16

43K 6.3K 392
                                    


"Tumben banget lo malem-malem kesini."

Sudah sejak dua puluh menit yang lalu Dirga dan Tian duduk di satu meja yang sama. Dirga memang tadi berniat untuk membeli kopi di cafe milik Tian, tapi tidak sengaja juga ternyata sang pemilik cafe sedang berada di tempat itu juga.

"Kenapa lo? Berantem sama adek gue?" Tanya Tian to the point.

Dirga terlihat menghembuskan nafasnya dengan kasar kemudian menarik cangkir kopinya untuk menjadi lebih dekat.

"Oh.. paham ini mah gue. Lo ngambek sama adek gue?" Tanya Tian lagi pada Dirga.

Yang ditanya pun masih tidak bisa berbuat apa-apa selain memandang sang lawan berbicara dengan raut tidak paham.

"Tadi dia yang cerita sendiri ke gue, katanya lo ngediemin adek gue waktu pulang. Emangnya ada apa sih kalian? Udah mau nikah juga bukannya pada akur."

"Lo kenal Daniel bang?" Tanya Dirga balik.

"Daniel??"

Tian terlihat berpikir sebentar sambil menopangkan dagunya untuk berpikir mencari tahu siapa Daniel itu.

"Kalo gak salah dia temen kuliah adek gue. Gue sering ketemu dia kalo ke rumah."

Setelah itu tidak ada lagi percakapan, Tian sibuk dengan memperhatikan raut wajah Dirga sedangkan Dirga sibuk dengan melihat handphonenya yang sesekali ia putar-putar di atas meja.

"Kalo gue tebak, lo tadi ketemu Daniel? Terus cemburu?"

Tidak ada jawaban apa pun dari Dirga, dan Tian mengambil keputusan kalau tebakannya itu benar.

"Kaya anak abg lo segala cemburu diem dieman gini. Ngomong aja ke gue mau jadi gentle langsung nikahin adek gue tapi kelakuan masih kaya bocah."

Dirga kemudian menaikan pandangannya tanda tidak terima dengan apa yang barusan di ucapkan oleh calon kakak iparnya itu.

"Jangan sampe adek gue marah ngeliat kelakuan lo. Bisa-bisa abis di hajar adek gue lo nanti." Jelas Tian.

"Jeana kalem gitu juga, emangnya lo manusia bar-bar." Balas Dirga.

Tian berdecak pelan kemudian mengeluarkan handphonenya lalu menunjukan sebuah foto yang membuat Dirga membulatkan matanya saat itu juga.

"Ini seriusan Jeana bang?" Tanya Dirga tidak percaya.

Di foto itu memang memperlihatkan Jeana yang sedang berdiri memegang medali emas dan juga seragam atasan berwarna putih dengan sabuk hitam yang terlilit di sekitar pinggangnya.

"Taekwondo sabuk hitam." Jelas Tian sambil menepuk kedua pundak Dirga.

"Lo kalo ke rumah gue emangnya gak pernah merhatiin ada samsak di samping garasi? Itu punya adek gue, warnanya aja pink."

Tian kemudian tertawa cukup keras ketika mendapati Dirga dengan ekspresinya yang tidak bisa terbaca itu, kemudian Tian berinisiatif menyerahkan handphone Dirga untuk di genggam oleh sang pemilik.

"Hubungin adek gue, keburu lo di jadiin samsak tambahan."



Hari pernikahan Jeana dan Dirga sudah semakin dekat dan saat ini seluruh anggota keluarga Jeana dan Dirga sudah berada di hotel yang nantinya akan digunakan sebagai tempat acara. Tetapi sang calon pengantin pria masih berada di Jakarta karena Dirga tidak bisa mengambil cuti panjang, jadi dia hanya mengambil cuti selama empat hari.

Jeana cukup merasa bosan karena tidak ada yang ia lakukan, Ibu dan calon mertuanya melarang untuk melakukan apapun termasuk untuk mengecek semua persiapan pernikahannya.

"Hai sayang.."

Jeana langsung mengeluarkan senyuman nya ketika mendengar yang sudah sangat ia hafal selama sekitar empat bulan ini.

"Mas Dirga kapan ke Bali??" Tanya Jeana dengan nada setengah merengek.

Dirga yang mendengar hal itu pun tidak bisa menyembunyikan ekspresi gemasnya. "Lusa aku kesana. Kenapa sih, hm?"

"Bosen akuuuu. Mau check ini itu di larang sama ibu sama mama kamu juga, mau gangguin kak Tian tapi gak enak sama istrinya."

Dirga tertawa pelan. "Yaudah lusa kamu bisa gangguin aku."

"Gak mau nanti mas Dirga protes. Eh, ini mas Dirga masih di rumah sakit? Udah malem loh mas." Jeana melirik jam berukuran kecil yang berada di atas nakas di samping tempat tidurnya.

"Iya aku masih di rumah sakit, tadi sebenernya udah pulang cuma disuruh balik lagi gara-gara ada kecelakaan."

"Terus kamu nginep gitu di rumah sakit?"

"Iya malam ini mau gak mau aku tidur di rumah sakit. Udah biasa juga dari jaman coass. Kamu tidur gih udah mau jam satu."

Sebenarnya Jeana masih ingin berlama-lama untuk sekedar berbicara dengan Dirga tetapi karena melihat wajah Dirga yang sudah sangat lelah ditambah dengan matanya yang mulai berair dan sudah mengeluarkan semburat warna merah, mau tidak mau ia harus menurut untuk menyudahi sesi melepas rasa rindu diantara mereka.

"Hm, aku tidur sekarang. Mas Dirga juga langsung tidur loh, matanya udah mulai merah gitu. Jangan lupa makan terus minum vitaminnya."

Dirga kembali tersenyum. "How sweetest you are. Iya habis ini aku langsung tidur... You know how much I love you, right? Good night sayang."








"You know how much I Love you right? Good night sayang."
-Dirga-

DIRGANTARA | Kim Doyoung ✔ [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang