1//
Kau datang dengan luka yang bersimbah. Aku menolongmu susah payah.2//
Seusai sembuh, kau menawarkan rengkuh.3//
Aku yang sedang luruh kemudian luluh.4//
Semuanya baik-baik saja. Sampai Sang Puanmu terdahulu datang.5//
Segala yang terasa manis berubah drastis. Kau berbeda. Hubungan yang kita bangun terarah, kau hancurkan dengan amarah.6//
Acap kali kau bandingkan aku dengannya. Kau memilih mendua dan akhirnya kau putuskan aku juga.7//
Kau pindah, tak lagi singgah.8//
Aku kebingungan, mencari bala bantuan—sebab aku sendiri yang merasa kehilangan.9//
Disana kau dan Puanmu yang baru merayakan temu penuh rindu. Terlihat mesra serta bahagia.10//
Bodoh, seharusnya aku tahu. Kisah ini pasti berujung pilu. Karena dihatimu, bukan aku yang kau perlu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Patahan Aksara
PoetryBiarlah aksara berbicara untuk saat ini sebab aku tak pandai berbicara di hadapanmu. Kini aku menuliskanmu di setiap kataku. Menuliskanmu bagai tak berujung dalam aksaraku. Aksara ini patah, mungkin juga hatiku ikut terbawa patah. Tapi tak apa asal...