David mengantar gua sampai keparkiran kampus padahal gua udah menolaknya namun David tetaplah david yang tak mudah digoyahkan. Sepanjang parkiran kampus menatap gua penuh tanda tanya dan tak percaya, yaiyalah mereka ga percaya, secara Mera yang mereka kenal kan kere nah ini malah dianterin pake mobil mewah, siapa juga yang tidak syok melihat perubahan Mera secara drastis."Tuh kan gegara lu gua jadi pusat perhatian lagi." tukas Mera sebal, kemarin sama Emak nah skarang sama si David, mana si David tak merasa bersalah lagi, dengan sengaja dia berjalan berdampingan dengan gua.
"Sekarang lu harus membiasakan diri lu setiap kali gua yang antar jemput."
"Jangan bilang kalau lu bakalan sering-sering antar jemput gua?"
"Menurut lu? ga usah pasang muka begitu nanti gua khilaf." Mera tak mengguraukan gurauan si David, dia masih memoncongkan mulutnya sebal.
"Huaaaa Verel Bramasta ya?"
Tuhkan si David bikin gua malu, buat apa coba dia pake kacamata bergaya layaknya Artis papan seluncur. Anak-anak udah pada ricuh pengen minta foto sama tanda tangan, yaudah gua tinggalin aja itu anak. Salah sendiri nyari sensasi di kampus gua, kalau lu punya wajah charming gua saranin jangan ke kampus gua deh, soalnya di kampus gua itu banyak predator cogan.
"Humaira...."panggilnya.
"Iya ada apa pak?"
"Mana tugas kamu?"Elah pak gua ga bakalan kabur dari tugas kok, pakek nagih segala bikin malu.
"Ini pak,ga usah ditagih saya juga bakalan ngasih kok pak."
"Terserah saya dong." Tiap gua ketemu sama ini dosen bawaannya pengen gua yasinin terus, bikin Esjeruk deh! esmosi sih hehe.
"Mera, Tega bener lu sama gua. Ninggalin gua begitu aja mana mereka ganas semua, abis badan gua merah-merah dicubit mereka." cerocos si David, ga liat sikon ini anak! mana dosen garang gua udah menjeling lagi, untung ga sampai keluar biji matanya.
"Stttsss." kode gua, moga aja si David ngarti kode yang begituan.
"Apa?" tuhkan lemot, haruskah gua sembur dulu ini anak supaya paham maksud gua.
"Humaira ikut saya."
"Eh mau kemana? Ini siapa?"
"Saya rasa yang tidak berkepentingan silahkan kembali, saya Dosennya Humaira."
"Ooohh Dosen toh! kenalin gua eh saya maksudnya Tunangan Mera." Ya ampun drama apa lagi ini, awas aja si David gua getuk dia pake paku kalau ketemu lagi, bikin gosip aja hobbynya. Dari dulu sampe sekarang itu Hobby ga pernah hilang, gua sempat bertengkar sama dia, Ahhh kenapa ujung-ujungnya jadi bahas dia sih! oke Mera move.
"Ga peduli, yang jelas bukan calon suaminya kan? berarti saya masih punya kesempatan."
"Humaira ikut saya, ada yang harus kamu kerjakan."
"Humaira... apa kamu ga mendengarkan saya?"
"Humaira...."
"Ah iya pak kenapa?"
"Ikut saya."
"Saya juga ikut." ujar David sengit.
"Mohon silahkan tinggalkan tempat ini bagi yang tidak berkepentingan."
"Saya akan kuliah disini,jadi suka hati saya lah."
"Vid, mendingan lu pergi aja deh gua ga mau lu berurusan sama ini dosen."
"Tapi Mer...."
"Udah deh Vid, jangan kekanakan."
Gua pun meninggalkan si David di koridor dan mengikuti pak Jekisyen yang udah berjalan duluan. Btw gua masih ga sepenuhnya sadar dengan pembicaraan mereka yang absurd itu,mungkin karna tadi gua lagi mikirin seseorang. Dulu dia adalah penyelamat juga penyemangat hidup gua yang amburadur, jujur sampai detik ini gua masih sayang sama dia.
"Jadi itu tunangan kamu? ga ada cincinnya kok." ngoceh apaan sih ini dosen ga jelas banget, siapa juga tunangan gua. Kalau yang dia maksud David, gua rasa dia udah salah paham, ah bodo amatlah kalau paj Jekisyen salah paham emang dia siapa gua.
"Kok Bapak jadi kepo tentang hidup saya?"
"Itu karna saya suka sama kamu," batin Pak Jekisyen.
"Aneh Bapak, ditanya malah diam."
Kok hari ini gua merasa aneh ya? apa cuma gua aja yang merasa gitu? ga biasanya si Dosen garang yang satu ini diam kalau ketemu gua, biasanya kan hobby banget nyeramahin gua ini itu lah. Dan si David, gua merasa dia jadi sok sweet banget. Pertama dia ngasih kejutan buat gua dengan kedatangan dia ke Rumah pas malam. Kedua dia ngasih gua hadiah padahal dirumah juga banyak hadiah yang dia bawa. Dan ketiga dia mengaku sebagai tunangan gua, mungkin yang ketiga ini bisa gua tolerin secara di orangnya jail, dulu juga dia pernah ngaku jadi pacar gua pas SMA sebelum gua padahal waktu itu gua lagi pacaran sama Rian.
Rian adalah pacar pertama gua, Dia orang yang sangat berharga dalam hidup gua, karna kejadian di malam jum'at itu membuat gua dan yang lain kehilangan sosok Rian, Dia meregang nyawa karna ikut balapan, padahal waktu itu adalah Anniversary gua yang ke 2 tahun. Mengingat kejadian itu hati gua hancur, remuk rasanya.
"Aduhhh..."pekikku.
Like dan komennya ya Readers.
Bersambung....
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
DOSEN GALAK VS ME (Complete)
RomanceBagaimana cara Mera menghadapi kegarangan sang dosen yang selalu memarahi Mera, yuk buruan kepoin. CERITA INI ENTAH JAMAN KAPAN, YANG JELAS TATA PENULISANNYA MASIH ANCUR BANGET!!!