❤ 17. Agen Rahasia 💙

28 46 35
                                    

Langsung aja ya gaes
Happy reading😘



♡MeJiKuHiBiNiU♡





Nggak ada cewek yang baik-baik aja saat cowoknya mesra sama cewek lain.
~

Merah mengendap-endap dilorong rumah sakit tersebut, rumah sakit yang sudah tidak asing bagi Merah. Ya ini adalah rumah sakit tempat dirawatnya Jingga dan rumah sakit yang memang sering didatangi Merah.

Merah memakai kacamata hitam, topi hitam, syal hitam, baju hitam, tas hitam, dan sepatu hitam. Bukannya nampak seperti agen rahasia tapi Merah tampak seperti orang yang akan pergi melayat.

Merah mengintip ditikungan lorong, disana terlihat Biru yang menyambut Pink yang baru keluar dari sebuah ruangan. Merah memicingkan matanya. Merah tidak suka Biru memberikan senyum manisnya pada orang lain.

Hari ini Merah berniat mencari tempe eh tau, apakah Pink memanfaatkan Biru dengan pura-pura sakit? Atau memang sakit beneran? Merah akan membuktikannya! Merah bukan cewek yang akan menangis menerima nasib dan berdiam diri saja, dan berakhir dengan menerima kenyataan bahwa Biru telah jatuh cinta kepada Pink.

Merah buru-buru bersembunyi dibelakang tempat sampah yang berada didekatnya, saat melihat Pink dan Biru berjalan menuju kearahnya, lebih tepatnya mereka akan melewati jalan tersebut. Merah seakan-akan muntah saat melihat Pink mengandeng tangan Biru. Awas aja tuh tangan kalau sampai terbukti lu boong, gue patahin!

Merah menendang tempat sampah tersebut ketika Pink dan Biru telah jauh. Merah pun beranjak dari tempatnya tapi Merah malah menginjak botol bekas impus yang memang licin, alhasil Merah terjatuh.

"Aw! Pantat tepos gue, makin tepos entar. Aw sakit! Ini impus lu ngapain juga pake disini hah! " Merah mengomeli botol tersebut yang hanya diam, yaiyalah diam 'kan benda mati.

Merah buru-buru bangkit sebelum ada orang yang melihatnya. Merah menendang botol tersebut dan mengenai seorang suster yang lewat, Merah buru-buru lari sebelum Merah ketahuan.

Merah langsung lari terbirit-birit menuju ruangan yang tadi baru saja Pink kunjungi.

"Ada yang bisa saya bantu?" Sapa seorang dokter cantik yang sudah paruh baya dari kursinya.

Merah menengok terkejut, dia memandang dokter tersebut sepertinya dia kenal, muka dokter tersebut kelihatan tidak asing.

"Anu itu dok," kata Merah, sambil mengaruk-garuk kepalanya.

"Anu apa?"

"Mau nyari Pink, aku temannya tan tadi aku nggak sengaja liat dia masuk sini, aku pikir dia sakit tapi ternyata aku mungkin salah liat hehehehehe," alibi Merah.

"Oh teman Pink, nggak kok kamu nggak salah liat dia emang tadi disini. Eh duduk dulu."

Merah pun duduk, sambil pura-pura kayak orang khawatir. Akhirnya disuruh duduk, gue bisa nanya-nanya dong.

"Yaampun, emangnya Pink sakit apa dok? Aku pikir dia sehat soalnya anaknya dikelas keliatan sehat Dok."

"Hahahahaha nggak kok dia emang sehat. Dia kesini mau nemuin saya soalnya saya jarang pulang ke rumah jadi dia datang kesini setiap pulang sekolah."

"Hah?" Merah terkejut.

"Pink anak saya." Dokter di depan Merah tersenyum lebar sedangkan Merah memasang wajah tak percayanya.

Jadi selama ini mak lampir boongin Biru! Maksudnya apa hah?! Mau dekat ama Biru! Dasar cabe rawit! Awas aja lu besok gue hajar! Batin Merah, menahan kesal. Dokter alias maminya Pink merasa heran melihat wajah Merah yang kesal.

MeJiKuHiBiNiU (Merah&Biru)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang