Bagian 3• Pulang Bareng

4.6K 117 0
                                    

"Kalvin? Ngapain lo di sini?" tanyanya.

"Ya, terserah gue. Ini tempat umum kan? Jadi gue berhak berada di sini," jawab Kalvin.

Vanya merasa sebal, ia menatap ke arah Lisa dengan tajam. Lisa yang di tatapnya pun hanya mengacungkan 2 jari sambil tersenyum lebar.

"Jadi, gimana syarat yang gue kasih. Udah dapet jawabannya?" tanya Kalvin.

"Ya, belum lah. Gue masih ragu sama lo," ucap Vanya

"Apa yang masih lo raguin? Cinta? Gue udah bilang, kalo gue cinta sama lo."

"Lo gak lagi becanda kan? Plis ini bukan waktu yang tepat untuk becanda," mohon Vanya.

"Siapa juga yang lagi becanda, gue juga tau waktu kalo mau becanda. Jadi, gimana?"

Vanya menghembuskan napasnya pelan, lalu berkata."Oke, gue udah dapet jawabannya. Gue nolak lo!"

"Oke, gue terima. Tapi mau lo nolak gue ataupun enggak, lo akan tetap jadi milik gue. Ngerti?" ucap Kalvin.

"Kalo gitu, ngapain lo nanya kalo ujung-ujungnya gue bakalan jadi milik lo juga?" Vanya memutar bola matanya jengah.

"Ya terserah gue, yang punya mulut kan gue."

"Oke, terserah. Yang penting gue udah nolak lo, gue juga gak mau berurusan lagi sama lo. Ngerti?" ucap Vanya.

Kini ia pergi meninggalkan lelaki itu seorang diri, Lisa juga ia tinggalkan di sana. Vanya, kini berlari ke arah kelasnya.

"Vanya, gue minta maaf. Tadi gue udah kode-kode lo, tapi lo gak ngeh," mohon Lisa. Ya, Lisa dari tadi mengejar Vanya, namun ia kelelahan dan akhirnya mereka di pertemukan di dalam kelas.

"Kapan lo ngode gue? Lo daritadi diem-diem mulu," ucap Vanya.

"Lo nya aja gak peka, daritadi itu gue ngodein lo pake kedipan mata gue. Lo terus aja ngoceh, ya jadikan gitu. Lagian tuh orang kayaknya dari tadi udah ada di sana," ucap Lisa.

"Oke, gue maafin."

🌹🌹🌹

Bel pulang kini sudah berbunyi, semua orang sudah berhamburan keluar kelas kecuali Lisa dan Vanya. Mereka sedang memberes-bereskan bukunya terlebih dahulu, lalu mereka akan pulang bersama menuju gerbang.

"Udah beres, Van?" tanya Lisa.

"Udah kok, yaudah yuk kita keluar."

"Ayo." Mereka keluar kelas beriringan, kini mereka terlihat sedang tertawa mungkin saja mereka sedang menertawakan lelucon yang di buat oleh salah satu diantara mereka.

Sesampainya di depan gerbang, Vanya dan Lisa menunggu jemputan mereka masing-masing. Tiba-tiba saja mobil Lisa sudah ada di depannya, sehingga Lisa harus pulang terlebih dahulu.

"Vanya, maafin gue ya. Gue pulang duluan, lo gak apa-apa kan nunggu sendiri?" tanya Lisa.

"Gak apa-apa kok, gue udah biasa sendiri." Vanya menjawab sambil terkekeh.

"Haha, yaudah gue duluan ya. Bye," pamit Lisa.

"Bye." Kini, Vanya menunggu sendiri di depan gerbang sekolah menunggu jemputannya datang. Tiba-tiba handphone Vanya bergetar menandakan ada panggilan telepon dari seseorang, dan ternyata benar ada panggilan dari supirnya.

"Hallo, pak."

"....."

"Yah, yaudah deh. Vanya naik taksi aja, yaudah bapak hati-hati ya di sana."

"...."

Klik. Nada sambungan telepon pun terputus. Mobil yang di kendarakan sopirnya itu ban nya bocor, sehingga ia terpaksa menunggu taksi.

Saat menunggu taksi tiba, motor yang di kendarakan seseorang berhenti tepat di depannya.

"Gue, anter lo pulang! Gak ada penolakan!"

Next atau enggak nih gengs?
Happy reading📖
Semoga kalian suka❤🌹

My Possesive Boyfriend | #book1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang