tujuhbelas

130 26 6
                                    

-MASA SEKARANG-
*Chanyeol VOW*
Istriku sudah berangkat, ia menyiapkan semuanya dengan sangat baik. Aku jadi merindukannya lagi, lalu aku menelponnya.
.
.
Mywife: "oppa, temani aku mengobrol sampai kantor ya"
Me: "tentu, hmm ngobrolin apa ya? Disekitarmu ada siapa?"
.
Me: "kenapa berbisik? lelaki? Siapa? Apa" kenapa berisik sekali
Mywife: "hahahha bercanda sayang ...... "
Me: "haha kau ini paling bisa me-----".
Mywife: "oppa, aku takut"
Me: "kenapa? Ada apa?"
Mywife: "su..supirnya"
Me:"kenapaa??? Yaak! Suara berisik apa itu?"
Mywife: "dia mengebut, dan sepertinya ada masalah dengan other ca---- aaakkk! Oooppa!!!"
*crash* suara decitan rem disusul suara teriakan-teriakan dan juga suara benturan jelas terdengar
Damn apa itu!
Me: "yak!!! Apa yang terjadi?! Suara apa itu?!! Hallo!!? Sayang?!!! Sayang?!!!" lalu telponnya mati, ku telpon ulang tapi tak dapat terhubung sama sekali, aku semakin panik, dan bergegas mencari tahu apa yang terjadi.
Aku mengebut sebisaku, aku coba menenangkan diri sekuat mungkin, tapi aku tak bisa. Apa yang terjadi?! Apa dia baik-baik saja? Dia harus baik-baik saja! Argh Harusnya aku mengantar dia apapun yang terjadi.
Didepan jelas banyak kerumunan orang dan ambulan yang berdatangan, aku melihat asap yang menguap ke udara. Apa itu bis yang dinaiki istriku?
Aku turun dari mobil dan langsung mencari istriku dimana, ku terobos puluhan orang yang berkerumun itu. Kulihat seorang nenek yang berlumuran darah dibawa ambulan itu. Aku juga melihat para siswa dengan noda darah di seragamnya yang putih dibopong untuk mendapat perawatan. Aku menghampiri tempat bus itu tapi polisi menahanku.
Police: "mohon tetap dibelakang garis!!"
Me: "istriku disana!!!!!!" aku berteriak padanya dan menerobos masuk.
Lalu aku melihat dia, mataku terbuka lebar, ia diangkat menggunakan tandu, tangannya lemas, darah mengotori bajunya, banyak luka diwajahnya dan yang lebih menyakitkan matanya tertutup. Tubuhku lemas, air mata tak bisa kutahan lagi, aku berlari menghampirinya, mengelus kepalanya tapi darah itu membuat tanganku bergetar, apa yang kulakukan?
Me: "i..istriku, bertahanlah, kau tidak boleh pergi secepat ini!" air mata masih bercucuran, bibirku bergetar "kau tak boleh pergi! Tak boleh!"
Perawat: "maaf pak, kau walinya?"
Me: " yaa!! Aku suaminya!!"
Perawat: "dia masih punya harapan hidup, ayo ikut kami naik ambulan"
Aku mencoba untuk tidak menangis, sepanjang jalan memegang tangannya yang lemas. Perawat memberi beberapa pertolongan pertama, aku bertanya-tanya
Me: " apa dia baik-baik saja?"
Perawat: " mohon tetap tenang, kemungkinan dia membutuhkan banyak darah, dan kemungkinan juga mengalami geger otak, tapi semua vitalnya aman"
Me: "dia tak akan pergi bukan?!"
.
.
Dari ambulan dia dibawa ke ruang unit gawat darurat, aku ingin masuk juga tapi tak bisa.

Aku bersandar pada tembok dan menyesali diriku yang seharusnya mengantar dia hingga selamat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku bersandar pada tembok dan menyesali diriku yang seharusnya mengantar dia hingga selamat. Ohiya! Eomma!
-telpon-
Me: "eomma! Sekarang duduk dan dengarkan aku"
Eomma: "ada apa nak? Kenapa tiba-tiba bicara seperti itu?"
Me: "dia mengalami kecelakaan bus, 80% kemungkinan selamat, sebaiknya sekarang eomma dan appa bersiap untuk kemari di rumah sakit seoul" aku mencoba bicara perlahan
Eomma: "jangan bercanda menantuku! Bagaimana ini bisa terjadi lagi?!" lalu menangis
Me: "maafkan aku eomma!"
Eomma: "aku tahu kau juga pasti sangat panik kali ini, tenang dia pasti baik-baik saja! Sekarang lakukan apapun yang disarankan dokter! Eomma dan appa akan bergegas kesana!" menguatkanku
Me: "iya eomma"
Tak lupa aku memberitahu semua keluarga.
Tapi sekarang aku masih sendiri disini, satu jam, dua jam dan tiga jam aku menunggu operasi selesai. Aku membayangkan pasti sakit sekali rasanya! kaki kanan patah, dan tangan kiri mengalami retak. Kenapa aku tak mengantarnya saja saat itu? Aku menyesali itu terus menerus.

Operasi selesai, aku bersyukur ketika ia masih bisa diselamatkan, lalu dokter keluar dari ruang operasiDokter: " syukurlah kakinya tidak patah terlalu parah, dan lengannya juga akan baik-baik saja, kondisi vitalnya juga sudah bagus, sekarang dia d...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
Operasi selesai, aku bersyukur ketika ia masih bisa diselamatkan, lalu dokter keluar dari ruang operasi
Dokter: " syukurlah kakinya tidak patah terlalu parah, dan lengannya juga akan baik-baik saja, kondisi vitalnya juga sudah bagus, sekarang dia dalam keadaan koma, benturan kepala yang dia alami bersifat traumatic. Apa dia pernah mengalami kecelakaan sebelum ini?"
Me: "ya! kurang lebih 5tahun yang lalu"
Dokter: "hmm begitu, tetap tenang ya, dia akan baik-baik saja, dan kabari kami jika perlu sesuatu" menepuk pundakku dengan tatapan menguatkan
.
.
1jam kemudian
Dia dipindahkan ke ruang rawat,
Perawat: "sekarang anda boleh masuk"
Me: "terimakasih"
Tak ingin pergi rasanya, aku hanya ingin menemaninya disini, disampingnya.

1jam kemudianDia dipindahkan ke ruang rawat, Perawat: "sekarang anda boleh masuk"Me: "terimakasih"Tak ingin pergi rasanya, aku hanya ingin menemaninya disini, disampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terdengar ketukan pintu, lalu pintu terbuka, dan itu eomma dan appa. Eomma berlari dan memeluk anak kesayangannya itu, dan appa berjalan perlahan namun jelas ia lemas mengalami ini lagi.
Eomma: "nak! Ayo nak kau kuat, bangun nak!" menangis lalu mengelus kepalanya
.
.
Ini sudah tiga hari, seluruhnya 9 kali dokter mengatakan belum ada kemajuan yang berarti, tapi lukanya sembuh cukup cepat. Eomma sudah pulang kemarin, akan mengambil beberapa keperluan untuk menginap lebih lama. Suster datang dengan lap dan mangkuk besar berisi air
"untuk apa itu suster?
" saya akan membersihkan badannya"
" ahh biar saya saja, saya suaminya"
"ah iya silahkan"
Sebenarnya aku tidak tega menyeka tubuhnya yg penuh luka, dengan hati-hati aku menyeka tubuhnya.
"sayang cepat bangun, disini ada makanan kesukaanmu, aku ingin memakannya bersama"
.
.
Eomma datang dengan berbagai keperluannya, dia bilang akan menginap lebih lama.
"chan, pulanglah, istirahatkan tubuhmu, eomma lihat kau jarang makan dan juga kurang tidur ini sudah 5 hari"
"tidak eomma, aku akan menunggunya hingga sadar"
"kau jangan keras kepala! Jika kau sakit kau akan membuat istrimu kawatir"
"hmm baiklah, kabari aku jika ia sadar, aku akan langsung kembali"
"kau datang lagi besok atau lusa biar eomma yang jaga disini"
"baik eomma"
Selama 5 hari ini, tak henti-hentinya keluarga dan kerabat kerja menengok, tanpa berpikirpun aku menunda semua projek musikku.
"nak! bawa beberapa makanan yang dibawa para penengok, ini banyak sekali, kita akan membawanya kembali jika ia bangun"
"iya eomma"

[END] Something to Remember (You X Chanyeol X Kyungsoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang