-
-
-6 tahun yang lalu.
Seorang wanita muda bersimpuh tepat di hadapan sosok anak kecil. Menggenggam jari-jari mungilnya sembari menangis sesegukan. Lelehan airmata melukis aliran sungai kecil pada pipi putih wanita tersebut. Membuat hati si kecil yang ditatapnya berdesir, sampai akhirnya ikut menangis juga.
"Rada jaga diri baik-baik ya di sana. Jangan nakal. Nurut apa kata Mama sama Papa. Pokoknya Rada harus jadi anak baik. Dan yang paling penting jangan lupain Bunda, ya, Sayang?"
Si kecil hanya mengangguk sekali. Dalam hati ia menolak keras semua takdirnya. Ia belum siap dengan perpisahan. Terlebih lagi harus meninggalkan wanita yang menangis di hadapannya saat ini. Tapi wanita itu bilang setelah ini hidupnya akan bahagia. Jadi Rada tidak perlu khawatir.
"Bunda jaga diri baik-baik juga. Nanti Rada janji main-main ke sini. Rada sayang, Bunda," ucap si kecil. Tubuh mungilnya memeluk Harum, wanita yang sudah ia anggap seperti ibu kandungnya sendiri.
Setelah berpamitan dengan semua penghuni panti, Rada bergegas mengikuti langkah orangtua barunya. Sepasang suami-istri dari kaum konglomerat yang sangat baik dan mau mengangkatnya menjadi bagian dari keluarga mereka.
"Sekarang Rada gak perlu sedih lagi, ya? Pokoknya nanti sampek rumah Rada harus jadi anak baik. Gak boleh cengeng dan harus sopan sama Oma juga Opa. Mengerti?"
Si kecil mengerutkan dahinya bingung. "Di rumah ada Nenek sama Kakek juga?" Tanyanya polos.
Indira menggangguk antusias. Sebelah tangannya tak lelah mengusap rambut putranya itu. "Panggil Oma sama Opa. Rada mengerti?"
Rada umur 6 tahun mengangguk lucu. Memperhatikan lengkung senyum yang berhias di wajah wanita yang resmi menjadi ibunya sekarang. Disambut juga dengan senyum tulus dari pria yang ada di balik kursi mengemudi.
"Rada pinter," puji Hadi pada si kecil, Rada.
Waktu berlalu begitu saja. Satu tahun yang Indira dan Hadi harapkan nyatanya belum bisa terwujud. Namun, mereka tidak putus asa. Kemungkinannya memang sangat kecil. Tapi Indira dan Hadi tidak akan pernah lelah menunggu keajaiban itu datang.
Hidup Rada berlimpahkan kasih sayang. Bukan hanya itu, kemegahan dan kemewahan pun senantiasa memanjakannya. Apapun yang ia inginkan semuanya terkabul hanya dengan satu jentikan jari saja. Terkadang membuat Rada lupa kalau mainannya sudah terlalu banyak, sampai-sampai kamarnya sudah tidak muat lagi untuk menampung semua robot mainannya.
Tapi takdir memang rahasia tuhan. 2 tahun menyandang gelar sebagai anak bangsawan yang sangat dimanja nyatanya tidak bertahan lama. Perlahan semua orang di sekitarnya menjauh. Mulai dari Indira yang tak acuh lagi padanya. Rada pikir ia nakal. Rada salah dan Mama marah padanya. Karena itulah Mama mengabaikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Description (Tamat)
Teen FictionGelap menjadi kawannya sejak kecil. Semua orang mengucilkannya seperti seekor kucing yang sudah tak lagi diharapkan. Namun, dimataku dia istimewa. Dalam sejarah hidup, dia satu-satunya manusia yang paling membenci hari besarnya, yakni hari ulang ta...