dualima

126 24 0
                                    

sesampainya kami dirumah, kami bergegas menghampiri dapur. Aku pergi mengambl gelas, selanjutnya kulkas.
"yaa, jangan dihabiskan"
Chanyeol minum air itu tanpa gelas, begitu banyak hingga menyisakkan hanya sedikit air
" lalu untukku hanya segini?"kataku
"maaf aku haus hehehe"
"aku juga!"
"hehehe"
"aiishh" lalu meminum sisa airnya
"ayo kita belanja, ku lihat kulkas banyak yang sudah habis"
"ini sudah hampir gelap"
"kau takut?"
"tidak"
"lalu?"
"hanya saja aku tak tau harus kemana, aku tak mengenali daerah ini"
"aku yang mengajakmu artinya kita pergi bersama"
"ohhiya"
.
"sebelum kita pergi, pakai jaket ini, diluar dingin"
Chanyeol memakaikanku jaket, saat itu dia sudah memakai jaket, berwarna hitam
"bukankah jaket ini tipis?" kataku
"tidak teralu, ini cukup hangat" menyeletingkan jaketku
"benarkah? Lihat! Ini sangat tipis" membuka resleting jaket
"tidak"
"iyaaaa"
"tidaaaak"
"iyaaa"
"tidaaaaaaaak"
"terserah kalau begitu" menyeletingkan jaketnnya lagi
"hehehe"
.
Kami menggunakan mobil untuk pergi ke supermarket, tentu saja Chanyeol yang membawa mobil.
Di dalam mobil
"kau tau? Aku selalu ingat saat kau menyuapiku gimbap saat berangkat kuliah"
"ahh benar aku ingat itu, kau lucu, kau membawakanku sarapan tapi kau sendiri belum makan"
"yaa, kalau saja kau tak bertanya, mungkin aku tak akan sarapan saat itu"
"chhaam dasar ceroboh, aku selalu ingat dengan sarapan, eomma bilang, sarapan itu peenting"
"anak eomma..."
"apaan sii hahaha"
"ahh iya, setelah kita pulang dari rumah sakit aku belum pernah mendengar kau bercerita lagi, ayo cerita"
"hmm aku bingung harus mulai dari mana"
"kau pasti mengalami kebingungan bukan? Mulai dari mana saja"
"baiklah, aku akan terbuka padamu, kuceritakan dari awal ya"
"baik, aku akan mendengarkan" potongnya
"aku merasa seperti sedang bermimpi, pergi ke masa depan, mengalami 5 tahun lebih cepat. hari itu hari jadiku dan sunbae yang ke100, aku naik bus itu untuk makan bersama, dia memasak ayam, ayam barbekyu. Kecelakaan itu terjadi, aku kesakitan, tapi aku bingung bangun dengan statusku sebagai istrimu."
"kau tidak suka itu?"
"biar kuselesaikan. Lalu kau merawatku dengan sangat baik, memelukku, tertawa bersamaku, makan denganku, dan juga menghabiskan hari bersamaku. Itu sangat hangat, yang terasa sangat familiar adalah saat kita berpelukkan, bukan aku cabul atau berpikiran kotor, tapi sungguh itu membuatku tenang. Kemarin, saat kau tidur, di sebelahku, aku tak begitu risih, aku mulai menerimamu"
"lalu..."
"sekarang aku sangat bingung dan penasaran, bagaimana kita bisa bersama."
"lalu, bagaimana dengan sunbae? Aku rasa kau lebih penasaran tentangnya"
"dia selalu datang ke mimpiku"
"mimpimu?"
"iyaa, dia tertawa tapi mengucapkan kalimat perpisahan, aku rasa perpisahan kami begitu menyakitkan, dan aku tak ingin mengingat itu"
"kenapa?"
"akan aku biarkan ingatan itu datang dengan sendirinya"
"sebenarnya aku tahu sesuatu tentang mengapa kalian putus"
"aku tahu, kau pasti tahu"
"tidak seluruhnya, karena saat itu kau sangat tidak suka mengungkit sunbae di hubungan kita"
"itu sebabnya, aku tak ingin merasakan itu lagi"
"tapi ingatanmu harus sembuh"
"haruskah?"
"tentu"
"hmmm entah lah"
Ciiiiiit chanyeol me-rem mobil secara mendadak, dan reflek tangannya melintang didepan tubuhku.
"aiissshh kenapa berhenti mendadak?! kau tak apa?" katanya
"yaa tak apa" aku membuang napas
"tunggu disini, biar ku tegur orang itu"
Chanyeol turun dari mobil dan menghampiri pengendara mobil itu
"chanyeol! Jangan berkelahi"
Aku tak mendengar dengan jelas apa yang ia katakan, aku hanya melihatnya dari dalam mobil. Awalnya dia mengetuk, lalu meletakkan kedua tangannya di pinggang, ohh tampaknya dia akan marah, aku khawatir. Tak lama wanita cantik berambut panjang keluar dan membungkukkan badannya beberapa kali lalu ia memberikan kartu nama, chanyeol menurunkan kedua tangannya, dan tampak tidak tega. Tak lama mereka bicara, mereka saling membungkuk, tersenyum dan mobil itu pergi. Anehnya, chanyeol menunggu mobil itu pergi jauh
"hah apa itu? dia tergoda?" aku meyeringai lalu mengalihkan pandangan
Lalu chanyeol masuk mobil dan menggunakkan sabuk pengaman.
"dia sangaaaaaat cantik ya. kukira kau akan marah, karena kau meletakkan kedua tanganmu pinggangmu. Tapi saat dia keluar huh kau menurunkan kedua tanganmu dan tak marah sama sekali! Bahkan.. kau tersenyum dan menunggu mobil itu pergi jauh! Hah kau menyukainya?"
"kenapa menyerangku seperti itu? Yaaa dia cantik!"
"hah aku tak percaya ini! Dia cantik? Kau menyukainya? Lalu kenapa tak sekalian saja naik dengan mobilnya?" panas sekali
"kau cemburu?!"
"kenapa bertanya? Aku istrimu!"
"hahaha benar! Kau cemburu" dia malah tertawa
"kau tertawa? Disaat begini? kau benar-benar!"
"yak! Aku hanya mengatakan yang sesungguhnya, dia cantik!"
"lalu kencani saja dia"
"haruskah?" mengangkat kartu namanya sambil tersenyum lebar
"apa katamu? Yak park chanyeol!!!" aku mengepalkan tanganku
"kau menyarankannya!"
"sini kau!" lalu aku memukulnya berkali-kali
"appo! Ahh appo! Sakit! ampun!" lalu menangkis tanganku
Kedua mata kami bertemu, beberapa detik. Setelahnya, aku melepaskan tangannya, lalu membuang napas. Aku sangat kesal, sungguh.
"pukulanmu sakit sekali, kau pasti sudah sangat kuat" mengelus-elus tangannya itu
"jangan rewel, cepat jalan"
.
.
Di supermarket, aku mengambil troli, berjalan dengan cepat, dan mengambil barang yang diperlukan.
"ayo jalan bersama!" kata chanyeol
Tak ada mood sama sekali untuk mendengarnya bicara, aku terus mendorong troli sambil mengambil barang yang harus dibeli. Selanjutnya membeli sayur, hal ini tak bisa ku percepat, karena aku harus memilih sayur dengan teliti, lalu kumasukkan ke troli. Tiba-tiba chanyeol ikut mendorong troli, tapi tepat dibelakangku, kedua tangannya juga menghalangi kedua sisiku.
"apa yang kau lakukan?!"
"ayo belanjaaaa~" mendorong
"minggir, aku tak bisa gerak"
Dia tak menghiraukan, dia terus mendorong seperti itu. Dan tentu ini bukanlah hal yang biasa dilakukan orang belanja, aku mendengar orang-orang disana berbisik dan bahkan memotret kami
"bukankah itu park chanyeol?"
"sepertinya iya, dia tinggal di daerah ini"
"dia sangat manis..."
Mereka yang menatap kami bukan hanya wanita muda kecil tapi juga ahjumma dan ahjussi.
Aku menoleh ke wajahnya chanyeol
"mereka memperhatikan kita! Leeep ..."
Tiba-tiba chanyeol mencium bibirku sekilas. Aku melotot, kembali melihat kedepan, apa yang dia lakukan?! Aku menyiapkan tanganku untuk menyikutknya
"jangan marah, disini banyak orang yang mengenaliku. Kau tau aku sangat terkenal kan hehehe" ia berbisik di telingaku
"aahhhhhhh aku iri" katanya
"jika kau tau kita diperhatikan, kenapa kau menciumku?!" aku kesal, sungguh
"aku meminta bantuanmu, aku ingin berada di pencarian urutan pertama"
"hahh kau narsis sekali" aku menyeringai
.
Setelah belanja, tentu saja kami harus membayar. sebelum sampai di gate pembayaran, aku memintanya melepaskanku,tapi dia tak menurutiku. Belanjaannya banyak sekali, sungguh.
"kau yang akan membayar ini bukan?" kataku
"tentu"
"selamat malam, saya akan mulai menghitung, tuan nyonya. .... Totalnya 207.708,56won"
"benarkah? Kenapa banyak sekali?!" menatapku aku hanya tersenyum geli
.
Aku tak mengerti, aku sungguh sudah sangat pegal dengan posisi ini. Dan posisi ini berakhir begitu kami sampai di depan mobil kami, lalu dia memindahkah belanjaan ke dalam mobil
"kau masuk lah" katanya
"tentu saja"
.
Tak lama chanyeol masuk, aku memainkan handphoneku.
"aigoo kebiasaan. Gunakan sabuk pengaman!"
"...."
"kau tak mendengarku?" lalu memasangkan sabuk pengamannya
.
Aku tak menghiraukannya bahkan hingga ku tidur, aku sungguh tak mengerti kenapa hari ini dia semenyebalkan itu, tersenyum pada wanita itu, mengatakan dia cantik, mencium bibirku, dan mengunakanku sebagai alat narsisnya. Ahggg.
.
.
Hari ini aku bangun, tapi tak ada chanyeol di sampingku. Aku mandi dan chanyeol belum kembali ke kamar, maka aku turun, ke dapur, menyapa dan memberi makan toben.
"toben-aah, appa mu dimana?"
Tapi toben hanya lahap dengan makannya, aku peri ke depan rumah, tak ada juga. Lalu aku ingat, ahh studio! Dan benar saja, chanyeol tertidur sambil memeluk gitar. Perlahan aku lepaskan gitar itu, lalu membuat dia pindah ke sofa, pergi ke atas dan kembali lalu menyelimutinya.
"aigooo dia tidur jam berapa?"
Kutinggalkan dia supaya ia bisa tidur, lalu pergi ke dapur. Disana belanjaan belum di bongkar seluruhnya, lalu kubongkar dan meletakkannya ke kulkas ataupun lemari
"ahhiya, ini ku beli celemek couple ini untuk nenek so hyun dan aku"
Aku bergegas pergi ke rumahnya, mengetuk pintu, dan tak lama nenek menyambutku dengan hangat
"sayaaang! Kenapa baru datang?"
"ahh annyeong nek, aku kemari untuk ..."
"belajar memasak bukan? Ayo masuk"
"euhh bukan nek"
"ayo masuk dulu"
"baiklah"
Di dalam rumah
"kau tahu, aku mencoba memahami situasimu nak! Dimana ingatanmu, dan apa yang harus kukatakan saat bertemu"
"ahh benarkah?"
"iyaa, kau cucu ku yang paling manis disini"
"ahh nenek jangan selalu memujiku seperti itu"
"maka aku tahu kau pasti belum bisa memasak nasi!"
"iya benar nek hehe"
Lalu nenek mengajariku hal-hal dasar di dapur, memasak nasi, memasak ramyeon, memotong sayur dan buah, membuat salad. Kami tak praktekan semua, nenek yang menceritakan semuanya dengan detail. Setelahnya nenek mengantarku hingga depan rumahnya untuk pulang.
"nek terimakasih, maaf masih pagi tapi sudah merepotkan. Ohiya aku membeli ini untuk kita nek, ini celemek couple"
"aigoo manis sekali, terimakasih"
"aku yang seharusnya berterimakasih, maaf sudah merepotkanmu"
"ahh tidak, kau belajar memotong dengan cepat. Aku senang bersamamu, celemeknya bagus sekali kita harus gunakan ini setiap belajar ya"
"iya nek, aku pulang ya, terimakasih"
" ah sebentar! Kenapa kau tak bertanya tentang masa lalumu padaku?"
"maksudmu nek?" aku menengok
"maksudku, tentang hidupmu, mantanmu, dan lain-lain. Aku tau semua tentangmu nak"
"ahh soal itu, aku memang ingin tahu, tapi aku belum siap nek" jawabku bingung
"baiklah, jika kau ingin bertanya, tanyalah padaku"
"baik nek, terimakasih"
Lalu kulambaikan tanganku.
.
.
Kupraktekan hal yang tadi nenek ajarkan, pertama, ku buat nasi setelah kucuci bersih. Lalu ku buat ramyeon, ditambah kimchi dan beberapa sayur.
"dia belum bangun juga? Kenapa?"
Hingga ku selesai, chanyeol belum juga terlihat, kulihat di studio tapi tak ada
"chanyeol! Dimana? Ayo makaaan!"
"I'm coming!" dia datang dari atas, tampaknya baru mandi
Tentu, aku masih belum memaafkannya. Chanyeol datang dan duduk. Aku menyiapkan makanannya,
"untuk sekarang makan ramyeon dan nasi saja ya"
"bukannya kita baru belanja kemarin? Kenapa tak masak saja"
"kau lupa? Aku tak bisa masak"
"tapi kau belanja banyak sekali, dan sekarang kita hanya makan ramyeon?"
"aku akan menggunakan itu nanti, sekarang makan saja"
"kau masih marah? Aku tidak tidur dikamar dan kau tidak mencariku"
"makan saja makananmu"
"katakan sesuatu, kau masih marah?"
"kau mau makan atau mengobrol?"
"arraseo"
Tampaknya energy chanyeol hari ini sangat banyak, tak henti-hentinya chanyeol bicara
"mari bermain, yang kalah harus cuci piring"
"aku yang akan mencuci" lalu kulanjutkan makan
"benar! Kau masih marah. Kentara sekali"
"..."
"tapi, aku senang kau marah. Artinya kau cemburu... dan artinya kau menyu..."
"berisik" aku berbalik dan pergi ke tempat cuci piring
"aku sudah membuang kartu namanya!"
Aku tersenyum "kenapa juga kau buang? Bukankah kau akan berkencan dengannya?"
"tentu saja tidak! Aku punya istri yang jauh lebih cantik"
".... "
.
.
Setelah makan aku pergi ke kamar mandi untuk mengambil baju kotor,
"aiissh kebiasaan, apa sulitnya membawa baju ini ke keranjang cucian? Jaraknya tidak jauh sama sekali"
Sehabis itu, aku keluar membereskan kamar
Derrtt...derrtt
Aku mendengar suara handphone dan lalu kutemukan handphone chanyeol ada dimeja laci jam tangan koleksinya, pesan masuk
--wanita mobil-
"baiklah kita bertemu di sana, pukul 2 siang" isi pesan itu
Karena pesan itu singkat, aku bisa membacanya tanpa membuka pesan.
"wanita mobil? Huh jadi dia membuang kartu nama itu karena sudah memindahkan nomornya dalam hp? Anak itu benar-benar!"
Lalu terdengar suara pintu, kuletakkan lagi hp nya dan melanjutkan melipat selimut.
"ahh ternyata handphoneku disini" kata chanyeol
Tak lama dia pergi dengan terburu-buru, aku pun begitu, segera bersiap-siap mengikutinya.
.
.
Aku turun dan mendapati chanyeol sedang menggunakan sepatu
"mau kemana?"
"ahh sayang! aku ada janji dengan teman"
"boleh aku ikut?"
"apa?"
"boleh aku ikut? Aku bosan dirumah"
"tapi aku akan bertemu teman laki-laki, jika kau ikut tidakkah akan menjadi canggung?"
"ahh teman laki-laki?"
"iyaa, teman waktu kuliah" jawabnya santai
"bukankah kau akan bertemu dengan wanita mobil itu?"
"wanita mobil? Kau membaca sms ku?"
"kenapa? Tak boleh?"
"bukan begitu"
"kau sungguh akan berkencan dengannya?" suaraku meninggi
"tentu saja tidak! Aku hanya ingin mengambil uang ganti rugi darinya"
"haha berarti benar kalian akan bertemu! lalu kau berbohong tentang teman laki-lakimu?"
"tidak! Aku tak berbohong tentang itu"
"kau tahu betul, aku tak suka orang yang berbohong"
"aku tahu, tapi"
"tapi apa ceritakan"
"aishhh kenapa kau ini? Dengarkan! Jadi aku akan bertemu teman-teman kuliahku kami akan bertemu dan mengobrol setelah sekian lama tak bertemu, lalu barulah aku akan bertemu wanita mobil untuk mengambil uang ganti rugi. Dan mengenai membuang kartu namanya aku tak berbohong! Aku sudah membuang kartu nama itu" dia menjelaskan dengan perlahan
"kau tak berbohong lagi?"
"iya tentu! Dan wanita itu, kau tak usah cemburu padanya. Saat itu aku tersenyum karena dia sunbae di jurusanku. Sudah sangat lama kami tak bertemu, dia sangat tidak enak membuat mobil kita penyok dan memaksa untuk mengganti rugi, maka dia memberi kartu namanya"
"ohh begitu"
"lagi pula dia sudah bersuami"
Kemarahanku seketika mereda "arraseo!"
"mianhe membuatmu dalam kebingungan"
"jika kau ceritakan semuanya dari awal, aku tak akan salah paham! Sekarang kau boleh pergi" aku sungguh malu, aku berbalik dan pergi
Tiba-tiba Chanyeol memelukku dari belakang
"maaf, lain kali aku tak akan begini" bisiknya
Entah kenapa, secara reflek aku berbalik memeluk chanyeol.
"jangan berbohong, jangan menyembunyikan apapun dariku"
"baiklah, maafkan aku" dia memelukku lagi sambil mengelus rambutku
"maafkan aku juga"

[END] Something to Remember (You X Chanyeol X Kyungsoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang