18

45.2K 5.7K 1.1K
                                    


Jam sudah menunjukan pukul tujuh malam sementara satu pasangan yang besok akan melangsungkan pernikahan itu masih terjebak dalam kemacetan jalan. Padahal sedari tadi kedua orang tua mereka sudah sibuk menelfon salah satu dari mereka untuk cepat pulang.

"Sampe rumah ibu pasti ngomel nih," Ucap Jeana.

Dirga hanya terkekeh pelan kemudian satu tangannya tergerak untuk menepuk pelan puncak kepala gadisnya untuk sekedar menenangkan. "Udah bilang ibu kan kalau macet?"

"Udah kok, kata ibu iya gapapa asal langsung pulang."

Dirga mengangguk paham dengan perasaan seorang ibu yang besok anaknya akan menikah tetapi sudah malam seperti ini belum ada di rumah.

Keadaan di dalam mobil kemudian menjadi hening, tidak lama kemudian sebuah lagu yang mengalun dari radio mengambil perhatian keduanya.

pernahkah kau terluka
tanpa makna dan seakan mengikuti garis yang tak jelas

pernahkah kau ragukan
adil Tuhan dan seakan merasa bahwa takdir yang salah

Tidak ada sahutan apa pun dari keduanya, mereka sama-sama menikmati alunan bait demi bait lagu. Dirga sesekali mencuri pandang pada Jeana yang berada di sebelahnya untuk memastikan apa yang sedang dilakukan oleh gadis itu.

hingga tiba saatnya
ku berhenti bertanya ruang dan waktu menjawabnya dengan haadirmu
dalam sederhana kisahku yang
bercerita tetang aku menyerupai senja yang telah lelah bersembunyi bertanya
hingga kau hadir sebagai pagi

Jeana memalingkan mukanya ke arah kanan ketika mendengar suara Dirga yang mengalun dengan lembut mengikuti nada dari lagu tersebut. Dirga yang tau kalau dirinya sedang di perhatikan itu kemudian menengok dan mendapati tatapan teduh dari seorang gadis yang sebentar lagi akan menjadi bagian dari hidupnya.

Tangan kiri Dirga terulur untuk menggenggam tangan kanan gadisnya dan menempatkan tangan itu di atas paha kirinya. Entah kenapa ia merasa kalau tangan kecil itu sangat pas ketika berada di antara tangannya.

ini bukan hanya soal cinta
ini tentang bertemunya dua manusia dengan sejuta mimpinya
saling menguatkan
layaknya senja yang mungkin mulai meredup
tapi pagi akan selalu hadir menopangnya

Dirga mengeratkan genggamannya, kemudian melemparkan senyuman teduh yang ia miliki. Dirga ingin memastikan kalau gadis itu akan aman jika hidup bersama dengan dirinya.

percayakah kau bahwa
kita ada untuk menjadi cerita atas adil Tuhan
telah tiba saatnya
ku berheti bertanya ruang dan waktu menjawabnya dengan hadirmu

Suara lembut milik Dirga kembali mengalunkan kata-kata indah yang berasal dari lagu tersebut. Jujur saja kalau Jeana baru melihat sosok Dirga yang seperti sekarang. Sangat berbeda dengan sosok Dirga yang biasa ia temui sehari-hari.

👯‍♂️👯‍♀️

Sekitar pukul empat sore waktu Bali, akad nikah sudah resmi di laksanakan. Seperti harapan dan doa semua orang kalau Dirga berhasil menyebut ijab qobul dengan lantang dan satu tarikan di hadapan sang ayah mertua dan beberapa saksi.

"Saya terima nikahnya Jeana Qalesya Hendrawan binti Rey Hendrawan dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan cincin 24 karat dibayar tunai."

Selesai acara akad, masih ada acara resepsi yang di gabung dengan acara kekeluargaan karena yang hadir memang sengaja tamu-tamu dekat dari kedua belah pihak. Dan sesuai dengan permintaan Jeana dulu kalau ia tidak suka ada pelaminan maka dari itu sekarang mereka berdua bisa bebas mendatangi satu persatu tamu.

DIRGANTARA | Kim Doyoung ✔ [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang