Langkah seorang pemuda terhenti disalah satu pintu sebuah kamar. Pintu bercat putih dengan beberapa stiker yang tertempel. Menandakan kepemilikan sang empunya. Perlahan pemuda itu memutar knop pintu itu, membukanya sedikit lalu masuk ke dalamnya.
Suasananya begitu menenangkan. Meskipun jendela tidak dibuka juga lampu yang mati, kamar itu terasa dingin dan sejuk. Mungkin karna lama ditinggal oleh sang pemilik.
Warna biru mendominasi dengan beberapa robot kecil yang tertata rapi di rak dekat tumpukan buku. Banyak buku di sana, sepertinya sang pemilik gemar membaca. Terlebih lagi komik dan buku bertemakan psikologi. Kira-kira apa cita-citanya dulu?
Iris coklat itu tertahan pada sebuah bingkai foto di atas nakas dekat ranjang tidur. Menampilkan sebuah senyum seseorang yang terlihat bahagia. Ia meraih bingkai itu, sembari duduk di sisi ranjang mengamati foto tersebut.
Rada mencetak sebuah senyuman diwajahnya. Matanya nampak berbinar menatap bingkai foto tersebut. Ada rasa bahagia bercampur sedih. Sosok itu sudah tiada. Terlepas dari segala urusan dunia dan kesakitannya. Semua tugas yang seharusnya Haru emban, sekarang menjadi tugas Rada. Membahagiakan kedua orangtuanya adalah alasan pokok dari dirinya yang masih ada di sini.
Tiga bulan tlah berlalu, Rada merasa hidupnya berubah semenjak mata Haru ada di tubuhnya. Hak yang bukan miliknya tapi sang pemilik meminta. Indira sudah mengikhlaskan semuanya. Memenuhi permintaan terakhir Haru dan lapang menerima Rada sebagai anaknya. Putranya satu-satunya. Fira sempat ingin mengambil Rada dari Indira juga Hadi, tapi ini kemauan Rada untuk tetap bersama keduanya.
"Kalau aku udah gak ada, Kakak harus jagain Mama sama Papa, ya?"
Itu ucapan Haru yang akan selalu Rada ingat dan jalankan.
"Haru," lirihnya. Masih asyik mengusap bingkai foto milik sang adik. Meski matanya berembun tapi senyum dibibirnya masih tercetak. Senyum sendu milik Rada.
"Ternyata kamu tumbuh dengan baik."
"Kakak gak nyangka punya adek setampan kamu."
"Pantes aja Mama sayang banget sama kamu, masih kayak bayi sih lucunya."
"Dulu suara kamu itu idola Kakak asal kamu tau."
"Tapi sekarang senyuman kamu jadi candu buat Kakak."
Setelah puas bermonolog sendiri, Rada beralih meletakkan bingkai foto itu di atas nakas. Melangkahkan kakinya menuju ke tempat meja belajar Haru. Tumpukan beberapa buku dan komik menarik perhatiannya. Tangannya menyisir satu persatu tumpukan buku itu. Hingga satu buku tak berjudul menarik perhatiannya.
Nampaknya bukan buku komik ataupun novel. Melainkan buku diary. Penasaran, Rada membukanya. Membaca satu persatu lembaran buku itu. Semua isinya ialah keseharian Haru yang memang sengaja ia tulis untuk Rada.
"Kalo Kak Rada kangen sama Haru. Kakak cukup bercermin. Tatap lekat lekat kedua netra kakak. Nanti pasti ada aku,"
Tulis Haru disalah satu lembar belakang diarynya.
----------------------
"Rada, ayo buruan, Nak," titah seorang perempuan paruh baya tidak sabaran.
"Mama nih dari dulu gak sabaran banget deh," gerutu Hadi yang sudah terduduk dibangku panjang itu bersama sang istri, Indira.
"Iya nih Mama. Orang masih ngebenerin posisi kamera juga," sahut Rada yang tengah fokus mengatur kamera yang tepat menghadap ke arah tempat duduk mereka.
"Siap-siap, ya?" intruksi Rada. Pemuda itu kemudian dengan buru-buru menghampiri Indira dan Hadi. Duduk ditengah bangku yang sengaja Indira dan juga Hadi kosongkan untuk Rada. Ketiganya tersenyum manis menatap kamera.
1
2
3
CEKREKK...
Inilah kehidupan baru Rada. Meski bukan orang tua kandung tapi Rada menyanyangi mereka. Sama seperti sayangnya kepada Haru.
Haru ... Terima kasih atas segalanya. Kamu memang luar biasa. Mau merelakan hidup kamu buat Kakak. Kakak sayang kamu. Dan sampai kapanpun bakalan tetap sama. Dan kamu tenang aja, Mama sama Papa bakalan Kakak jagain. Salam buat alloh di sana :)
Rada to Haru ❤
END
Yeeee. Akhirnya ending juga. Makasih buat semuanya. Maafkan aku buat endingnya yang huambar pasti. Maaf maaf maaf. Dan hayuk kita pindah lapak :) aku udah bikin work baru buat gantinya wp ini. Judulnya msih aku pikirin. Pokonya.......
Masih sama kok gais ceritanya. Dan nanti kalo ada notif cerita baru dari gue yaaaaa boleh lah mampir hehhehee And seee youuuuuu 💓💓💓💓Ssstttt dan maaf endingnya dikit 😇😇
KAMU SEDANG MEMBACA
Description (Tamat)
Teen FictionGelap menjadi kawannya sejak kecil. Semua orang mengucilkannya seperti seekor kucing yang sudah tak lagi diharapkan. Namun, dimataku dia istimewa. Dalam sejarah hidup, dia satu-satunya manusia yang paling membenci hari besarnya, yakni hari ulang ta...