sebuah keputusan

74 8 3
                                    

      Ada resiko yang hadir untuk menguji sebuah kesiapan hati,kala ia berani memutuskan,selangkah menumbuhkan keberanian

Veyrashaqila Salsabila

    Keputusanku bulat,lamaran Haikal sudah keterima.Suport abi juga besar untuk menerimanya sebagai anggota baru.Rencana pernikahannya akan diselenggarakan 2 minggu lagi.Tak lain ini diputuskan karena sebentar lagi aku akan menghadapi test sidang skiripsi,alih alih buat teman saat pusing melanda kata abi,ada ada saja.Perkara Kazan,sudahlah ,mungkin aku harus mengikhlaskannya.Biarlah kenangan masa kecil itu jadi cerita antara aku dan dia.Walau begitu hatiku masih terasa ganjal,tamparan tiba tiba yang ia aksikan tempo hari,masih membekaskan luka.Perpisahan kami bukan good bye yang terucap indah dan fine fine saja,ada perseteruan,sebelum akhirnya aku benar benar tak pernah melihatnya lagi.
     "San,lu sekelas ma Kazan kan?Kira kira dia kemana ya,kok udah hampir dua hari ini gua gak lihat dia."Tanyaku pada Sania sembari memposisikan duduk disampingnya.
      "Mana gua tau,lagian apa pedulinya sih lu sama dia sekarang.Urusin aja pernikahan lu sama pembisnis itu."Ujarnya tanpa menatapku sedikitpun.
      "Ya gua pengen tahu aja,gua merasa bersalah."
      "Bagus dong.Lu emang gak tau diri Aqila jelas jelas dia sahabat lu mau perjuangin lu.Eh lu malah main nikah aja ama orang lain.Lo paham makna setia gak sih?.Kesel lama lama gua. ama lo."Tatapannya tajam kearahku,aku serasa ingin terkekang oleh kesalahanku sendiri.
      "Sania gua kayak gini bukan tanpa alasan..keputusan gua udah bulat apapun resikonya gua terima"
     "Masa bodo gua gak ngurus."Jawabnya sembari berpaling meninggalkanku.
       Sania,dia memang akrab dengan Kazan,entah karena apa.Oleh karena itu ia begitu kecewa saat tahu keputusanku menikah dengan Haikal.Sebegitu sulitnya jalanku.Bukan bukan itu yang aku sesali,aku hanya menyesal menempatkan cinta pada bukan yang selayaknya,andai,tak baik berandai andai ini sudah jalannya bismillah.

.

........

       "Lu tadi nanya Kazankan,dia udah keluar,dan lo gak bakal ketemu dia.Urusin aja pernikahan lo,gak usah nyariin Kazan dasar gak tau diri,"Hardiknya padaku sebelum akhirnya gadis berambut panjang yang digerai itu hilang tepat di tikungan.
    
      Keluar,sebodoh itu Kazan mengambil keputusan sampai mengorbankan skiripsinya yang sebentar lagi.Kenapa keputusanku menerima lamaran Haikal jadi serba salah.Lagi pula segala yang terjadi berkaitan dengan takdir.Allah hanya ingin melihat kita kuat bertahan dengan segala resiko yang terjadi.Dalam hidup ada berbagai macam pilihannya,saat seorang manusia memilih jalannya sendiri tak lain ia siap dengan rintangan yang ada.Ada yang berbeda dari memutuskan berdasarkan nafsu dan hati kecil.Realitanya Haikal yang kupilih berdasarkan hati kecil.Bukannya aku meragukan Kazan teman kecilku,hanya saja aku dan dia tak seharusnya menempatkan harapan dan cinta dalam hubungan.Salahkah?Tidak karena semua ini fitrah yang Allah hadirkan untuk setiap manusia,yang salah saat ia tak bisa mengolah cintanya dengan benar sehingga merambat pada obsesi yang over.Semoga Kazan paham dan mau toleran sama keputusanku.Bukannya aku jahat meninggalkannya tapi aku hanya ingin mencari laki laki yang serius.

       Sudah beberapa kali Kazan memberikan banyak harapan padaku.Entahlah sudah dua tahun ini ia berubah bukan seperti Kazan yag kukenal.Ini alasan aku menjauhinya karna takut terlalu larut.
      
       Lelah juga otakku memikirkan hal ini.Hari ini Lea tak masuk,seharusnya aku fokus mempersiapkan sidang,pernikahan serta event bagi anak yatim seminggu setelah pernikahanku.Aku egois ya sangat egois,please demi kebaikan.Hampir lupa hari ini aku ada kumpul dengan Mala dan teman teman di panti jam 16.00 nanti.Kulirik jam tanganku sudah jam 13.00 segera kuambil motor meticku untuk segera pulang,syukurlah hari ini tak ada jam tambahan.

      "Naik!!"Seru seseorang dari balik kaca mobilnya yang dibuka setengah.

       "Hah,motornya"

        "Gampang nanti saya serahkan asisten saya,kita harus feeting baju hari ini."Jelasnya

      "I..iya" Jawabku sembari membuka pintu belakang.

      "Kenapa di belakang?"Tanyanya heran.

     "Harus di depan ya?"Aku malah balik bertanya.

      "Terserahlah"Nampaknya ia sudah kesal dengan pertanyaan tak bermutu ku.Kuputuskan untuk duduk di depan.

        Mobil mulai melaju meninggalkan area kampus.Tak ada obrolan hening.Ia tengah fokus dengan kemudinya.Dingin,rasaanya aku tengah masuk ke dalam lemari es.
      
       "Mas kenapa gak ajak orang biar gak berdua gini?"Tanyaku memulai pembicaraan.

       "Harus ya.Lagian khawatir banget."

        "Ya ,setidaknya menghindari fitnah".Jawabku seadanya.

        "Saya gak bakal ngapa ngapain kamu.Lagian semua pada sibuk.Saya suruh kamu ke butik juga gak bakal paham jalannya,"Jelasanya,saat ini matanya memandangku.Ah jangan buat aku menyukainya sekarang.

         "Udah makan?"
         
          Aku menggeleng kepalaku."Makan dulu baru feeting."Aku terima saja tawarannya,lumayankan.Meskipun canggung.

        Acara feeting hari ini berjalan lancar.Memakan waktu lama hingga jam 17.00.Harus memilih baju yang cocok untuk.Ternyata selera Haikal tinggi juga..
      
     "Langsung pulang?"

      "Iyalah"

       "Saya kira kamu bakal ketagihan di rumah saya"
   
       Aku hanya tersenyum simpul.Belum waktunya mas...

..........

Penasaran ama kelanjutannya ...ayo vote dan coment yaa...bakal lebih seru konfliknyaaa..

Maaaff banyak typo
       

Al Ja'far Dan Ja'fariyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang