Langkahnya pelan dan gemetar. Di bawah tekanan rasa takut dan keinginan yang besar untuk kabur, perempuan muda itu melesat cepat menembus malam yang gelap usai berhasil melewati pagar yang herannya tidak dijaga sama sekali.
Tanpa alas kaki dan hanya mengenakan pakaian tidur seadanya ia terus berlari, tidak menoleh ke belakang sama sekali meskipun ia tahu masih ada yang tertinggal di belakang sana.
Silau lampu yang mendadak menghampirinya sesaat membuat ia hampir berhenti, lengah di bawah harapan bahwa akan ada orang yang menyelamatkannya. Tapi pria di dalam mobil itu tidak mungkin bisa menyelamatkannya. Jadi perempuan yang bahkan belum berusia 20 tahun itu semakin mempercepat langkahnya.
Ia muak tetapi tak bisa berhenti menangis.
"Aku datang untuk menolong! " pria itu berteriak dan tak mendapat balasan apa pun.
Hujan mulai merintik, tak juga dihiraukan oleh si perempuan. Ia lebih takut kembali ke rumah itu daripada harus terkena hujan.
"Aya! " si pria kembali berteriak dengan melajukan mobilnya supaya bisa sejajar dengan irama langkah kaki perempuan tersebut yang masih terus berlari.
Hingga pada satu titik pria itu menggeram marah dan menginjak pedal gas, menghantamkan mobilnya ke trotoar untuk menghalau jalan. Tanpa menutup kembali pintu mobil, ia melangkah tegas menghampiri wanita yang kini tak bisa ke mana-mana.
Sedangkan wanita itu berdiri kacau, menatap ke segala arah. Entah karena dingin yang mulai menusuk, atau karena rasa takutnya, tanpa sadar ia memeluk diri sendiri. Matanya memohon, memelas agar tidak di bawa kembali.
"Hei, aku tidak berniat menyakitimu. Aku datang untuk menolong. Ayo masuk! " pria itu menangkup wajah ketakutan si wanita dan berbisik dengan suara pelan. Matanya agak waspada menatap ke arah berlawanan. Berharap belum ada yang sadar dan mulai mencari keberadaan wanita ini.
Seperti kehabisan tenaga, wanita itu membiarkan si pria membimbingnya masuk dalam mobil. Dengan tergesa-gesa dan raut wajah gelisah keduanya melaju dengan kecepatan kencang meninggalkan area tersebut.
Tapi belum jauh mereka pergi, sebuah lampu yang lebih terang seolah membutakan jarak pandang keduanya. Si wanita mendadak sadar ia sedang berada bersama siapa dan apa yang mungkin akan terjadi kepada keduanya.
Ia menatap pria tersebut yang masih fokus pada jalanan. Air matanya menetes saat sadar bahwa keputusannya ini juga akan berakibat buruk pada pria yang ada di sebelahnya.
"Maafkan aku, " bisiknya pelan sebelum ia merasa dirinya terpental kencang. Mengaburkan pandangannya dan membuat seolah-olah waktu berputar lebih lambat. Ia masih bisa merasakan tangan pria itu menggenggamnya cepat sebelum semua berubah gelap.
Kenapa semua berakhir seperti ini?
****
Hai, surprise~~~
Dengan munculnya edisi re-written dari A Gentle Touch, Amuba akhirnya kembali lagi ke dunia Wattpad. Mungkin akan muncul banyak perbedaan antara versi lama dan versi yang baru. Tentunya di versi ini segala macam typo dan kalimat-kalimat aneh sudah coba Amuba singkirkan ya. Kalau ada yang masih tertinggal, jangan takut untuk mention Amuba, semoga ke depannya Amuba bisa jadi lebih baik lagi.
Cerita ini akan di update pada hari Rabu jam 20.00 setiap dua minggu sekali. Kelamaan? Iya hehe maaf ya karena baru kembali lagi menulis jadi masih agak lemot tangannya. Oh iya Amuba juga lagi coba-coba pakai Karyakarsa, jangan lupa mampir ya di www.karyakarsa.com/amubamini.
Anyway, apa kabar kalian semua? Semoga selalu sehat dan baik-baik aja ya.
Salam sayang,
Amubamini
KAMU SEDANG MEMBACA
A Gentle Touch
RomanceSebuah kisah klise dari masa lalu. Jatuh cinta, terluka, kemudian jatuh cinta kembali. Julian tahu ia seorang pendosa. Setelah bertahun-tahun mencari, Julian merasa dirinya begitu lelah dan yakin bahwa sampai kapanpun, wanita itu tidak akan pernah m...