kuy? kuy

324 56 0
                                    

"Woy sinting, lo mau bunuh gue ya-hah Daniel?"

Seongwoo terkejut begitu juga Daniel.

Pasalnya, Seongwoo baru aja teriak kencang di depan kelas yang lagi ramai-ramainya sampai sekelilingnya hening.

Keuntungannya, meja jadi stabil saat keduanya diam. Seongwoo gunakan kesempatan kabur dengan melompat turun, giliran Daniel yang tak seimbang dan merelakan tubuh bagian kanannya sempat menghantam papan tulis.

"Kamu tuh gak bakal bisa masangnya," Daniel ikut menepuk nepuk seragam seperti yang dilakukan Seongwoo. Jatuh yang tadi bukan apa apa baginya, apalagi bagi Seongwoo yang badannya cuma nyentuh berapa senti sama lantai.

Ngomong-ngomong, Daniel bukan aku-kamu user.

"Bisa kok, tuh," Seongwoo menunjuk sederet gorden yang sempat ia sangkutkan sebelum lompat heroiknya. "Buktinya. Gapercaya banget."

Sebenernya, Seongwoo agak ngerasa was-was setelah dengar aku-kamunya Daniel tapi karena dia tau dia tidak melakukan kesalahan apapun, dia menganggap itu hal biasa seperti Daniel memaklumi aku-kamu Seongwoo di awal pertemuan mereka.

"Kamu kan gak setinggi itu," Daniel jadi gemas sendiri. "Kamu dikerjain atau gaada yang mau bantuin?"

"Ada kok," Minhyun, yang entah sejak kapan ada di kelas Seongwoo, maju ke depan kelas dengan kedua tangan terlipat di depan dada. "Dia aja yang ngeyel, gue sampe diseret-seret Yuha buat minta bala bantuan. Marahin aja tuh, niel."

Daniel menoleh dan melihat seseorang di sebelah Minhyun, yang seingatnya bernama Jonghyun hanya bisa tersenyum lima jari dengan tangannya yang membawa kotak P3K.

Daniel mengalihkan pandangannya dan melihat Seongwoo sudah berpindah tempat, memberi semangat pada pekerja bangunan sekolah sebelah dan memesan makanan limited edition pada ibu kantin yang bau masakannya mulai tercium lewat jendela belakang kelas yang terhubung langsung bisa melihat kantin.

"Oi, Ong."

"Oke, bu. Saya pasti bakal dikasih bonus -ya?" Seongwoo menoleh lalu mengulas senyum lebar, lagi-lagi kebiasaannya pada siapapun yang memanggilnya meskipun di dalam hatinya dia sudah berapi-api ingin memaki Daniel saja. "Mau ngomong apaan? Urusan perut gak bisa dicegah nih."

Sejak kapan juga Seongwoo suka jajan di kantin?

"Bu, tambah satu porsi dong buat saya. Samain aja kayak si medan."

"Woi, rasis lo????" Seongwoo hampir mau meledek Daniel lagi dan bertingkah seperti tidak ada masalah namun tidak jadi karena Daniel mendudukkan dirinya di atas meja depan Seongwoo jadi mau tak mau mereka seperti harus duduk berhadapan.

Ea ea ea, nih pasti dia ngerasa ada yang gak beres

Pasti dah pasti, taruhan yok sama gue

Daniel menggaruk garuk telinganya. "Lainkali minta bantuan aja kalo ada kaya ginian lagi."

Seongwoo membulatkan matanya. "Jangan nyusahin diri sendiri elah."

Gue perlu palu keknya

"Lo gak ngerasa abis ngelakuin apa?" Tanya Seongwoon tak tahan untuk tidak menunjukkan kekesalannya.

Daniel tergagap. Dia tau salahnya dimana tapi bukannya laki-laki memang begitu? Berantem sebentar, tonjok dikit, masalah selesai. Daniel menganggap ajakkan pulang bareng yang Seongwoo tolak adalah pengganti kata 'tonjok' yaitu ngambek sekali waktu. Bukan dua kali kayak gini.

"Terus...kenapa?"

Seongwoo terperangah kira-kira kurang dari 30 detik sebelum memasang wajah lempeng dan teriak lagi ke arah kantin.

daniel?! - ongnielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang