Sudah 3 hari aku menginap di rumah Kayla, dan selama itu Raffa tidak pernah menghubungi ku untuk sekedar menanyakan kabar.
Bodoh mana mungkin dia menanyakan keadaan mu Arziana.
"Na, lo gak mau pulang ?" Tanya Kayla.
Aku menengok lalu menggeleng, malas rasanya untuk pulang. Lagi pula untuk apa aku pulang ? Toh tidak ada yang menungguku.
Ku dengar Kayla menghela Nafas."Gini ya na, gue bukannya gak seneng lo tinggal di sini lebih lama, malah gue seneeng banget. Tapi apa lo gak sadar kalau yang lo kerjain disini cuma berdiam diri dan menangis?"
Tiba-tiba perasaan ku berubah menjadi kelabu, sebenarnya ada suatu hal yang mengganjal di hati ku. Tapi apa mungkin aku harus memberitahukan ini pada Kayla.
"Gue tau lo nyembunyiin sesuatu, sekarang lo cerita na!!" Tuntut Kayla.
Aku menengok ke arah kayla dan entah mengapa air mata ku menyeruak dari pelupuk mataku." Gue merasa bersalah kay .. Hiks .. Gara-gara gue Raffa jadi manusia es batu .. Hiks .. Gue merasa bersalah dan perasaan itu terus menghantui gue .. Hiks.."
Kayla menarik-ku kedalam pelukannya dan aku membalas pelukan kayla. " Ini semua bukan sepenuhnya salah lo na, Grace bukan cewek yang baik untuk Raffa dan lo juga berhak perjuangin Cinta lo."
Huaa Kayla memang sahabat terbaik ku, walaupun kadang nyebelin.
"Makasih Kay, lo emang sahabat terbaik gue." Ucapku tulus.
"Giliran Lagi melow aja baru ngakuin gue sebagai sahabat lo, kemarin-kemarin kemana aja." Cibirnya.
Aku tertawa.
"Nah Gitu dong ketawa kan jadi gak jelek-jelek amat, coba kalau nangis tuh muka udah kayak cucian belum di setrika sebulan." Cibir kayla lagi.
Ku lepas pelukan ku dengan kasar, dan menghapus air mata ku dengan kasar pula.
"Gue cantik Kay, gak jelek!!" Pekik ku sebal.
Lihat!! Dia malah tertawa.
"Hahaha .. Pftt .. Haah udah ya na, terus kapan lo balik?" Tanyanya.
Aku cemberut, lalu melipat tangan di dada." Ngusir ni?" tantaku sarkastik.
Kayla tertawa lalu menangguk polos.
Sialan.
"Fine! Gue balik." Ucapku. Dengan menghentak-hentakan kaki aku menuju kamar Kayla untuk mengambil barangku.
Ternyata Kayla mengekori ku dari belakang, aku berbalik." Kata nya gue di suruh balik, kok malah ngikutin?" Ketusku.
Kayla mengangguk."Emang tadi gue nyuruh lo balik, dan gue cuma mau nganterin lo sampe depan."
Terkadang sikap Kayla yang terlalu polos membuat ku gemas ingin menjambak mulut nyir-nyirnya.
Aku berbalik menuju kamar dan segera mengambil barangku. Lalu dengan cepat melesat keluar Apartement Kayla.
"Bye, Nana!!" Teriak kayla heboh seraya melambaikan tangan.
Aku tersenyum dan melambai balik.
--------------
Gugup.
Itulah kesan pertama setelah sampai di depan aprtement Raffa.
Saat ini aku sedang berdiri seperti orang blo'on di depan pintu Apartement Raffa.
Apa yang harus ku ucapkan ketika Raffa membuka pintu.
Bilang 'Hai' atau 'apa kabar?'
Tiba-Tiba pintu apartement terbuka. Membuat ku terlonjak kaget. Dan yang lebih membuat ku kaget adalah disana berdiri seorang pria Tampan -Walaupun tidak setampan Raffa- tinggi tegap, dan sepertinya seumuran dengan ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Marriage
RomantizmSuami Ku 'Mantan' Sahabat ku Yang gak pernah peka akan perasaan-ku - Arziana Eleanor Audrelle Dulu 'Dia' sahabat karib-ku, tapi sekarang dia adalah wanita yang paling aku benci - Raffael Adzra Khaikal WARNING!!! Ini hanya cerita gaje yang lahir dar...