru.

Green dan Yellow pun buru-buru mengubah ekspresi wajah mereka.

"Astaga kalian ini pacaran apa tidak sih?" Tanya Green yang masih kurang percaya dengan Merah dan Biru yang nampaknya seperti musuh bebuyutan dari pada pacaran.

"Ya pacaranlah," kata Merah sambil mengenggam tangan Biru kemudian menunjukan pada Green.

"Kalau gitu mulai sekarang pakai kata yang sopan . Biar kalau kalian nikah nanti udah terbiasa. Kalau nggak kalian putus aja gimana mau nggak?" Green menatap Biru dan Merah yang segera menggeleng kepala mereka.

"Iya om," jawab mereka serempak.

🌴
🌴
🌴
🍀🍁🍀

"Jadi kalian udah tunangan semalam?!" Kuning heboh setelah mendengar penjelasan Merah.

Banyak orang yang penasaran setelah mendengar suara Kuning yang memang cukup besar. Kini Merah dan Kuning sedang berada di restoran dalam mall. Ini hari minggu dan sore ini mereka nongkrong disini.

Merah hanya mengangguk. Menanggapi pertanyaan Kuning, sambil sesekali nengok kearah pintu masuk, menunggu Jingga yang sudah keluar tadi pagi dan Jingga tadi mengiyakan kalau di bisa datang.

Tapi Merah takut ditengah jalan Jingga ketemu kakak kelas mereka yang pernah membully Jingga, yang sempat Merah liat tadi didalam mall tersebut.

"Wah gila cewek itu stylenya oke banget ya Rah! Tapi mukanya kok nggak asing gitu," sahut Kuning ketika melihat dari arah pintu masuk ada seorang cewek dengan style yang sangat wow.

"Iya kek model. Tapi ngapain model mau nongkrong ke mall," Merah menanggapi, sambil melihat orang yang dimaksud Kuning.

"Eh, eh Rah dia kearah kita," Kuning heboh ketika cewek tersebut berjalan kearah mereka yang emang agak kepojok.

"Heh, Ning b aja ye. Bisa aja dia cuman mau le..." perkataan Merah terpotong saat cewek tersebut duduk di kursi samping Merah.

Cewek tersebut membuka kacamata hitam yang dia gunakan. Dia tersenyum kearah Kuning dan Merah, dan berkata "Maaf ya gue telat, soalnya tadi macet."

Merah dan Kuning saling bertatapan, mereka cukup bingung dan terkejut. Lalu meneliti wajah cewek tersebut.

"JINGGA?!" Teriak Merah dan Kuning setelah menyadari sesuatu.

"Iya Rah, Ning ini gue. Aneh ya gue kayak gini?" tanya cewek yang dikira Merah dan Kuning adalah seorang Model. Padahal adalah sahabat mereka sendiri.




"Wow Jingga kayaknya cocok jadi model."-Merah
"OMG Jingga jadi cantik gaes yaampun minta ampun udah gue duga Jingga pasti cantik kalau kayak gini."- Kuning
"Gue aneh ya?"-Jingga

🌴
🌴
🌴
🍀🍁🍀

Gimana gaes seru nggak?
Jangan lupa vote dan komen ya gaes
Sampai jumpa

MeJiKuHiBiNiU (Merah&Biru)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang