duapuluh

151 27 2
                                    

Pagi ini cerah sekali, langit yang kulihat lewat jendela bahkan berwarna biru.
"ini sangat membosankan! Ini terlalu cerah untuk berada diruangan"
"...."
"yak jerapah!"
"...."
"kau mengabaikanku?"
"...."
Aku menoleh padanya, melihat dia masih erat memeluk selimut di sofa itu. Aiigoo dia masih tidur! dia pakai selimut hingga berkeringat
"yak! Jerapah jika kau kepanasan buka selimutmu! Keringatmu sudah bercucuran"
"....."
"bicara padaku! Aku tahu kau sudah bangun"
"...."
"tunggu! Kenapa dia pucat sekali? Yak chanyeol bangun!" aku meninggikan suara
"yaaak park chanyeol!!!"
"nee? Hmm" suaranya serak
" hei kenapa? kau nampak tidak sehat! Aigooo biar ku panggil suster" *memencet bel
"ti..dak usah"
"aku tak meminta pendapatmu"
.
"suster, tolong lakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh untuknya. Tampaknya dia sakit"
"baiklah"
.
Sarapan kali ini tak menarik perhatianku, aku hanya mengaduk-aduk makanannya. Suster datang dengan obat rutinku.
"apa ini? Kenapa anda belum makan sama sekali? Kau harus memakannya sebelum minum obat"
"aaah ii..iya suster saya akan makan"
.
.
Pintu dibuka sepenuhnya, lalu masuk dokter bersama stafnya dengan satu kasur dorong yang diatasnya itu adalah chanyeol.
"dok dia kenapa?!"
"kondisinya sangat lemah, dia kelelahan, kurang vitamin. Kemarin aku sudah menyuruhnya untuk istirahat total beberapa hari tapi ia tidak menurutiku"
"apa? Kelelahan?"
apa ini salahku? Aku merepotkannya terlalu banyak! Yaampun aku baru sadar, aku disini sudah berminggu-minggu dan bagaimana chanyeol bisa bertahan selama itu? Aku menangis.
"ini salahku"
"kau sangat khawatir padanya"
Berbisik " dia istri pemuda ini"
"ahhh pantas saja! Kau jangan memaksakan diri untuk merawatnya, biarkan kami merawatnya"
"tapi ..." kataku
"kami menempatkan ia di kamar ini karena kami tahu dia adalah suamimu" potongnya
"aa begitu..iya terimakasih dok, suster" perasaanku sedikit lega
"iya, biarkan infusnya habis, ia akan siuman segera"
"baik dok"
Kulihat samping kananku, ia benar-benar terbaring lemah. Apa ini? Kenapa dia malah sakit?
Tak henti-hentinya aku melihat wajahnya juga tubuhnya, yang tak kunjung bergerak selain bernapas. Dia masih hidup kan?
"chanyeol...."
"..." tak ada respon
"kenapa sakit? setelah diperiksa seharian, malah kembali dengan keadaan terbaring lemah. Bagaimana ini?? Huh bahkan Kasur itu terlalu pendek untukmu, nanti biar kukatakan pada perawat untuk menggantinya."
.
.
Hari berlalu dan kini sudah malam, tapi chanyeol belun juga bangun.
*nada dering*
Handphone chanyeol berdering, ada telpon masuk. Aku ambil handphone dari meja yang memisahkan kasurku dengan kasurnya. Tertulis -manajernim-
"yeo- "
"yak! Chanyeol ini sudah hampir satu bulan! Kau tidak akan berkarya lagi?" dengan nada penuh semangat
"maaf chanyeol sedang tidur, dia sedang sakit"
"ahhh!!. Ahh kau Noona! Ternyata ini bukan chanyeol maaf maaf aku tak tahu itu"
"iiii..iyya. Maaf manajernim mungkin kau bisa menelpon lagi besok"
"ahhh iya baik. hmm Syukurlah semoga kau cepat sembuh ya! aku akan menelpon lagi besok! Sampaikan pada chan bahwa aku menelpon ya!"
"iyaa"
-telpon berakhir-
"noona? Manajernya lebih muda dariku?"
Handphone ini menarik perhatianku, handphone apa ini? Sangat tipis dan tak ada key pad -nya sama sekali. Ada kamera depannya kecil sekali, dan kamera belakangnya ada empat. Hahaha handphone apa ini? Kulihat secara menyeluruh, depannya, belakangnya, atasnya, sampingnya, dan juga bawahnya. 'plip' layarnya menyala disitu ada wajahku juga wajahnya menggunakan pakaian pengantin. Di foto itu aku tertawa, begitu juga chanyeol sambil menatap wajahku, aku ada dibopongannya sambil memeluk lehernya. Karangan bunga dengan nuansa putih dan dusty pink menghiasi foto itu.
"aku cantik juga" senyumku sambil mengelus wajahku di layar dengan ujung jari
Entah kenapa rasa penasaranku belum juga berakhir, sesekali aku melirik karena aku takut ia bangun dan tahu bahwa aku menggunakan handphonenya tanpa ijin.
"cara menggunakannya bagaimana?"
Aku tahu cara menggunakan handphone dengan layar sentuh, tapi apa ini? Ini sangat berbeda dengan handphone yang ku punya saat itu. Tunggu! Apa aku punya handphone? Dimana handphoneku? Aku jadi penasaran! Hehehe
"apa ini fitur music?" tap
Suara menggelegar membuatku sangat kaget, handphone sempat terlempar dan tentu reflek aku menangkapnya. Segera aku mencoba mematikan suara lagu keras itu, dan syukurnya lagu itu mati dengan segera. Aku bersyukur dengan mendekap handphone itu
"haaahhh syukurlah!" aku melirik chan dan dia masih menutup matanya
"lagi pula kenapa dia menyimpan lagu keras seperti itu? Mengagetkan saja!"
Langsung kusimpan handphone itu ditempatnya semula, aku berbaring lagi menatap langit-langit, lalu jendela, lihat lagi bunga-bunga yang ada di meja lalu...
' get well soon. Dear, ALLE'
"ALLE? Bukankah itu majalah ternama?" kulihat lagi lebih dekat
"benar! Itu dari ALLE! Ba.. bagaimana bisa? Aku mendapat bunga dari ALLE? Jerapah! bagaimana bisa aku mendapatkan bunga dari ALLE??" kepalaku menoleh padanya
" ah iya benar, dia belum siuman. Kenapa lama sekali?!" antusiasku kembali terkubur.
Kukembalikan tubuhku pada posisi semula, aku aneh kenapa aku belum juga mengantuk? Satu, dua, tiga, aku mencoba menghitung domba imaginative yang meloncatiku terus menerus, hingga empat puluh dua aku belum juga mengantuk. Karena tak kunjung berhasil, aku usir saja domba-domba itu. Hmm lalu sekarang apa? Ku tengok chanyeol, dan dia terlihat tersenyum
"kau sedang bermimpi? Mimpi apa ya? hehehe"
'flip' mataku terarah lagi pada handphone miliknya. Maka kuambil lagi handphone itu, baru kusentuhkan jariku pada layar, layar kuncinya terbuka. Aku slide dan lihat-lihat apa saja fitur yang ada di handphone jaman ini? Kakao talk, Instagram, naver, soundcloud, galery? aku tap fitur itu, untuk fitur ini aku tahu betul, bahwa ini fitur kumpulan foto ataupun video.
"wahhh banyak sekali fotonya! ternyata dia orang yang rapi, fotonya ia atur peralbum, selfie, nature, seni, our we..wedding?" tap!

[END] Something to Remember (You X Chanyeol X Kyungsoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang