Serangan

83 14 10
                                    

Pagi itu, saat keluarga Gildens baru saja terbangun dari tidurnya mereka dikejutkan oleh suatu dentuman yang sangat kuat. Seketika Rill dan Gerd langsung berlari mendekati ibunya, lalu memeluk ibunya dengan erat. Tampak diwajahnya rasa takut yang amat dalam.

Ya, Rill dan Gerd adalah sepasang beradik kakak yang merupakan anak dari Rino Gildens dan Viere Sill. Mereka tinggal di sebuah planet yang bernama Centrales yang senantiasa diserang oleh penduduk planet Gestries. Serangan ini sudah berlangsung selama lebih kurang 20 tahun jauh sebelum Rill dan Gerd dilahirkan. Saat ini Rill masih berusia 7 tahun dan Gerd adik perempuannya berusia 4 tahun. Masih sangat kecil untuk mengerti prahara yang terjadi diantara dua planet ini.

20 tahun yang lalu, Centrales dan Gestries merupakan dua planet yang sangat bersahabat dan senantiasa saling membantu. Namun,dua orang penghuni Centrales yang bekerja di sebuah pertambangan di Gestries menemukan sebuah bola bercahaya yang berabad-abad lamanya dicari oleh Raja Aries pemimpin planet Gestries. Namun, dua orang tersebut diam-diam kabur dari Gestries dengan membawa bola itu. Tak sengaja salah seorang pekerja Gestries melihat penduduk Centrales tersebut membawa bola itu ke planetnya.

Sejak saat itu Gestries selalu berusaha mencari bola bercahaya itu dengan menyerang planet Centrales setiap saat tanpa henti, siapa sangka bahwa bola sakti bercahaya itu sudah lenyap saat dua orang penambang itu membawanya ke Centrales karena bola itu terlepas dan jatuh ke angkasa lalu ditabrak oleh meteor. Namun tak seorangpun yang mengetahui hal itu, karena pekerja itu diam tidak mau memberitahu bahwa dialah yang merusak persahabatan dua planet ini hingga peristiwa memilukan terjadi pada keluarga Gilden.

Rill dan gerd menangis dipelukan ibunya, melihat anaknya sangat takut dan tertekan akhirnya Gilden memberanikan diri keluar rumah untuk menantang Gestries. Tepat didepan rumahnya benda semacam bola api dinyalakan dan siap untuk dilemparkan kerumahnya. Bola api itu sangat panas dan besar, rumahnya akan hancur seketika dan dia akan kehilangan keluarganya saat itu juga.

Namun, sebelum itu terjadi Gilden berhasil mendorong pengemudi alat yang akan melemparkan bola api itu sehingga tidak mengenai rumahnya. Tapi sangat disayangkan, pengemudi itu berhasil menusuk Gilden dengan pedangnya hingga tewas. Sebelum mendorong pengemudi itu Gilden sudah mematangkan pikirannya, lebih baik dia sendiri yang mati daripada dia harus hidup sebatangkara tanpa anak dan istrinya.

Gilden terbaring ditanah yang tertutup reruntuhan rumah penduduk itu berlumuran darah tak berdaya. Sementara itu, Rill dan Gerd sangat khawatir pada ayahnya namun ibunya tetap memeluknya dengan erat sehingga anaknya yang nekat itu tidak bisa berlari mengejar ayahnya. Namun, entah kenapa Gerd berhasil lepas dari ibunya dan langsung berlari keluar menyusul sang ayah yang sudah tak bernyawa.

The VasteriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang