Tarik kembali selimutmu. Di luar hujan, jangan kemana-mana terlebih dahulu.Tetaplah di ranjang empukmu. Aku akan membuatkan teh hangat sekaligus dekapan erat sebagai penghilang penat.
Baringkan tubuhmu. Ceritakan apa saja yang ada dikepala. Perihal mendengarkan, apalagi membahas masa depan atau angan-angan, aku tidak keberatan.
Pejamkan matamu. Jangan mengintip, aku ingin mendaratkan kecup di keningmu. Barangkali hal itu bisa menghilangkan segala cemas. Tak perlu kau balas, cukup kau terima dengan ikhlas.
Senderkan kepalamu pada bahuku. Mungkin kau dapat sedikit nyaman serta aman. Biar runtuh berbagai kekhawatiran agar kau tak lagi merasa sendirian.
Serahkan hatimu kepadaku. Aku tak ingin berjanji apa-apa. Denganku, seluruh lukamu akan tergantikan segera. Denganku, bahagiamu akan kekal bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Patahan Aksara
PoetryBiarlah aksara berbicara untuk saat ini sebab aku tak pandai berbicara di hadapanmu. Kini aku menuliskanmu di setiap kataku. Menuliskanmu bagai tak berujung dalam aksaraku. Aksara ini patah, mungkin juga hatiku ikut terbawa patah. Tapi tak apa asal...