18

11.4K 525 11
                                    


Jangan lupa Vote and Comment.
Happy Reading!🙌

"Kakek," lirih sabrina.

Mr. Geraldo memberi senyum hangat seakan dia berkata 'baik-baik saja'. Kemudian Mr. Geraldo melanjut kalimatnya.

"Ini sudah keputusanku, dan aku sudah mempertimbangkan dengan sangat matang, dan aku memutuskan untuk segera pensiun maka dari itu perusahaanku akan di kelola semetara oleh cucuku yang lain. Karena Sabrina belum cukup mampu untuk menanggung beban yang akan di pikulnya nanti." ucapnya mengambil kebijakan pintas.

Dan tetap saja mengundang kecembuaruan serta amarah Xavier Collins selaku anak tertua dari mr. Geraldo merasa berhak atas sebagian saham kepimilikan ayahnya tersebut.

"Tapi.. ayah, aku, atau setidaknya puteraku Calvin juga mendapat 30% saham CL Corporation. Bukan?"ujar Xavier yang kemudian melirik sinis pada Sabrina.

Mr. Geraldo hampir melepas tawanya, seriously? Apa puteranya yang satu ini lupa ingatan? Tidak ingatkah dirinya saat mendekam di dalam panasnya bui? Mr. Geraldo tidaklah bodoh. Putera sulung nya yang satu ini bahkan sering kali mengelapkan dana perusahaan milik mertuanya sendiri. Lalu apa kabar jika CL Corporation jatuh ke tangannya?

"Sebaiknya Periksakan dirimu pada psikiater nak, Aku cemas psikis mu terganggu." Sindir halus Mr. Geraldo.

Xavier mengepal tinjunya geram. Dirinya di permalukan di depan khalayak umum oleh ayahnya sendiri. Benar-benar di tengah pesta!

Mr. Geraldo berdehem."Terimakasih atas perhatiannya."imbuhnya.

Lalu mereka kembali pada tempat sebelumnya.

"It's okay, sweety." Kata mr. Geraldo menggenggam tangan cucunya.

"Kek.. aku tidak bisa."

Kemudian, matanya melirik pada Joanna, ibunya.

"Apa Kau sudah mengetahuinya, mom?"

Joanna mengusap bahu puterinya,"Ya mommy tahu, tapi kau harus percaya pasti Kakekmu bukan tanpa alasan memilihmu. Kau lihatlah sendiri, Brian, Jeremy, Harry, Calvin dan yang lainnya sudah punya Perusahaan nya sendiri. Kau tak perlu khawatir."

Sabrina menggeleng."Bagaimana dengan paman Xavier dan juga kedua putera dari paman Lucas? Mereka pasti marah.."

"Tidak sayang, percayalah pada kakekmu." Sahut suara yang tak lain Ayahnya.

"Daddy!"seru Sabrina kemudian menghambur kedalam pelukan Abraham Collins. Ia sangat merindukan ayahnya.

"Hola, sayangku."Abraham mengecup kening puterinya.

"Daddy..."lirih puterinya.

"Dad, tahu. Jangan khawatir, kau bisa meminta Saudaramu untuk menghandle CL Corporation ini untuk sementara." Abraham menyentuh kedua sisi bahu anaknya.

Sabrina mendongak, menatap manik Ayahnya mencari ketenangan di sana. Setelah itu, ia pun mengangguk."Okey."

"Bagus."

Tak lama kemudian, musik yang di putar dengan genre R&B kini berganti genre menjadi alunan musik dansa. orang-orang mulai berkumpul di ballroom berpasang-pasangan. See? Let's to dance floor.

Sabrina terkejut, Mom nya tak bilang jika ada acara Dansa di acara penyambutan seperti ini.

"Mau berdansa, Lady?" Seorang pria mengulurkan lengan kearahnya.

"Nathan?!"seru Sabrina.

Ya, orang itu Jhonathan. Dan masih tetap setia mengulurkan lengannya. Menunggu.

Sabrina menyambut uluran tangan pria itu, kemudian Jhonathan menuntunnya berjalan di lantai dansa.

