12

15.9K 659 20
                                    


Jangan lupa vote dan Comment
Huhu pada kangen ya.😁

Sinar mentari pagi menyeruak masuk melalui celah jendela yang tertutupi oleh tirai putih sehingga membangunkan seorang gadis bernetra kecokelatan yang sebelumnya terpejam.

Sabrina mengerjap matanya berulang kali mengumpulkan nyawa yang masih tertinggal di alam mimpi. Gadis itu pun menguap beberapa kali dan merenggangkan tubuhnya lalu beranjak ke kamar mandi dengan gerakan lunglai.

Selesai mandi ia melangkah kedalam walk in clothes mengambil seragam sekolah kebanggaannya; kemeja putih polos dengan lengan di atas siku dan rok hitam pendek di atas lutut menampilkan batas paha dan kakinya yang putih mulus.

Rambut hitam sebahu kepunyaan gadis tersebut pun di biarkan tergerai indah. Selesai menyisiri rambut beraroma strawberry miliknya, sabrina pun menuruni tangga menuju dapur dan mengambil selembar roti yang di oles nutela kesukaanya.

Keluar dari kamar apartemen, Gadis itu berlarian menuju lift yang akan segera tertutup.

Deg!

Langkahnya menipis.

Seorang pria yang mengenakan Armani suite yang begitu rapih berdiri di dalam kotak besi raksasa itu tengah bersedekap seorang diri dan kini menatapnya kaget?, dan seketika ia bertemu dengan netra biru yang sangat menenggelamkan dan teduh kepunyaan Andrei tetangganya.

"Apa kau hanya akan berdiri di sana?"kata pria itu dengan nada ketus.

Sabrina pun tergagap dan dengan langkah kecilnya ia melangkah tapi langkahnya oleng tanpa peringatan dan ia pun terjembab jatuh tepat di depan sepatu mahal pria tersebut.

Pagi yang buruk! Runtuknya.

Sabrina meruntuki keteledorannya, sial ia menginjak tali sepatunya sendiri yang lupa ia ikat simpul sebelumnya sebab ia terburu.

Dan ia terjatuh tepat di depan kaki si tetangga menyebalkan itu! Mr. Tetangga. Dan ia malu. Mau ditaruh dimana nanti wajahnya saat bertatapan langsung dengan pria menjengkelkan ini?

Entah apa yang mendorong tangannya untuk bergerak tanpa ragu, Andrei yang difikir akan bersikap cuek lalu mengejek Sabrina tetangganya. Justru Andrei bersikap sebalikanya, lelaki itu mengulurkan sebelah tangannya berniat membantu gadis ini.

Andrei mendengus halus lalu berucap"Mari kubantu kau berdiri."dengan lengannya yang masih sentiasa mengambang.

Ragu, gadis itu menyambut lengan tetangganya ini karena dirinya masih belum percaya pada pria tersebut, manakala lelaki itu tidak tulus berniat membantunya.

Tapi semua itu menghapus semua spekulasi buruk yang berputar dikepala cantiknya kala melihat senyum hangat yang terbingkai menghiasi wajah tampan Andrei.

Sabrina berdiri dengan bantuan Andrei. Ia meringis merasa pergelangan kakinya terasa agak nyeri ah.. mungkin kakinya terkilir.

"Eh? Apa yang kau lakukan?!"pekiknya, saat Andrei menunduk dan melepas sepatu dari kakinya yang benar memang terkilir karena di pergelangan kakinya tercetak memar kebiruan yang terasa sakit disana.

"Aww!"ringisnya saat Andrei menyentuh memar di kakinya.

Andrei mendongak dan Sabrina kembali tenggelam di antara lautan biru manik mata pria di depannya ini saat dirinya juga tak sengaja menatap pria yang ia akui sangat tampan keberadaannya, tak heran paris teman satu sekolah sekaligus sahabatnya tergila gila pada seorang Andrei.

"Tahan sakitnya sedikit kau pasti bisa."katanya.

Sempat terpanah dengan ucapan lembut pria itu, sabrina terpekik lagi dan kini pria itu dengan gesit tanpa ia sadari memutar pergelangan kakinya yg terkilir.

Mr. TetanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang