Ch. 28 : Beast of the Thunder dan Anak-anak?

2K 175 98
                                    

POV 1
****

BANG

"Itu Chimaera terakhir di lantai 49 Dungeon ini." Ucapku sambil meletakkan Hellfire Shotgun di pundakku.

Setelah bertarung tadi(Aku masih ingat bagaimana wajah tercengang semua orang terutama setelah mengetahui Gram bukan anjing biasa) Kami beristirahat sebentar dan berniat melanjutkan ekspedisi sendiri. Itu karena aku dan Acnologia merasakan energi Mana di lantai bawah lebih besar daripada lantai-lantai sebelumnya dan tentu saja monster-monster di sana sama bahayanya dengan Goliath. Oleh sebab itu, kami meminta anggota yang lain untuk tetap di lantai 41 termasuk Zelris, Zenith, dan Scarlet. Semua orang langsung mencegah kami namun aku tidak menghiraukannya. Jadi, akhirnya mereka menyerah dan membiarkan kami melanjutkan penaklukan sendirian. Saat ini kami sudah mencapai lantai 49 dan sedang dalam perjalanan menuju lantai terakhir tempat Boss Dungeon ini berada.

"Acnologia-san?" Tanyaku untuk memecah keheningan.

"Hm?"

"Aku bertanya-tanya kenapa kau tidak mabuk perjalanan tadi? Bukankah itu kelemahan Dragon Slayer?"

"Sebelum kami dipanggil olehmu, malaikat itu menghilangkan beberapa kelemahan yang kami miliki seperti mabuk kendaraanku."

Kak Uriel ya? Sudah lama aku tidak menghubunginya. Bagaimana kabarnya sekarang?

"Hm begitu ya. Ngomong-ngomong, Kak Esdeath-"

"Jangan anggap aku ini kakakmu!"

"Oh ayolah. Kita sekarang satu klan satu keluarga. Menyebutmu seperti itu bukannya lebih baik daripada tante."

"Terserah kau, idiot."

"Hah memangnya kelemahan Kak Esdeath dan Madara-san apa?"

"Dia tidak menghilangkan kelemahanku justru membuatku bisa menggunakan Rinnegan dan wujud Rikudou Senninku."

"Penggunaan [Makahodama]ku tidak satu kali sehari lagi namun berhasil dirubah olehnya menjadi 10 kali sehari dan aku tidak kelelahan setelah menggunakannya."

"O-oh begitu ya."

Yang satu mendapat kekuatan dewanya kembali sedangkan yang satu teknik membekukan waktunya telah ditingkatkan menjadi lebih berbahaya. Oh bagus sekali, mereka menjadi lebih mengancam daripada sebelumnya. Andai saja mereka dapat hidayah ataupun bertobat. Setidaknya aku masih religius walaupun aku sudah melihat beragam hal tidak masuk akal di kehidupan keduaku. Diriku sendiri saja tidak masuk akal juga.

Tak berselang lama kami sampai di lantai 50. Di hadapan kami sekarang terdapat pintu besar berornamen singa berwarna emas. Sudah pasti ini tempat Regulus Nemean berada.

"Mulai dari sini aku yang akan mengurus kucing besar itu. Kalian hanya akan mengawasiku nanti."

" Kau ingin mengambil kesenangan ini sendirian? Aku tidak akan membiarkannya." Ucap Esdeath sambil menyeringai ke arahku.

"Yah kalau mau ikut campur, aku terpaksa "menjetikkan jari"."

"....Cih baiklah."(Esdeath)

Untungnya aku sudah memberi tahu mereka bertiga tentang "jentikan jari" milikku. Aku ingin mengurusnya sendiri karena ini.

Re : Nemesis (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang