〖 — L O V E I O U S —〗
❝ because for us, love is criminal. ❞
Irene tersenyum tipis, melirik Seulgi yang gembira menatap pantulan gambarannya dicermin. Sambil membetulkan letak baju yang dikenakannya, ia merogoh kantong untuk mengaktifkan ponselnya.
18.45 PM
Waktu yang berjalan cepat atau Irene saja yang terlalu santai, ia masih saja cemas akan beberapa hal yang terjadi. Mungkin karena persiapan atau dirinya yang tidak mau bersiap.
"Seulgi-ya kamu cantik, tapi kita harus berangkat sekarang juga" gadis itu terkikik pelan atas respon yang diberikan Seulgi. Ia menarik pelan tangannya agar menjauhkan gadis itu dari cermin, berhenti untuk membetulkan bajunya atau make up yang dikenakan.
Saat akan turun dari tangga, Irene terkesiap gerakan tiba-tiba Seulgi, "Eonni kalau tidak mau ikut bilang saja, aku baik-baik saja" Irene menatap Seulgi yang menjatuhkan raut wajah cemas.
Irene menggeleng pelan, ia melanjutkan kembali perjalanannya yang tertunda "aku baik-baik saja, tidak selamanya aku bisa kabur bukan?" Seulgi tersenyum lembut.
Irene memeluk pelan Seulgi mengatakan ucapan penenang, dibalik punggung Seulgi, ia bisa melihat Yerim terkekeh dan bergabung untuk memeluk mereka. Wendy dan Joy yang baru saja keluar dari dapur mengerutkan kening menatap satu sama lain.
Bepikir apa yang dilakukan mereka bertiga, hingga dengan jahil mereka akhirnya ikut berpelukan juga seperti, teletubies. "Mwoya aku juga ingin ikut!" Joy tertawa cekikikan sambil memeluk erat ketiganya.
"Oh my God, its seven pm guys, cmon we late. Aish Joy lepas kita terlambat" Seulgi mengerang panik saat jam digital di tengah ruang menunjukkan pukul tujuh pas. Hari ini sangat penting bagi Seulgi, ia tidak boleh terlambat sedikit pun.
Mereka berlima menuju basement sambil berlarian, udara dingin yang menusuk kulit mereka hiraukan. Melirik kekanan dan kekiri, Irene baru memasuki mobil van untuk berjaga jaga agar paparazzi tidak mengikuti mobil mereka.
Selama perjalanan itu pula Irene hanya menatap keluar pemandangan lalu lintas jalan yang cukup ramai dari dalam jendela. Disampingnya masih ada Wendy yang setia menggaet tangan kanannya sambil mencomot cookies yang dibuatnya sebelum berangkat.
Sambil membunuh rasa bosan ia hanya sibuk menatap acara show yang ditampilkan di iPad yang dipegang Wendy. Irene tidak memegang ponselnya lagi setelah, kejadian kemarin. Ia hanya menggunakan ponsel Seulgi atau Joy untuk bertukar kabar, selebihnya Irene lebih baik menghindar dari sosial media.
Mereka berempat tersentak, saat tiba-tiba Joy memekik keras sambil mengangkat ponselnya. "Yakk anyeong member-deul apa kalian lagi syuting?" Irene menghela napas lega siapa yang menelpon.
Jennie terkikik senang atas respon terkejut para member Red Velvet, banyak orang berpikir bagaimana para member bisa dekat satu sama lain padahal dari agency yang berbeda. Karena itulah saat di acara panggung banyak orang menunggu untuk acara collab mereka, karena kedekatan mereka yang sangat tidak terduga.
Yerim adalah orang pertama yang memecah keterkejutan mereka semua "eonni sudah lama tidak bertemu, ayo kapan kapan hangout bersama" Jennie mengarahkan posisi kameranya pada seseorang disebelahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Loveious.
Short Story[ ft. vrene ] Akan ku ceritakan sebuah kisah, tentang mereka yang tak terlihat didepan kamera namun ada dibaliknya. "orang bilang hubungan kami adalah kriminal.." "...tapi kami saling mencintai." proudly present by : © hara,2019.