Neil

19 8 0
                                    

Sreetttt. Suara berisik itu membuat Gerd terbangun dari tidur nyenyaknya. Seperti ada seseorang yang menarik sebuah benda yang bergesekan dengan lantai tepat didepan kamarnya, sehingga menghasilkan bunyi nyaring yang memekakkan telinga.

"Apakah sudah pagi?" Gerd berbicara dengan dirinya sendiri.

'Aku harus ke kamar Neil' batin Gerd.

Gerd segera berjalan sempoyongan ke arah pintu, melompat meraih tombol yang lebih tinggi daripada Gerd. Akhirnya dia berhasil, pintu telah terbuka. Gerd berjalan dengan hati-hati hingga kamar Neil, dia harus melompat lagi untuk menekam tombol kamar temannya itu.

Lompatan pertama, dia hampir meraih tombol itu. Gerd melihat ke sekelilingnya berharap ada kursi disana. Tombol luar kamar memang lebih tinggi beberapa cm dari tombol yang ada didalam kamar, sehingga Gerd kesulitan untuk menggapainya.

Pandangan Gerd berhenti diujung lorong bangunan itu, dia langsung berlari dengan hati-hati agar tidak ada yang mendengar langkah kakinya. Gerd menoleh kekiri dan kekanan, disana sangat gelap sehingga dia harus membatalkan rencananya untuk mencari tahu tentang penampungan itu. Lalu dia kembali ke depan kamar Neil, Gerd melompat untuk menekan tombolnya dan akhirnya pintu langsung terbuka.

Kamar Neil sangat gelap, lampunya tidak dinyalakan. 'Aneh sekali Neil ini, katanya takut gelap' Gerd membatin.

"Siapa kau?" Suara Neil yang ketakutan.

"Aku, Gerd" jawab Gerd memelankan suaranya.

"Nanti dia melihatmu, kau bisa dihukum" ucap Neil

Gerd berjalan mendorong kursi dan meraba dinding mencari saklar lampu, Gerd menemukan saklarnya.  Seketika kamar itu menjadi terang saat Gerd menekan saklar.

Neil sudah duduk ditempat tidurnya, matanya sembab seperti setelah menangis semalaman.

"Kau menangis ?" Tanya Gerd sembari duduk didepan Neil.

"Aku takut gelap, aku rindu keluargaku" air matanya tak terbendung lagi.

" jangan sedih, aku juga merindukan keluargaku tapi aku tidak menangis. Kau jangan menangis lagi ya? " pinta Gerd.

Neil hanya mengangguk.

"Oh ya, jika kau takut gelap kenapa kau tidak menyalakan lampunya?" Tanya Gerd heran.

"Aku sudah menyalakannya tapi penjaga itu memarahi ku, dia akan mengawasi tiap kamar sepanjang malam" -Neil

"Kenapa aku tidak dimarahi, aku juga menyalakan lampunya" Gerd heran

"Kau baru satu malam berada disini, sedangkan aku sudah 3 malam. Awalnya aku juga tidak dimarahi, mungkin nanti malam kau juga akan dimarahi jika menyalakan lampu" jelas Neil.

Gerd mengangguk mengerti penjelasan Neil, dia juga menghibur teman barunya yang sedang bersedig itu. Bercanda ria, hingga menceritakan tentang keluarganya masing-masing. Ternyata Gerd lebih malang daripada Neil lalu kenapa temanya itu lebih sedih daripada dirinya.

Neil adalah anak sulung dari 3 bersaudara, dia berumur 6 tahun sedangkan adiknya berumur 3 dan 1 tahun. Saat prajurit Gestries membawanya Neil hanya bisa pasrah begitu juga dengan kedua orangtuanya.

Orangtua Neil tidak diserang oleh prajurit itu karena mereka tidak melakukan perlawanan, sehingga saat Neil akan dibawa prajurit itu sempat meminta izin kepada orangtua Neil dan mereka memberikan Neil.

Mereka yakin Neil akan baik-baik saja di Gestries, sehingga dengan terpaksa memberikan Neil kepada prajurit daripada semua anggota keluarganya akan dihabisi oleh prajurit itu.

Setelah sampai dipenampungan, Neil diperlakukan persis seperti Gerd sekarang ini. Awalnya penjaga penampungan tidak terlalu keras namun 3 hari setelahnya Neil tidak dibolehkan menyalakan lampu dan memotong rambut panjang Neil serta mengganti pakaiannya sehingga persis seperti laki-laki. Entah apa tujuannya, Neil tidak tahu karena saat Neil bertanya penjaga itu hanya memukulinya.

Saat makan malam itu, semua anak berkumpul diruang makan dan memang sepertinya hanya Gerd yang terlihat seperti anak perempuan karena rambut sepundaknya yang masih terurai.

Neil juga tidak punya teman dipenampungan itu selain Gerd. Itupun hanya karena Gerd yang mendatanginya ke kamar. Neil adalah seorang anak perempuan yang pemalu juga penakut, wajar saja dia tak mempunya teman. Selain itu,  juga karena diantara 10 kamar disana hanya 2 kamar yang berpenghuni yaitu kamar Gerd dan kamar Neil.

Lalu dimana anak-anak yang lain??
Ya, mereka berada dideretan kamar dilorong berikutnya setelah berbelok kekiri dari lorong kamar Neil dan Gerd. Semua kamar disana berpenghuni, tapi mungkin tetap saja mereka tidak bisa bergaul sewajarnya karena tidak dibolehkan masuk atau keluar kamar tanpa izin penjaga. Sepertinya mereka hanya bertemu saat makan malam diruang makan.

The VasteriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang