23

11.2K 506 58
                                    

Maaf sangat telat updatenya yaa T_T
Sebelum membaca budayakan follow akun Author

Jangan lupa vote dan comment nya

"Apa karena bocah itu kau tak menerimaku dan anak kita?" Kata Adeline

Semuanya berlalu begitu saja, amunisi yang secepat kilat melesat dari selongsongnya kemudian menyentuh permukaan kulit yang mulus tak bercela kini tercoreng oleh segores luka berdarah.

Pria itu memanas sembari mengepal erat buku tangannya mendengar wanita yang menuntut tanggung jawab yang tidak ada sangkut paut oleh dirinya. Cih, bahkan wanita itu mengatakan bayi yang entah milik siapa dengan sebutan 'anak kita' yang sukses membuat dirinya kehilangan kontrol.

Yeah, Andrei menembak wanita tersebut.

Mengundang ringisan dan jeritan pilu serta histeris dari Ayah dan anak itu: Mr. Wilkinson dan Adeline.

Tapi pelurunya hanya menggores lengan bagian kanan wanita hamil itu, itupun hanya sebagai pelajaran dan peringatan pertama untuk Adeline yang mengganggap sepele ancaman darinya yang sudah-sudah.

Senyum kepuasan Andrei tersungging penuh. Sebelum beranjak dari sana ia sempat mendekat dan berjongkok meraih dagu Adeline agar wajah berurai air mata itu dapat melihatnya. Ia mencengkeram dagu wanita itu sangat kuat hingga sang empunya meringis dan berontak.

"Lepaskan puteri ku, Sialan!"desis Mr. Wilkinson.

Andrei tak menghiraukan, kepalanya justru bergerak mendekatkan wajahnya ke samping telinga kanan wanita itu dan mulai berbisik. "peringatan pertama untukmu jika kau berani lancang padaku sekali lagi, kau akan menanggung malu atas perbuatanmu!"Kecam nya, kemudian menghempas kasar wajah Adeline dan mulai berbalik.

Tidak sampai disitu, sebelum beranjak dari sana ucapan sarkas pun terlontar keras terburuk Mr. Wilkinson. "Dan untuk kau pak tua, Aku bahkan sangat penasaran bagaimana reaksi mu pada sesuatu yang tak terduga mengenai siapa ayah dari janin yang di kandung oleh puteri jalangmu itu."Mr. Wilkinson menggeram mendengar perkataan tidak sopan yang mencetus dari mulut Andrei sebelum benar-benar menghilang dari hadapannya.

Andrei langsung mengemudikan mobilnya, melesat membelah jalan kota sambil bersiul santai dan sesekali mengusap rambutnya melihat pantulan wajahnya pada spion kaca mobil mewah miliknya ini.

Dia tersenyum tipis bagai remaja labil yang sedang di mabuk asmara, Andrei tersenyum mengingat kebersamaan ia dan Sabrina kekasihnya tadi malam.

Diikuti semangat yang mengebu-gebu niat membawanya untuk menjemput gadis tersebut, bahkan lengannya terangkat membawa jari kekarnya untuk terus mengusap rambutnya agar selalu terlihat rapi dan sempurna di mata Sabrina nanti.

Ah.. memikirkan wajah gadisnya saja sudah membuat Andrei tidak sabar untuk segera menemui kekasihnya itu.

Pemikiran manisnya hilang begitu saja, ketika kakinya refleks menginjak rem dan netra birunya menangkap sosok itu, sosok dia yang baru saja berkelana di fikirannya.

Itu Sabrina!

Tapi tak semanis yang di fikirkannya, gadis tersebut tengah berlari sembari mengusap pipinya yang di basahi oleh bulir air mata.

Andrei mencengkeram kuat setir kemudinya, entah apa yang membuat gadis itu menangis, yang jelas Andrei harus mengetahui hal tersebut dan dirinya sudah berniat untuk turun dari mobilnya, namun gadis itu terlebih dulu menyinggahi taxi yang lewat.

Dan saat dirinya benar-benar keluar dari mobil dan berdiri tegap, netra biru cerah yang ia miliki menggelap. Rahangnya mengeras, dan saat itu langkahnya yang lebar membawanya pada tempat terakhir dimana Sabrina berpijak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mr. TetanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang