sisi lain

72 8 2
                                    

     Usai mandi aku berjalan keluar kamar.Rumah yang cukup besar dengan hunian tiga orang saja.Sebenarnya Haikal kerja apa,umurnya berapa,sampai bisa semapan ini.High class juga ternyata dia.Berbagai pertanyaan masih terambang di otakku.Ku rebahkan badanku di sofa ruang tamu,bak ratu disinggasananya,ini aku yang gak pernah lihat sofa seelegan ini apa emang akunya yang katro.Sekilas lamarannya kembali tergiang,sungguh aku belum paham betul Haikal dengan sejuta dinginnya.Modal tampang memang dingin,lebih terkesan diam dan bicara seperlunya.Sorot matanya yang tajam sempat membuatku bergidik ngeri.Sayangnya aku belum bisa memporsikan hatiku dengan tepat.
      Masyaallah,lagi lagi over memikirkan masalah rasa,Mala sempat mengingatkan perihal kumpul bersama kawan kawan organisasi di panti asuhan.Janji kumpulnya tepat jam 7 malam.Ku tatap jam dinding,sudah jam 9 malam,terlewat dua jam juga tak mungkin aku kesana saat ini,tak memungkinkan.Sekedar mengabarkan setidaknya lumayan membantu.
      "Lho hp gua dimana ya?Nasib motor gua ama barang barang gua dimotor gimana?"Aku baru sadar bahwa sedari tadi aku tak melihat hpku.Lalu motorku,ah mungkin Haikal sudah menyelamatkannya.Husnudzon saja,kendati hilang persenannya juga kecil.Yang jadi masalah malam ini nasibku bagaimana,umi abi sudah tahu kondisiku saat ini apa belum.Sungguh malam yang penuh teka teki.
     "Sudah sadar?"Lamunanku buyar saat suara barinton itu tertangkap telingaku.Aku seketika mendekatkan kakiku ke lantai berjalan mendekatinya yang tengah mengunci pintu.
      "Maaf mau tanyaa,gimana ceritanya aku bisa kesini,hp ku mana,motorku gimana,apa umi dan abi tahuu aku disini?"Cerocosku tanpa rem,Haikal pun memilih duduk di sofa untuk menjawab hujanan pertanyaanku barusan.Rasanya lidahku hampir keseleo memposisikan kata gua elu menjadi aku dan kamu.Sebab Haikal selalu menggunakan kata saya dalam berbicara.
       "Oke saya jawab satu satu.Karna kamu pingsan masa saya tinggal sendiri bisa mati sia sia kamu,masalah hp masih saya bawa,motornya sudah saya serahkan sama teman saya,orang rumah sudah saya kabari,untuk malam ini kamu tidur disini saya sudah izin,lagian tidak memungkinkan saya antar kamu malam ini kondisi belum stabil.Jelas kan?"
     Aku mengangguk tanda mengerti.
      "Hmmbt''
      " Panggil mas saja" Ia seolah olah tahu bahwa aku kesulitan memanggilnya
       "Kan belum menikah,kenapa harus panggil mas?"
        "Harus nunggu nikah dulu?Lagian yang saya tunggu itu jawaban lamaran kamu,besok pertemuan"Jelasnya sembari meninggalkanku.
         "Tapi "
         "Gak usah khawatir ada bik Ning disini jadi gak berdua"
         Masyaallah kenapa dia tahu isi pikiranku.Apa dia keturunan peramal sampai ia tahuu apa yang terbetik dalam pikiran ini.

.........
      Haikal merebahkan badannya  di kasur melepas penat setelah pertemuan bersama Ilham.Ternyata cafe warisan dari ayahnya kekurangan pekerja,mereka baru saja membahas perkara penaikan omset dengan memikat hati pelanggan.Haikal dan Ilham sudah dua tahun merintis cafe itu.
      "Aqila,ah kenapa saya jadi kepikiran dia.Padahal sampai saat ini saya masih heran kenapa bisa seyakin ini menjadikan dia sebagai istri saya.Gadis yang terlalu sering galau.Apa dia punya masa lalu sehingga seterpuruk itu.Ah buat apaa mikirin dia,toh sejak kapan saya peduli sama dia..Ingat Haikal pernikahan ini sebagai syarat percayanya mama untuk menyerahkan cafe milik Aldi"

...........

Guys mohon vote sama coment apaa ajaa saya terimaa..demi perbaikan,maaf kalau acak acak pemulaa..

Al Ja'far Dan Ja'fariyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang