•09•

117 14 0
                                    

"Hah!?" Reaksi Dongpyo membuat Suhwan hanya menatap nya bingung.

"Kau paham? Bagus lah..." Suhwan bergegas meninggalkan Dongpyo, tapi Dongpyo langsung menahan Suhwan dengan memegang tangan nya.

"Apa lagi??" Tanya Suhwan kesal.

"Jelaskan lagi...!!" Pinta Dongpyo.
"Gausah pura-pura ga paham." Balas Suhwan.
"Aku memang belum paham." Bohong Dongpyo. Suhwa mengangkat salah satu alis nya.

"Pembohong." Suhwan melepaskan tangan Dongpyo lalu dengan cepat berjalan keluar kantin.

"Setidak nya kamu harus punya teman untuk bercerita." Ucap Dongpyo, membuat Suhwan tidak jadi meninggalkan nya.

Perlahan Suhwan menengok ke arah Dongpyo, terlihat tatapan tulus dari mata Dongpyo. Akhir nya Suhwan pun mau berbagi cerita.

Disaat jam sarapan habis, para trainee diberi kebebasan untuk bermain keluar asrama atau tetap berlatih di asrama.

"Semua berawal ketika kami berdua tau kalau ternyata kami ini kakak-adik angkat." Suhwan mulai meng-ceritakan nya kepada Dongpyo.

"Ternyata, ayah ku...selingkuh. Jadi, sebelum nya, ayah ku adalah suami dari ibu nya Hangyul...tapi setelah itu ia selingkuh dengan ibu ku. Dan sampai sekarang Hangyul tidak bisa menerima nya karena ia beransumsi aku dan ibu ku telah merebut ayah nya." Cerita Suhwan. Dongpyo merasa kasihan.

"Lalu? Bagaiamana keadaan keluarga Hangyul-hyung sekarang??" Tanya Dongpyo.

"Orangtua mereka cerai, Hangyul tidak mau mengikuti ayah nya, padahal ia sudah di tinggalkan oleh ibu nya. Sekarang ia tinggal sendiri." Tambah Suhwan.

"Jadi ini hanya masalah dendam. Tapi kamu tetap ingin memperlakukan Hangyul hyung layak nya kakak mu sendiri kan??" Tanya Dongpyo. Suhwan hanya mengangguk karena gengsi.

"Semoga suatu hari nanti kalian bisa ber-damai. Aku yakin suatu hari nanti pasti kalian akan berhubungan layak nya kakak-adik pada umum nya." Dukung Dongpyo.

"Iya, terima kasih." Setidak nya dukungan Dongpyo mampu membangkitkan pikiran positif Suhwan.

Suhwan berjalan menuju kelas nya, ia terus terbayang mengenai perasaan nya yang ingin sekali dekat dengan kakak angkat nya.

Langkah Suhwan terhenti begitu melihat Hangyul dengan jaket serba hitam dan mengenakan masker, berjalan keluar asrama. Diam-diam ia mengikuti Hangyul.

Suhwan terus mengikuti kemana Hangyul pergi. Ternyata Hangyul memasuki sebuah bank.

Suhwan menunggu di luar bank, ia memperhatikan Hangyul dari luar.

Di dalam bank, Hangyul awal nya ikut mengantri. Suhwan pikir Hangyul berpakaian tertutup karena demi menutupi status sebagai seorang trainee.

Tapi ternyata dugaan itu salah, Hangyul mengarahkan sebuah pistol ke karyawan bank. Membuat se isi bank panik.

"Anak itu!!" Suhwan pun langsung memasuki bank begitu Hangyul menembakkan peluru nya ke langit-langit gedung.

"Berhenti atau kamu saya tahan!" Ancam seorang petugas ke-amanan kepada Hangyul.

"Diam atau bapak saya tembak!!" Balas Hangyul, membuat petugas ke-amanan itu mulai takut.

Tidak lama kemudian Suhwan datang dan langsung menendang tangan Hangyul, sampai-sampai pistol yang di pegang Hanyul terlempar.

Hangyul pun membalas Suhwan dengan tonjokkan, namun Suhwan berhasil menahan nya.

"Jangan jadi seorang kakak yang bajing*n." Tegur Suhwan yang kemudian lari sambil menarik tangan Hangyul. Mobil polisi sudah berdatangan, jadi mereka lari lewat pintu belakang.

Mereka berlari melewati gang-gang kecil, bahkan sesekali menabrak tempat sampah.

RULES X 101 | Produce X 101 trainees FF.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang