❣7❣

1K 70 0
                                    

Mark merasa sangat marah, entah kenapa dirinya masih belum puas setelah menikmati wanita itu dua kali. Wanita yang bahkan belum dia ketahui namanya.

Dia rasa jika wanita itu sudah menjerit dan berteriak nikmat memanggil namanya bahkan memohon padanya maka dirinya pasti akan langsung merasa sangat puas dan akan menjadi bosan dengan wanita itu.

Dia memilih memberikan apa yang wanita itu inginkan, walau pun dirinya sangat tidak suka diancam tapi dia akan menghukum wanita itu nanti. Saat ini yang terpenting baginya adalah mulai sekarang wanita itu akan menuruti keinginannya dan melayaninya kapan pun dia ingin bercinta dengannya.

"Aku akan datang kembali nanti malam dan pakaianmu ada di lemari," ujar Mark sambil meletakkan kunci di meja yang ada di dekatnya.

"Jangan coba-coba mengingkari perjanjian kita atau kamu tahu akibatnya," sambung Mark kembali dengan nada dingin dan keluar dari kamar Alisa sambil membawa pergi pisau yang berada di tangannya.

Setelah ditinggalkan Mark, ia pergi ke kamar mandi dan membasuh luka bekas tusukannya tadi. Ia meringis saat air menyentuh lukanya dan rasa perih dirasakannya.

Ia keluar dari kamar mandi saat sudah selesai, menuju lemari yang Mark maksud dan membukanya dengan kunci yang Mark berikan padanya. Ia kemudian memakai pakaian yang sudah disediakan di dalam lemari itu.

Saat selesai ia berbaring di ranjang dan memikirkan semuanya. Dirinya begitu merindukan Alderick dan Nora. Ia yakin andai mereka tahu apa yang terjadi padanya maka mereka pasti akan langsung datang menolongnya tapi ia merasa begitu malu karena keluarganya tega melakukan hal ini padanya, jadi ia memutuskan tidak akan menyusahkan Alderick dan Nora juga sepupunya Nic dengan masalahnya.

Ia memutuskan akan melunasi hutang itu dan dia akan memulai hidup baru setelah itu. Untuk apa meratapi keperawanannya karena itu hanya simbol saja. Jika memang calon suaminya mencintainya setulus hati seperti sepupunya Nic yang mencintai istrinya maka Alisa yakin suaminya nanti juga tidak akan keberatan jika ia sudah tidak perawan lagi.

Akhirnya ia merasa lega dan bisa mengikhlaskan semuanya walau pun tidak perbuatan keluarganya. Ia tidak akan pernah memaafkan mereka lagi karena membuatnya harus menjadi wanita jalang seperti ini. Ia sedikit bergidik saat memikirkan jika dia harus pasrah saja saat Mark bercinta dan menyentuhnya nanti.

Aku hanya harus diam seperti patung saja dan menahan semua rasa ketidak nyamanan itu, pikir Alisa saat rasa kantuk menghampirinya.

Saat baru akan tertidur, Alisa mendengar suara seseorang memanggil dan menyentuhnya.

"Nona, apa Anda baik-baik saja?"

Perlahan Alisa membuka matanya dan menemukan Dila sudah ada di sana.
"Apa maumu?" tanya Alisa.

"Tuan memintaku mengobati luka Anda."

"Aku tidak butuh, pergilah."

"Aku juga membawakan makan siang Anda."

"Letakkan saja di meja," timpal Alisa.
Kemudian Alisa turun dan duduk di kursi dan mulai makan. Dengan setia Dila masih menungguinya.

"Apa kamu sudah makan?"

"Sudah, Nona."

"Temani aku makan."

"Tapi aku sudah makan, Nona."
Alisa menatap tajam Dila karena dia tahu gadis itu berbohong padanya.

"Baiklah," ucap Dila pelan menuruti keinginan Alisa.

"Maaf jika aku terkesan memaksamu tapi aku tahu rasanya merasa lapar tapi tidak ada makanan, jadi jika bisa aku tidak ingin orang lain merasakan apa yang aku rasakan. Jadi jangan berbohong jika kamu memang belum makan."

Sold To You (Wayne Family, #2) by Yessy Lie (TERSEDIA VERSI CETAK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang