Menjemput Neil

8 4 0
                                    

"Kebahagiaan.. tunggu aku datang menjemputmu.." gumam Gerd.

***

Kini Gerd sudah berdiri tepat di depan sebuah batu besar dimana terdapat banyak tumbuhan disekitarnya, termasuk bunga-bunga yang bermekaran dihiasi kupu-kupu yang beterbangan. Dia menoleh kebelakang, tampak sebuah tempat yang sangat gelap. Gerd duduk diatas batu itu lalu menghadap ke arah tempat dia tersesat tadi.

"Aku tak percaya aku bisa berada ditempat yang sangat indah ini." Ucap Gerd pelan. Lalu Gerd meletakkan dagunya pada lututnya.

"Sebenarnya ini tempat apa?" Gumam Gerd. Meskipun sangat indah tapi dia harus tetap waspada. Apakah tempat itu jebakan dari ruang "rahasia" atau bukan.

"Aku menekan tombol biru, dan akhirnya aku sampai disini. Jika aku menekan tombol merah apa yang akan terjadi?" Pikir Gerd. Dia yakin di penampungan itu pasti banyak anak-anak yang ingin tahu tentang ruang rahasia dan dua tombol itu, artinya Gerd tidak sendirian di tempat itu.

"Pasti ada anak-anak lain yang lebih dulu sampai ke tempat ini karena menekan tombol biru itu." Ucap Gerd sambil memperbaiki posisi duduknya, lalu mengeluarkan kotak itu dari kantongnya.

Dia mengamati kotak itu beberapa detik sebelum membukanya dan mengambil kertas kusut itu. 'Kali ini aku harus ke arah mana?' Batin Gerd. Dia mengembangkan peta itu sambil mengamatinya. Matanya memang fokus pada peta itu tetapi pikirannya melayang entah kemana. Kali ini tatapannya kosong, dia teringat pada sahabatnya.

"Pantas saja seperti ada yang kurang, Neil tidak bersamaku" ucap Gerd sedih. Dia akhirnya melipat kembali peta itu lalu memasukkannya kedalam kotak karena tidak mungkin Gerd memulai perjalanan dan petualangannya tanpa sahabat sejatinya itu.

"Sekarang aku harus bagaimana?" Ucap Gerd sambil melompat turun dari batu itu.

'Apa aku harus kembali ke tempat gelap itu lalu memanjatnya agar sampai ke penampungan lagi?' Batinnya. Gerd memikirkan segala cara agar bisa menjemput Neil untuk ikut bersamanya mengejar kebahagiaan itu. Namun semua itu mustahil jika Gerd melakukannya seorang diri.

Tukk tukkk tukkkk. 

Kotak itu berbunyi didalam kantong Gerd, spontan dia langsung mengeluarkan kotak itu dan membukanya.

'Astaga kenapa lagi ini?' Pikir Gerd sambil membuka kotak itu.

"Owww silau sekali!!" Ucap Gerd setengah berteriak karena cahaya batu ajaib itu sangat terang sehingga menyilaukan matanya.

Tiba-tiba cahaya itu meredup dan hilang begitu saja membuat Gerd kebingungan kenapa hal itu bisa terjadi. Dia menoleh ke sekelilingnya waspada jika terjadi sesuatu, ternyata benar sebuah pintu bercahaya muncul tepat beberapa meter di samping kanannya.

"Itu pintu apa? Apa aku harus masuk kesana?" Ucap Gerd. Setelah berpikir beberapa saat akhirnya dia memutuskan untuk masuk ke pintu yang bercahaya itu.

"Semoga saja tidak terjadi apa-apa" ucap Gerd sambil berjalan mendekati pintu itu dan masuk kedalamnya.

"Awwww apa iniii?" Teriak Gerd karena kulitnya terasa sedikit bergetar dan matanya menjadi gelap, seperti tengah malam tanpa lampu.

Brukkk.

Dia jatuh disebuah tempat yang mungkin dikenalinya, seperti toilet. Ya, itu adalah toilet penampungan. Akhirnya Gerd mengerti akan kehebatan batu itu, kini dia telah berada di penampungan setelah memasuki pintu bercahaya yang mungkin dihasilkan oleh cahaya batu ajaib tadi.

Gerd berdiri dan merapikan pakaiannya sebelum keluar dari toilet itu untuk menjemput Neil.

"Tunggu disini yaa!" Ucap Gerd mendongak ke loteng, disana ada sebuah pintu yang berasal dari tempat yang indah itu.

The VasteriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang