Haaahhhh

1.5K 127 7
                                    

©chocholatepink_ (story)
©Masashi Kishimoto (chara)





















"Itu kan Naruto-san!"
"Wow, he is hot!"
"Gila! Ternyata gak kalah sama Uchiha bungsu!"
"Tapi itu cewek siapa?"
"Pacarnya kali,"
"Gak mungkin! Cewek cupu begitu! Masa iya dia pacarnya!"

Bisik-bisik dari beberapa pelanggan restaurant membuat Hinata risih. Banyak pasang mata menatap kearah mejanya. Apalagi mendengar bisikan-bisikan mereka membuatnya merasa tidak nyaman.

"Umm, Senpai gimana kalau kita pindah?"

"Kenapa emang? Bukannya kamu suka seafood?"

"Senpai tau dari mana?"

"Ya tau lah kan ka-um ehem maksudnya kan Tsunade-sama cerita,"

"Um... baa-san cerita?"

"Hm,"

'Dia gak ingat ternyata,' batin mereka berdua secara bersamaan.

"Kenapa gak makan malam dirumah?"

"Gak,"

"Iya kenapa?"

"Gak papa,"

"Ikh kaya cewek jawabannya!"

"Udah cepet habiskan makanannya!"

"Iya iya,"

Hinata langsung cepat-cepat menghabiskan makanannya. Namun sesekali ia melirik kearah makanan Naruto yang memesan yakiniku. Ia juga sesekali melirik wajah Naruto saat makan. Wajah yang dulu terlihat bulat dan kini terlihat lebih tegas. Wajahnya tampan dan berwibawa.

Hinata menatap pantulan wajahnya dari kaca restaurant. Rambut yang tak menarik, di kepang dua dan kacamata min yang setia bertengger di matanya. Jauh dari kata cantik.

Kemudian ia menatap style pakaian Naruto. Kaos putih, dibalut kemeja tak di kancing berwarna baby blue. Jens sobek-sobek dan sepatu sneakers bermerk. Sedangkan ia? Kemeja panjang berwarna peach dengan rok rempel panjang berwarna coklat. Satu kata untuk dirinya 'cupu'.

"Senpai,"

"Apa?"

"Pulang yuk!"

"Itu makanan kamu masih bersisa,"

"A-aku udah kenyang," ucap Hinata kemudian langsung mengambil dompetnya untuk membayar makanannya.

"Udah aku bayar, ayo!"

Naruto beranjak dari kursinya. Hinata mengikuti dari belakang. Di perjalanan hanya ada keheningan. Masing-masing sibuk dengan pikirannya sendiri.

Naruto tidak habis pikir ia akan menikah dengan Hinata tapi berdua seperti ini aja saling diam dan canggung, bagaimana nantinya?

Naruto menghela nafas. Sampai akhitnya ia membuka suara.

"Sepulang sekolah kita fitting gaun jadi jangan buat janji dengan teman-temanmu dulu,"

"Hah? Kok baru kasih tau? Aku kan udah buat janji sama temen-temen,"

"Batalin dulu itu gak penting,"

"Ish... penting ini!"

Naruto menepikan mobilnya di pinggir jalan. Kemudian ia menatap kearah sampingnya. Menatap Hinata.

"Sekarang kamu pikir, pentingan mana pernikahan kita atau main dengan teman-temanmu?" Naruto menatap Hinata dengan intens.

Rasanya sangat memalukan mendengar pertanyaan atau pernyataan dari Naruto. Ia hanya bisa menundukkan kepala.

You And Me S1 (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang