Hari hari Neno tak lagi seperti biasanya. Yang biasanya ia selalu datang pagi-pagi demi bisa merebut perhatian seseorang,namun kini tiada lagi. Sudah cukup semalam ia mengerti tentang hubungan Reza dan Rere, tak mau lebih dalam lagi. Kali ini ia berencana akan fokus dengan penyembuhan penyakitnya,bukan pada gadis tersebut. Mungkin kali ini ia benar-benar melanggar janji Raka untuk menjaga Rere.
“ Mungkin gue harus lupain lo Re,” ucapnya dalam hati. Karena ia masih teringat akan perkataan Reza semalam.
Neno tertawa sumbang mengingat itu semua. Sekarang ia sedang ingin berangkat sekolah,namun ada pemandangan yang tak mengenakkan untuk hati Neno. Rere dijemput sama pacarnya.
Dan Neno melihat kejadian tersebut secara langsung,dari mulai Reza tersenyum hangat pada Rere,sampai akhirnya Rere membalas senyum tersebut dengan ketulusan yang terpancar di matanya.
“Eh eh eh apa apaan ini kenapa gue malah liatin mereka?,” ujar Neno merutuki dirinya sendiri.
“ Ayuk berangkat,” ajak Reza menggenggam tangan Rere,dan Rere menerima hal tersebut. Hal itu membuat Neno menghela napas gusar.
“Apaan sih kenapa gue cemburu?, toh dia juga gak peduli.” Neno tertawa palsu melihat kemesraan dua sejoli itu.
Rere sempat menoleh sebentar ke arah rumah Neno dan mendapati cowok tersebut tengah memperhatikan aktivitasnya bersama Reza.
“Kenapa lo ngak ke rumah gue No?biasanya kan lo sarapan di sini,” batin Rere berkata seperti itu.
Sedetik kemudian Neno langsung mengalihkan pandangannya dan segera pergi dari pekarangan rumahnya agar ia tak melihat mata indah dari gadis yang dicintainya lagi.
Rere mengernyit melihat tingkah aneh Neno yang tak seperti biasanya. Padahal biasanya cowok tersebut akan datang ke rumahnya,menggodanya agar Rere marah sampai mungkin mengantarnya ke sekolah,bahkan harus berdebat terlebih dahulu dengan Reza jika Reza datang. Namun untuk hari ini tidak.
Neno kenapa?
“ Kenapa Re?,” tanya Reza sebelum memasuki mobil.
“ Gapapa kok,yauda ayo nanti keburu telat,” jawab Rere mengalihkan perhatian. Reza hanya manggut-manggut mengerti.
Sempat terselip dalam benak Reza saat itu juga. Apa Rere baru saja melihat ada Neno di seberang sana?.
“Liat aja gue yang bakal menang, lo ngak bakal bisa rebut Rere dari gue No, paling lo bentar lagi mati,”
**
“ Eh abangku sayang ngak pulang pulang katanya kerja mencari uang udah kaya keluang,kenapa baru datang?,” tanya Ega pada Neno yang baru saja duduk di kursi kelas.
“Nggak.” Hanya itu jawaban yang dilontarkan dari mulut Neno dan berhasil membuat ketiga sahabatnya bingung, ada apa? Tak biasanya Neno seperti ini.
“Lo kenapa sih No,” tanya Ken to the point. Ken tak suka berbelit belit selerti Ega yang harus nyanyi dahulu sebelum bertanya.
“Males,” jawab Neno dingin,ketus tak ada lagi Neno yang periang seperti biasa.
“ Lo kalo ada masalah cerita aja No, biasanya juga lo masuk kelas jingkrak-jingkrak dulu,” ledek Billy mencoba memancing agar Neno mau bicara lagi.
“ Gue ngak papa, kenapa kalian jadi khawatir gini sih?” ujar Neno terkekeh pelan menatap ketiga sahabatnya. Akhirnya mau tertawa juga. Benar benar aneh.
Saat Neno menatap mereka, Ken langsung kaget dengan wajah Neno yang terlihat pucat. Memang, diantara temannya ini,yang paling tahu dan sensitif terhadap perasaan Si Neno itu Ken. Dia yang paling mengerti dibandingkan Ega dan Billy. Mungkin Ega dan Billy melihat hal ini hanya biasa-biasa saja,tidak untuk Ken yang terlihat kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Go Away
Novela Juvenil"Re,kalau misalnya gue udah pergi gimana?"Ucap Neno asal,sambil memandangi langit yang penuh bintang "Maksud lo apa?"Rere menoleh dengan alis yang bertaut "Lo mau janji sesuatu sama gue?"ujar neno "Apa?" "Jangan lupain kenangan kita,meski gue tahu...