〖 — L O V E I O U S —〗
Troli belanja yang digunakan Irene saat ini sudah lumayan penuh dengan bahan bahan makanan. Saat ini ia sedang memilah milah daging untuk dinner, tidak bisa dibilang dinner sih karena Irene hanya ingin makan malam sambil menikmati Sunset.
Ia mengambil steak, daging sapi dan beberapa daging panggang mentah untuk bahan persediaan. Sambil mendorong troli belanja mata Irene melirik kesana kemari, apakah ada bahan lain yang ingin dibelinya.
Irene berhenti di sebuah rak sereal dan makanan ringan, matanya menelisik harga disetiap rak membandingkan harga tiap produk. Ia juga berhenti di rak frozen food karena mungkin jika, ia malas dirinya tidak perlu memasak dengan rumit.
Sambil menceklis barang kebutuhan Irene berjalan kekasir dengan pelan, memastikan tidak ada lagi bahan yang tertinggal. Dari jarak kurang satu meter Irene melihat ada seorang remaja yang sibuk memegangi kartu yang dipegangnya.
Irene juga melihat perdebatan kecil antara Sang kasir dengan gadis remaja tersebut. Bahkan sang remaja tersebut sampai menitikkan air matanya. Irene yang tidak tahu apa apa berniat untuk menengahi keduanya.
"Permisi, ada sesuatu yang terjadi" Irene menatap remaja tersebut sambil mengernyit. Pasalnya remaja tersebut terlihat masih muda, mungkin sekitar pelajar pikirnya.
"Ah maaf anak ini memaksa bahwa debit yang ia gunakan bisa, namun saat pembayaran tadi kami tidak bisa digunakan untuk pembayaran" Sang kasir menjelaskan sambil menatap remaja tersebut.
"Ah begitu, kalau tolong jadikan satu dengan belanjaan ini" Irene mengeluarkan barang yang ia ambil tadi keatas meja kasir. Sambil menyodorkan kartu atm yang digunakannya.
Awalnya Sang kasir kebingungan namun, akhirnya ia menscan produk dan memberikan bill kepada Irene. Sang remaja tersebut terkejut dan mengejar Irene yang berniat akan berjalan pergi.
"Nona, tunggu. Sebelumnya saya berterima kasih pada nona telah membayar belanjaan saya, ah ini tolong hubungi nomor ini jika anda ingin menagihnya" Sang remaja tersebut menyodorkan sepucuk kertas yang berisi nomor ponsel.
Karena niat pertama Irene hanya ingin menolong, ia menolak halus perkataan remaja tersebut.
"Tidak apa - apa aku hanya berniat membantu tidak perlu dipikirkan" Irene menggelengkan kepalanya menolak uluran remaja tersebut.
Setelah perdebatan kecil akhirnya sang remaja tersebut, menerima keputusan Irene dan berterima kasih berkali kali sambil membungkuk.
Sampai di basement Irene memasukkan belanjanya kedalam mobil dan melajukannya ke kawasan apartemen. Walaupun didalam mobil Irene masih waspada akan keberadaan paparazzi, ia menggunakan masker dan kacamatanya agar menutupi wajahnya.
Sesampainya di kawasan apartemen barulah Irene melepaskan masker dan kacamata yang digunakannya. Ia merapatkan mantel dan syalnya agar tidak kedinginan, karena suhu Korea sudah mulai ekstrim.
Irene membawa belanjaannya dengan kepayahan karena hampir ada empat kantong plastik yang harus dibawanya, untung saja ada security yang lewat dan dengan senang hati membantunya membawa belanjaannya.
"Irene-ssi berniat menyetok makanan?" Security tersebut bertanya karena belanjaan yang yang banyak. Irene menjawab sambil mengangguk tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loveious.
Short Story[ ft. vrene ] Akan ku ceritakan sebuah kisah, tentang mereka yang tak terlihat didepan kamera namun ada dibaliknya. "orang bilang hubungan kami adalah kriminal.." "...tapi kami saling mencintai." proudly present by : © hara,2019.