Part 3 - Still Frozen

9.2K 283 1
                                    

"Serius nyet, lo tidur di sofa dan dia enak-enakan tidur di ranjang?" jerit kayla histeris.

Aku hanya menghela nafas. " ya emang begitu, mau di gimanain lagi. Emang dia benci kan sama gue ? terus buat apa dia berbaik hati sama gue ?"

"Ya tapikan, bagaimana pun dia itu cowok C-O-W-O-K harusnya dia ngalah dong, huhh ga gentle banget,--" 

Aku meninggalkan ponsel ku di meja dekat dapur dan mulai membuat sarapan. masa bodo deh dengan kayla yang sibuk ngoceh ga jelas di sebrang sana.

30 menit kemudian, makanan ku jadi dan mulai menatanya di meja makan kecil di sudut dapur. Memang setelah menikah, Raffa langsung membawaku ke apartemen mewah-nya.

Aku mulai memijat leher belakang ku karena bagian itu sedikit pegal dan nyeri akibat tidur di sofa. Memang semalam Raffa benar-benar membiarkan aku tidur di sofa.

Emang nya lo ngarep dipindahin? Jerit pikiran ku.

dan tadi pagi dengan heboh-nya kayla menelepon ku menanyakan keadaan ku apakah masih hidup atau tidak. sepertinya dia salah minum obat, sehingga dia bisa se-lebay itu dan akupun menceritakan Malam pertama-ku yang menyedihkan.

Selesai membuat sarapan dan memijat-mijat leher, aku beranjak menuju kamar untuk membersihkan diri.

Setelah membersihkan diri dan berpakaian, kulihat Raffa masih terlelap dengan posisi terlentang. Padahal ini sudah jam 07.00 AM, Apa dia tidak masuk kerja hari ini, mengingat kita tidak Vanillamoon. Jangan pada protes karena kata Honeymoon  terasa sedikit menakutkan bagiku.

So, Vanillamoon better than Honeymoon.

Kulihat Raffa Masih terlelap dengan posisi yang sama, aku jadi curiga dia itu tidur atau pingsan? okey, yang ini sudah ngelantur.

Apa aku bangunin ?

Tapi aku takut.

Fine, Bangunin. terserah deh mau gimana reaksi nya, yang penting aku sudah mencoba.

Perlahan aku mendekati ranjang, dan mulai menyentuh pundak terbukanya mengingat dia shirtless.

Aku mulai megoyangkan-nya perlahan. "Raff, kamu gak kerja ?"

Raffael masih bergeming.

Aku mulai memberanikan diri mengguncang bahu nya lebih keras. "Raffael, Kamu gak kerja. ini udah jam 07.00!"

Tiba-tiba Raffa terbangun dengan cepat, sontak membuatku mundur.

dug dug dug dug

Jantungku masih berdetak tak karuan. Apa dia tidak pusing kalau langsung bangun seperti itu.

Aku masih mematung di tempat. Dia melirik ku sekilas, sambil mendengus sebal dia mulai beranjak menuju kamar mandi.

Dug dug dug dug

Jantung ku masih setia dugeman di dalam sana. duh jantung bisakah kamu kecilkan volumenya.

"Mau sampe kapan lo berdiri di situ?" sebuah suara bariton membuyarkan lamunanku.

Lah aku disini berapa lama coba. Sampai aku tidak sadar kalau Raffa sudah keluar dari kamar mandi.

Glek.

Aku meneguk saliva ku susah payah. Bagaimana tidak ? Raffa, tepat di depan ku dengan ekspresi bingungnya. Bukan Masalah ekspresi nya, tapi dia hanya memakai handuk yang melilit di sekitar pinggang sampai menutupi lutut nya.

Bisa kulihat Dada bidang dan perut sixpactnya yang seksi.

Aku terus memperhatikan dari perut naik ke dada naik lagi ke ...

Black MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang