[END] Something to Remember (You X Chanyeol X Kyungsoo)

dua empat

aku pergi ke ruang tv setelah berdebat siapa yang harus mencuci piring. Chanyeol menang dan menyuruhku menonton tv saja. Kunyalakan tv, drama kolosal muncul, tapi aku tak berselera, drama cinta juga ku tak berselera, maka kutonton saja berita.
"saya yoora akan menemani malam anda dengan berita terhangat hari ini. Pengusaha muda juga tampan berhasil menembuskan produknya ke pasar dunia. Hal ini membuka peluang berkembangnya ekonomi nasional, berikut profil pengusaha muda ini. Adalah do ---"

"wahh ini saatnya knowing brother! Kali ini bintang tamunya IU dan Lee joon gi"
"yak! Kau ini kenapa?"
"waktunya knowing brother, aku tak pernah melewatkannya kau tahu?"
"terserah"

Pada akhirnya aku menonton acara itu bersama Chanyeol dengan seksama, aku tertawa tapi bukan lagi karena acara situasi komedi itu, yang membuatku tertawa adalah saat dia tertawa. dia seringkali bertepuk tangan bahkan memukul-mukul meja, dan lebih parah dia memukul-mukul lenganku yang ada di sebelahnya. Aku tertawa tiap kali dia juga tertawa, semakin lama aku paham dan dengan reflek menangkis lengannya yang hendak memukulku, hahahaha.

"toben-ahh waktunya masuk ke kamarmu"
aku menggendongnya dari sofa dan membuatnya tidur di rumahnya sendiri, maksudku kandangnya. Aku pergi kedapur, mengambil air dan minum obat rutinku. kumatikan tv lalu aku lihat chanyeol yang tertidur di atas sofa, kupandangi wajahnya dalam keheningan.
"dia suamiku?"
Setelah beberapa detik aku berpaling, kubereskan cemilan juga minuman diatas meja, dan kubuang sampah-sampahnya. Aku kembali lagi dan chanyeol belum juga mengubah posisisnya. Kubangunkan dia
"chanyeol-ahh bangun, ayo pindah ke kamar"
"...."
"chanyeol.. ayo pindah! Chanyeol-ahh"
Aku kaget saat itu ia langsung bangun dan pergi kekamar tanpa membuka matanya, ku ikuti ia dibelakang, aku takut ia jatuh. Ia berjalan perlahan dengan rambutnya yang acak-acakkan, berjalan seperti zombie yang mencari makanan,hehe. Meski begitu chanyeol hapal betul dimana letak kamarnya, ia membuka pintu, lalu terus berjalan, aku sudah berusaha membelokkannya ke arah sofa dimana biasa ia tidur, tapi ia malah terus berjalan dan tidur diatas kasur.