Sabrina mulai sedikit membungkuk mengangkat kedua sisi ujung dress merahnya. Alunan musik terus mengalun lambat, Jhonathan merengkuh pinggangnya, dan satu tangganya bergenggaman pada jemari halus Sabrina. "Aku terlambat?"tanya Jhonathan.

Sabrina mencebik."Ya, dan itu sangat."ia membuang muka.

"Maafkan aku, sayang."kata Jhonathan menyesal.

Tiba saatnya putaran pergantian pasangan, Jhonatan melepas tautan jemari mereka kemudian Sabrina berputar, bergeser untuk pasangan dansa selanjutnya.

"Kau marah?"ucap pasangan dansa nya yang tak lain Mr. Geraldo.

"Sedikit,"jawabnya."tapi aku suka pesta dansa ini"

"kejutan untukmu, kakek tau kau menyukai pesta dansa seperti orang inggris bukan?"

"Ya. I love you Grandpa."ia mengecup pipi kakeknya, kemudian memutar badannya bergeser untuk pasangan selanjutnya.

Ketika sebuah lengan kekar merengkuh pinggangnya dengan erat, ia mendongak bahkan saat itu dirinya hampir lupa caranya bernafas. "Hai, Kau masih berhutang paku dua ciuman."bisik pria bermata biru itu tepat di telinganya.

Sabrina memberontak melepaskan tautan jemari mereka tapi sulit, pria ini mencengkeram dengan sangat erat."Bajingan, lepaskan aku."

Pria itu menyunggingkan smirk evil miliknya."Ada hubungan apa kau dan Pria itu?"Tunjuknya melalui matanya kearah Jhontahan yang kini tengah berdansa bersama seorang wanita bergaun hitam panjang.

Sabrina masih terus berusaha melepaskan diri dari pria ini.

"Jawab aku."Kata Andrei yang semakin mengeratkan rengkuhannya.

"Brengsek, lepaskan aku."jujur Sabrina tidak nyaman di posisi seperti ini, jarak mereka terlalu dekat bahkan wajah mereka hanya menyisakan beberapa centi meter saja.

"Jawab aku, Sabrina. Apa hubunganmu dengannya.. Ah, biar ku tebak.."kemudian pria itu sedikit membungkuk tepat di telinga kanannya."Kekasihmu?"bisiknya.

Setelah itu Andrei menegapkan kembali badannya dan tetap merengkuh erat pinggang seseorang yang telah ia klaim sebagai gadisnya.

Musik terus mengalun, sudah putaran terakhir seharusnya Sabrina telah berpindah pasangan. Tapi tidak, karena pria yang ternyata Arogan itu menahannya.

"Bagaimana reaksi Jhonathan jika Kekasih kecilnya ini berciuman dengan pria lain?"Andrei tersenyum licik."Aku ingin lihat."

Tiba alunan musik berhenti, dan hanya tersisa mereka berdua di tengah lantai dansa. Detik itu pula Andrei meraup Bibir Sabrina dengan lembut, tak ada penolakan dari gadis itu, serta tak ada balasan, Sabrina berkutik sama sekali, jantungnya berdegup kencang dirinya hanya mematung memejamkan matanya.

Mungkin orang lain akan mengira dirinya menikmati hal ini, tapi percayalah. Sabrina berdoa agar bumi menenggelamkan dirinya tak bersisa. Dan berharap ini semua mimpi, demi tuhan ini disaksikan banyak orang dan seluruh keluarganya!

Saat Andrei menyudahi pangutannya, matanya menatap dalam kearah netra kecokelatan yang kini terlihat kosong. Kemudian ia beralih menatap bibir ranum Sabrina yang kini terlihat sedikit membengkak. Lalu ia mengusap bibir itu sangat lembut melihat gadisnya yang kini terengah.

"Apakah pradugaku salah? Jhonathan bukan kekasihmu. Padahal aku berharap seseorang memukul rahangku."kekehnya.

Sabrina hanya diam dalam hati batinnya terus mengutuk pria gila ini.

TBC.

Hai aku Update lagi nih, gak papalah sedikit yang penting update kan?😋

Minggu, 8 September 2019
7:22 PM

Love you all❤

Ig; Lenalee8934















Mr. TetanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang